UNAIR NEWS – Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerjasama dengan Sahabat Muslim menggelar diskusi bertajuk Kemandirian dan Kedaulatan Kesehatan. Diskusi ini mengundang beberapa narasumber yang memberikan wawasan baru seputar menjaga kesehatan dan menyisipkan nilai-nilai islam. Kegiatan berlangsung pada Jumat (10/01/2025).
Makna Kedaulatan Kesehatan
Guru Besar UNAIR, Prof Djoko Santoso dr PhD Sp PD K GH FINASIM menjadi salah satu narasumber pada acara ini. Ia menyampaikan pentingnya kesadaran dan pemahaman berpikir tiap individu dalam menjalani hidup untuk mencap[ai kedaulatan kesehatan.
“Pertama kita harus sadar bahwa memahami terkait kata ada dan tidak ada dari beberapa hal terkait kesehatan. Ketika mengakui ada maka hidup harus mempunyai tujuan, sehingga hidup dapat memberi penuh kemanfaatan dan kontribusi. Hal tersebut dapat menciptakan Rahmatan lil alamin agar mendapat berkah di tengah dunia super dinamis,” jelasnya
Prof Djoko juga menambahkan bahwa manusia harus sabar dalam menghadapi segala hal. penting untuk bersikap fleksibel sehingga manusia dapat memaknai arti ketahanan. Prof Djoko menyampaikan beberapa kategori terkait ketahanan kesehatan.
“Sebagai warga negara Indonesia yang berdaulat, kita harus tetap menjaga lima hal dalam ketahanan kesehatan yang terdiri dari fisik, mental, intelektual, spiritual, dan sosial. Pentingnya menjaga hal tersebut karena kita terus menghadapi tantangan zaman yang sungguh multi mosaic effect,” imbuhnya.
Ketua BPBRIN UNAIR, Prof Dr Muhammad Nafik Hadi Ryandono SE Msi juga memberikan materi dari sisi ekonomi. Ia memaparkan terkait mandiri secara fisik maupun non fisik. Kedaulatan berarti memiliki independensi tanpa intervensi kepentingan yang merugikan. Beliau menjelaskan bahwa pemimpin harus berdaulat dalam kesehatan serta memiliki jiwa yang sehat dalam mengambil kebijakan.
“Kita harus berpikir secara rohani dan jasmani dengan cara sehat. Kemandirian dan kedaulatan perlu diperhatikan mengingat negara masih banyak mengimpor dan sedikit memproduksi. Jika kita mandiri dalam hal kesehatan insyaallah akan memenuhi kebutuhan sendiri dari sisi ekonomi,” jelasnya.
Terakhir Prof Nafik juga menyampaikan bahwa BPBRIN UNAIR memiliki berbagai produk kesehatan, seperti pasta gigi dengan bahan baku habbatussauda. Produk tersebut akan diekspor hingga ke Timur Tengah. Hal tersebut turut menjadi bukti kemandirian UNAIR dalam kesehatan di lingkungan kampus.
Penulis: Ersa Awwalul Hidayah
Editor: Edwin Fatahuddin