Domain akuntansi dan keuangan semakin menekankan pada fasilitasi alokasi modal yang efektif, seperti yang ditekankan oleh Kothari dkk. (2010). Literatur dalam bidang ini terutama berkisar pada pentingnya pilihan alokasi modal dan akuntansi (Badertscher et al., 2013; Balakrishnan et al., 2014; Beatty et al., 2010; McNichols & Stubben, 2008; Shroff et al. , 2014). Meskipun demikian, mengukur alokasi modal yang efisien secara konsisten, terutama terkait keberlanjutan, masih merupakan tantangan berat (Keig et al., 2015; Aguilera & Jackson, 2011).
Meskipun konsep teoretis tentang alokasi modal yang efisien menyiratkan aliran modal yang lebih besar ke pemangku kepentingan (Bucaro et al., 2020), secara praktis mengukur aliran modal dan membedakan antara penggunaan bernilai tinggi dan rendah menimbulkan tantangan (CowperSmith & de Grosbois, 2011). Selain itu, isu keberlanjutan menambah kompleksitas keputusan alokasi modal, baik di dalam perusahaan (Ngelo et al., 2022) maupun dalam hal investasi perusahaan yang bertujuan memaksimalkan bisnis dan aliran modal (Velte, 2022; Dhar et al., 2022).
Menyadari keberlanjutan sebagai faktor penting, perusahaan semakin mempertimbangkannya ketika merumuskan kebijakan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan (Crane & Glozer, 2016; ErdiawKwasie et al., 2017). Namun, mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam alokasi modal memerlukan evaluasi yang cermat terhadap aspek finansial dan non-finansial, sehingga hal ini menjadi area penelitian aktif bagi para sarjana akuntansi dan keuangan.
Dampak faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) terhadap kinerja perusahaan telah diteliti secara luas dalam penelitian sebelumnya (Dhar et al., 2022; Ratri et al., 2021; Harymawan et al., 2020; Erdiaw-Kwasie et al. ., 2017). ESG telah terbukti meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan efektivitas manajerial, dan berpotensi menghasilkan pendapatan (Velte, 2019; Crane & Glozer, 2016; Balakrishnan et al., 2014).
Keberhasilan implementasi inisiatif-inisiatif ESG, seperti halnya upaya strategis lainnya, sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi (Andersson dkk., 2022). ESG adalah konsep berorientasi kinerja yang berfokus pada jangka panjang, membantu manajemen puncak dalam mencapai tujuan organisasi sekaligus memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan yang signifikan (Cappucci, 2017; McNichols & Stubben, 2008; Halbritter & Dorfleitner, 2015). Oleh karena itu, pengungkapan kinerja ESG dan target keberlanjutan jangka panjang (LST) memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan investasi perusahaan.
Meskipun demikian, para ahli mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengungkapan ESG. Beberapa pihak berpendapat bahwa pendekatan ini sebaiknya menyasar manajemen puncak dan pemangku kepentingan (Harymawan dkk., 2021; Ngelo dkk., 2022; Kamaludin dkk., 2022), sementara pihak lain berpendapat bahwa hanya sejumlah kecil pakar yang terlibat dalam isu-isu LST ( Erdiaw-Kwasie dkk., 2017;Crane & Glozer, 2016). Selain itu, terdapat perbedaan pendapat di kalangan manajemen puncak mengenai ESG, di mana beberapa pihak memandangnya sebagai taktik manipulatif, sementara perusahaan sendiri khawatir akan dampaknya (Jang et al., 2022; He et al., 2022).
Sebaliknya, penting bagi manajemen puncak untuk menyadari pentingnya ESG guna menumbuhkan kepercayaan di antara investor eksternal dan pemangku kepentingan. Kepercayaan ini, pada gilirannya, memberikan legitimasi atas kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan kebutuhan masa depan, tidak hanya berfokus pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek namun juga menunjukkan komitmen terhadap visi jangka panjang. Oleh karena itu, komitmen perusahaan terhadap inisiatif ESG memainkan peran penting dalam mendorong investasi berkelanjutan di perusahaan dalam jangka panjang.
Dr. Ardianto dan rekannya menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dan estimasi efek tetap, penelitian ini menemukan bahwa dimensi praktik LST berpengaruh positif terhadap keputusan investasi perusahaan. Selain itu, periode pemilihan presiden meningkatkan efektivitas keputusan investasi perusahaan. Penelitian ini berkontribusi pada penyelarasan strategis perusahaan untuk membenarkan manajemen tentang prioritas investasi pada kekayaan pemangku kepentingan melalui pengungkapan ESG.
Penulis: Dr. Ardianto, S.E., Ak., M.Si.
Sumber: https://jurnal.usk.ac.id/JDAB/article/view/31466