Universitas Airlangga Official Website

Dampak COVID-19 terhadap Kinerja Keuangan dan Profitabilitas Sektor Perbankan dalam Referensi Khusus Bank Umum Swasta

Foto oleh Kiplinger

Bank adalah istilah yang sangat akrab bagi kebanyakan orang dengan prospek yang baik. Sejak penemuan sistem perbankan sekitar 8000 SM, kegiatan, sistem operasi, aturan dan peraturan, dan lini produk bank telah diperbarui (World Bank, 2021). Sementara itu, operasi sistem perbankan telah sangat terpengaruh oleh berbagai krisis ekonomi global seperti krisis kredit Inggris pada tahun 1772 (R.B, Sheridan., 1960), Depresi Besar antara tahun 1929 dan 1939 di Amerika Serikat (P.H, Cootner., 1966), krisis Asia pada tahun 1997 (King, M.R.,2001; Zhuang, J., et al, 2002)  dan krisis keuangan antara tahun 2007 dan 2008 (Aisen, A.,2010, Williams, M., 2010). Dunia saat ini sedang menghadapi krisis global, yaitu pandemi COVID-19. Pandemi ini berdampak buruk pada sistem perbankan di seluruh dunia.

Dalam konteks Bangladesh, COVID-19 menimbulkan guncangan makroekonomi dan mikroekonomi bagi ekonomi dan masyarakat. Pandemi telah berdampak negatif terhadap faktor ekonomi makro utama seperti tingkat pertumbuhan PDB, tingkat inflasi, nilai tukar, dan tingkat pengangguran. Pada akhir tahun 2020, Bangladesh kehilangan tingkat pertumbuhan PDB 2,91% dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan PDB prospektif pada awal tahun 2020 (Azad, G.K..2021; Gazi, M.A.I., et al.,2021) Laju inflasi meningkat dari 5,5% menjadi 5,7% selama triwulan II-2020. Dengan demikian, tingkat inflasi ini melampaui hampir 6% pada tahun 2021 (Statistics, B.B.,2022) dan tingkat pengangguran meningkat dari 4,44% menjadi 5,41% pada akhir tahun 2020 dari Desember 2019 (Bank, T.W., 2022). Sektor perbankan Bangladesh sangat terpengaruh (Karim, R., et al, 2021) oleh pandemi COVID-19. Dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, Bangladesh memiliki tingkat kredit bermasalah (NPL) yang tinggi (Dey, B.K, 2021) dan tumbuh lebih dari 7% pada kuartal pertama tahun 2021 dari kuartal terakhir tahun 2020 (Paul, T.C., 2021). Posisi likuiditas perbankan juga terkena dampak COVID-19. Statistik Bank Bangladesh menunjukkan bahwa sektor perbankan mencadangkan BDT 2,05 triliun pada Desember 2020, yang dua kali lipat BDT 1,03 triliun pada Januari 2020 (Paul, T.C., 2021). Likuiditas yang lebih tinggi menghambat posisi profitabilitas bank (Reddy, S.K.,2012).

Metode Penelitian dan Hasil

Md. Abu Issa Gazi, Md. Nahiduzzaman, Iman Harymawan, Abdullah Al Masud dan Bablu Kumar Dhar menginvestigasi dampak COVID-19 pada kinerja keuangan dan profitabilitas bank komersial swasta yang terdaftar di Bangladesh. Kami mengambil data panel dari laporan keuangan bank yang diteliti, dan laporan keuangan ini dikumpulkan dari situs web bank masing-masing. Variabel makroekonomi dikumpulkan dari database Bank Dunia. Selain itu, kami mengumpulkan data dari berbagai artikel, jurnal, situs web, surat kabar, dan majalah untuk menggeneralisasi makalah ini. Di antara 33 bank yang terdaftar di Dhaka Stock Exchange (DSE) (Dhaka Stock Exchange, 2022), dalam penelitian ini, kami mengambil total 26 bank umum swasta (20 bank umum swasta konvensional dan 6 bank umum berbasis Syariah Islam) berdasarkan keuangan yang tersedia pernyataan dan laporan tahunan. Studi kami mencakup tahun-tahun keuangan dari 2010 hingga 2021.

Kami awalnya menghitung indeks kinerja keuangan (FPI) masing-masing bank untuk menentukan posisi sesuai dengan kinerja keuangan mereka secara individual sebelum dan periode COVID-19 saat ini oleh sistem peringkat CAMELS standar. Setelah menilai posisi, model regresi fixed-effect digunakan untuk mengeksplorasi dampak variabel spesifik bank dan variabel makroekonomi serta variabel bank terhadap profitabilitas bank. Bank-bank yang berkinerja lebih baik selama periode pra-pandemi COVID-19 juga berkinerja lebih baik selama periode pandemi COVID-19. Kinerja AIBL, EBL, dan BBL hampir secara otonom lebih tinggi selama kedua periode. Dalam hal profitabilitas bank, makalah kami menemukan bahwa selama periode pandemi COVID-19, tingkat kredit macet yang tinggi, memegang lebih banyak aset likuid, jumlah modal lindung nilai yang tinggi, dan ukuran bank yang tidak sesuai mengurangi profitabilitas bank. Sebaliknya, posisi leverage yang rendah dan tingkat inflasi meningkatkan profitabilitas bank selama periode ini. Hasil penelitian ini akan membantu otoritas bank mendeteksi celah dan mengambil tindakan pencegahan yang dapat meningkatkan profitabilitas mereka selama masa krisis seperti COVID-19. Para investor dan deposan yang menginvestasikan uangnya di bank dapat dengan tepat menentukan portofolionya.

Penulis: Iman Harymawan, S.E., MBA., Ph.D

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.mdpi.com/2071-1050/14/10/6260

Gazi, M., Issa, A., Nahiduzzaman, M., Harymawan, I., Masud, A. A., & Dhar, B. K. (2022). Impact of COVID-19 on Financial Performance and Profitability of Banking Sector in Special Reference to Private Commercial Banks: Empirical Evidence from Bangladesh. Sustainability, 14(10), 6260.