Universitas Airlangga Official Website

Bioakumulasi Logam Berat Pb dan Hg dalam Cangkang Hijau di Perairan Pasuruan Berdasarkan Musim yang Berbeda

Foto by Darilaut.id

Kerang hijau Perna viridis merupakan komoditas perikanan di perairan Cirebon yang sangat digemari oleh masyarakat. Selain kandungan gizinya yang tinggi, harganya pun lebih murah dibanding ikan, udang atau kepiting. Namun demikian kerang hijau juga merupakan komoditi perikanan yang dapat mengakumulasi logam berat dalam jumlah yang tinggi karena merupakan jenis biota laut yang bersifat filter feeder (Cordova et al., 2011). Kadar Logam berat pada kerang hijau dapat menjadi berbahaya disebabkan oleh proses bioakumulasi.

Logam berat merupakan zat yang berbahaya dan beracun jika jumlahnya melebihi ambang batas. Logam berat seperti merkuri (Hg), timbal (Pb) dan kadmium (Cd) adalah logam non essensial bagi tubuh, karena bersifat toksik dalam jumlah sedikit (Tu¨rkmen et al. 2008). Tingginya kandungan logam berat pada komoditi perikanan disebabkan oleh lingkungan perairan yang telah tercemar oeh limbah. Logam berat akan terdistribusi di berbagai komponen ekosistem laut dan kemudian terakumulasi oleh organisme dari sumber alam (Marsden and Rainbow 2004). Menurut Khaisar (2006) konsentrasi logam berat yang kecil akan menjadi besar (terakumulasi) pada biota trofik level rendah yang lebih tinggi, terkait dengan sistem rantai makanan. Banyak penelitian telah dilakukan pada akumulasi logam pada berbagai spesies seperti Sparus aurata, Dicentrarchus labrax and Mugil cephalus (Dural et al., 2007), kerang hijau P. viridis (Cordova et al., 2011, Yaqin et al. 2015), dan European catfish Silurus glanis (Squadrone et al., 2013), Nila tilapia (Younis et al., 2015), dan kerang kapak-kapak (Riani et al., 2017).

Bioakumulasi berarti peningkatan konsentrasi unsur kimia tersebut dalam tubuh makhluk hidup sesuai piramida makanan (Hananingtyas, 2017). Logam berat dapat terakumulasi melalui rantai makanan, semakin tinggi tingkatan rantai makanan yang ditempati oleh suatu organisme, akumulasi logam berat di dalam tubuhnya juga semakin bertambah (Hananingtyas, 2017). Akumulasi logam berat pada biota perairan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya adalah ukuran, stadium perkembangan dan kadar garam pada toksisitas logam berat terhadap organisme laut dan muara (Grossel et al. 2007).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode transek. Pengambilan sampel menggunakan metode eksploratif dengan pengamatan secara langsung di lapangan yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi objek penelitian pencemaran perairan dari logam berat Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

Pengambilan sampel berupa air laut, sedimen, dan kerang hijau (Perna viridis). Sampel air, sedimen dan kerang hijau diambil dari tempat budidaya kerang hijau perairan bondet Cirebon yaitu sekitar 2 km dari garis pantai. Sampel diambil pada musim hujan dibulan Februari pada usia panen yaitu usia 6 bulan pemeliharaan. Sampel air laut, sedimen, dan kerang hijau diambil sebanyak 3 kali ulangan. Sampel air laut diambil pada lapisan permukaan (30 cm di bawah permukaan laut) dan dimasukkan ke dalam botol kaca (volume ±100 ml). Sampel sedimen diambil dari dasar perairan tepat di bawah bagan tancap tempat budidaya kerang hijau. Sampel kerang diambil sebanyak 5 ekor pada setiap ulangan. Setelah itu sampel air, sedimen dan kerang hijau dimasukkan ke dalam cool box selama transportasi ke laboratorium.

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan program komputer SPSS 17.

Penulis: Wahyu Isroni, S.Pi., MP.

Link : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1036/1/012097