UNAIR NEWS – “Kutiba ‘alaikumus-siyamu yang berarti diwajibkan atas kamu berpuasa. Kalimat tersebut menggunakan kata pasif kutiba yang artinya ‘diwajibkan’, yang mana dalam Bahasa Arab, kata pasif menggambarkan sesuatu itu amat sulit dilakukan. Begitulah puasa adalah hal yang berat,” terang Ustadz Moch. Marzuki Imran ST saat mengawali tausiyahnya.
Ustadz yang kerap disapa Ustadz Naruto itu mengungkapkan bahwa puasa dinilai berat. Sehingga ganjaran dari pahala sunnah pada bulan Ramadan akan setara dengan pahala ibadah wajib. Begitu pula ibadah wajib di Bulan Ramadan akan dikalikan tujuh ratus. Hal berat yang menjadi tantangan di Bulan Ramadan, menurutnya, adalah menahan hawa nafsu.
Jaga Lisan, Telinga, dan Mata
Bukan hawa nafsu makan dan minum semata, melainkan kekuatan untuk menjaga lisan, telinga. dan mata adalah nafsu yang sulit untuk dikendalikan di Bulan Ramadan. “Mbak Masnya ini, saya yakin kalo cuma nahan lapar haus sudah pada jago. Nah, nahan lisan untuk tidak menyakiti, nahan telinga dari mendengar ghibah, jaga pandangan, ini yang paling sulit,” ungkapnya pada Tausiyah Ramadan gelaran Fakultas Vokasi (FV) Universitas Airlangga (UNAIR) pada Sabtu (16/3/24).
Ia juga mengimbau para peserta untuk menjaga lisan adalah dengan berlatih untuk tidak menggunakan kalimat yang menyakiti hati orang lain. Bahkan di kala sedang marah, manusia sebaiknya masih menggunakan tutur yang baik.
“Sebaik-baiknya manusia, adalah yang menjaga lisannya, itu ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal yang sulit selain menjaga lisan adalah menjaga telinga dari mendengar hal-hal buruk, seperti mendengar ghibah, apalagi sampai memberikan tanggapan. Ujian sulit selanjutnya adalah menjaga pandangan.
Oleh karena itu, Ustadz Marzuki mengingatkan para pendengarnya untuk membentengi diri dengan memperbanyak melakukan ibadah dan melakukan hal-hal bermanfaat di bulan yang memiliki banyak syafaat dan pahala itu.
Problematika Gen Z
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam itu mengajarkan untuk menjaga diri dari tiga hal. Yaitu, lisan, telinga, mata, tetapi ada satu hal yang sekarang jadi permasalahan genzi (Gen Z-Red), yaitu jempol. Jempol itu lho, bahaya sekali sekarang,” papar Ustadz Marzuki.
Ia menerangkan, di samping menahan lisan, telinga, dan mata, menahan untuk tidak berkomentar buruk juga harus mulai tertanam khususnya di media sosial. Perlindungan diri terhadap hal-hal buruk itu tergambar dalam Surah An-Nas yang mana dalam surah tersebut kita harus berlindung dari godaan jin dan manusia yang menyelinap ke dalam hati setiap manusia.
Terakhir, ia berpesan kepada pendengar untuk senantiasa mengamalkan ibadah sepenuh hati dan niat, dan tidak ada salahnya sama sekali untuk berdoa karena mengharapkan nikmat dunia. Sebab, sebaik-baiknya meminta adalah kepada Allah SWT dan tetap harus meminta perlindungan diri kepada Allah SWT dari segala perilaku buruk di masa yang akan datang.
Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah
Editor : Khefti Al Mawalia