Universitas Airlangga Official Website

Budaya Jawa dalam Perawatan Pasien Hemodialisis Penyakit Ginjal

penyakit ginjal
Illustrasi ginjal (sumber: Klikdokter)

Gagal ginjal stadium akhir ditandai dengan hilangnya kemampuan kedua ginjal untuk melakukan fungsi-fungsi penting seperti menyaring limbah dan mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Gagal ginjal stadium akhir menunjukkan kerusakan pada ginjal sudah mencapai tingkat yang tidak dapat diperbaiki. Dalam kondisi ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal seperti peritoneal dialisis, transplantasi ginjal atau cuci darah/hemodialsis. Penderita gagal ginjal harus memilih salah satu terapi pengganti untuk mempertahakan keberlangsungan hidupnya.

Hemodialisis adalah proses di mana darah pasien disaring melalui mesin dialisis untuk menghilangkan limbah dan kelebihan cairan dari tubuh. Sedangkan dialisis peritoneal melibatkan penggunaan membran perut sebagai filter untuk menyaring limbah dari darah. Transplantasi ginjal adalah prosedur pembedahan yang melibatkan pemasangan ginjal yang sehat dari seorang donor ke dalam tubuh pasien untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Pilihan perawatan yang tepat akan bergantung pada kondisi kesehatan pasien, preferensi pribadi, serta ketersediaan sumber daya medis dan finansial.

Tak hanya memerlukan pengobatan secara langsung, pasien dengan gagal ginjal stadium akhir juga perlu memperhatikan gaya hidup dan diet mereka. Diet yang tepat bisa membantu menangani gejala dan komplikasi terkait dengan gagal ginjal, seperti tekanan darah tinggi dan pembengkakan. Pembatasan asupan garam, protein, dan cairan tertentu sering direkomendasikan untuk mengurangi beban pada ginjal yang rusak. Selain itu, penting bagi pasien untuk menjaga berat badan yang ideal, tidak merokok, dan membatasi konsumsi alkohol untuk meminimalkan risiko komplikasi yang lebih lanjut.

Dukungan sosial dan psikologis adalah hal yang penting bagi pasien dengan gagal ginjal stadium akhir. Proses pengobatan yang berkelanjutan dan perubahan gaya hidup yang diperlukan dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan depresi. Dukungan dari keluarga, teman, serta tim medis dapat membantu pasien menghadapi tantangan ini dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir seringkali memerlukan perawatan hemodialisis guna menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh mereka. Hemodialisis adalah proses di mana darah pasien disaring melalui mesin dialisis untuk menghilangkan limbah, garam, dan cairan berlebih dari tubuh. Pada stadium akhir penyakit ginjal, fungsi ginjal telah sangat terganggu sehingga tubuh tidak dapat mengatasi proses pengeluaran limbah secara alami. Tanpa perawatan hemodialisis, limbah dan cairan beracun dapat menumpuk dalam tubuh, menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti pembengkakan, tekanan darah tinggi, serta kerusakan organ lainnya.

Pasien dengan hemodialisis perlu memperhatikan asupan makanan dan minuman mereka. Dimana diet pasien hemodialisis harus disesuaikan untuk menghindari akumulasi zat-zat yang sulit disaring oleh ginjal yang tidak berfungsi secara optimal. Hal ini termasuk pembatasan asupan protein, garam, dan cairan tertentu. Pemantauan ketat terhadap berat badan juga penting untuk mengendalikan retensi cairan, yang dapat menyebabkan masalah jantung dan pernapasan jika tidak diatur dengan baik.

Selain kebutuhan fisik, pasien hemodialisis juga menghadapi tantangan emosional dan psikologis. Proses perawatan yang terus-menerus dan ketergantungan pada mesin dialisis untuk kelangsungan hidup dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Dukungan sosial dari keluarga, teman, serta tim medis sangat penting untuk membantu pasien menghadapi perubahan gaya hidup dan tantangan mental yang terkait dengan kondisi mereka.

Dalam beberapa kasus, pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir mungkin menjadi kandidat untuk transplantasi ginjal sebagai opsi perawatan jangka panjang. Namun, proses transplantasi ginjal dapat melibatkan waktu tunggu yang panjang dan persyaratan yang ketat. Sementara menunggu, hemodialisis tetap menjadi penopang utama kehidupan bagi banyak pasien, memberikan mereka kesempatan untuk menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna meskipun dalam keterbatasan yang mereka hadapi.

Kebudayaan Jawa, yang kaya akan nilai-nilai tradisional, tidak hanya memengaruhi cara pandang terhadap penyakit dan perawatan. Tetapi juga memberikan kerangka spiritual yang mendalam. Konsep harmoni, keseimbangan, dan keterhubungan antara manusia dengan alam menjadi landasan yang memengaruhi cara masyarakat Jawa memandang kesehatan dan penyakit. Dalam konteks perawatan pasien hemodialisis, kepercayaan budaya Jawa sering kali menghadirkan dimensi spiritual yang kuat. Pasien dan keluarganya mungkin memandang penyakit sebagai bagian dari takdir atau ujian yang harus dihadapi. Hal ini bisa menjadi sumber ketenangan dan ketabahan bagi pasien, membantu mereka dalam menghadapi proses perawatan yang mungkin menantang secara fisik dan emosional.

Dalam konteks perawatan pasien hemodialisis penyakit ginjal stadium akhir, kepercayaan budaya Jawa memiliki peran yang signifikan dalam memberikan dukungan spiritual, sosial, dan emosional. Oleh karena itu, memahami dan menghormati nilai-nilai budaya lokal merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan perawatan yang holistik dan berkelanjutan bagi pasien dan keluarganya. Integrasi yang bijaksana antara praktik tradisional dan ilmiah, dapat diciptakan upaya perawatan yang lebih efektif dan memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.

Penulis: Ira Suarilah, S.Kp., M.Sc., Ph.D

Link jurnal: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/10436596241239304
Baca juga: Menjaga Kualitas Tidur pada Penderita Gagal Ginjal Kronis