Pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi pembangunan nasional. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator yang sering digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dicapai dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, namun seiring dengan perkembangan teknologi, banyak negara mulai memperhitungkan dampak eksploitasi secara besar-besaran. Hal inilah yang memunculkan konsep pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan adanya program ekonomi hijau dan ekonomi biru. Konsep ekonomi biru sangat cocok diterapkan di negara-negara di benua Asia. Hal ini terkait dengan wilayah laut negara-negara di Asia yang sangat luas dan kaya akan sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang, rumput laut, dan garam. Sebagian besar negara di benua Asia mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif, seperti pada Gambar 1. Pertumbuhan ekonomi yang positif ini menunjukkan bahwa negara-negara tersebut mampu memulihkan stabilitas ekonomi pasca pandemi Covid-19. Brunei Darussalam, Lebanon, dan Myanmar belum mampu memulihkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Turki menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2021 sebesar 11,44%. Siprus, India, dan Singapura juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Sementara itu, Indonesia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya, meski tidak signifikan.
Ekonomi biru memiliki prinsip-prinsip tertentu yang bertujuan untuk menciptakan keberlanjutan sumber daya alam yang terjamin sekaligus menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang baik di sektor kelautan (Findley, 2020). Ekonomi maritim mencakup berbagai aset dan sumber daya yang membantu pertumbuhan ekonomi dunia (Ahammed et al., 2024). Negara-negara di Asia yang memiliki perairan yang luas dapat mengoptimalkan sumber daya lautnya dengan berfokus pada sektor perikanan. Selain itu, transportasi laut mengelola 80% volume pertukaran produk di seluruh dunia (Alharthi dan Hanif, 2020). Pelabuhan merupakan jantung industri pelayaran maritim, tempat keberangkatan, pemasukan, dan pemindahan semua barang, jasa, dan penumpang yang diangkut melalui kapal (Ninawe, 2017).
Konsep keberlanjutan dalam ekonomi biru telah menjadi pandangan khusus semua negara di dunia. Ekonomi biru pada dasarnya menekankan pada kreativitas dan inovasi dalam mengolah bahan baku kelautan menjadi produk turunan dengan mengurangi sampah atau zero waste (Findley, 2020). Hal ini akan membantu dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 14 yaitu pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan (Alharthi dan Hanif, 2020). PDB suatu negara dapat diperoleh dari sektor-sektor ekonomi biru salah satunya adalah perikanan dan pelabuhan. Akan tetapi, sektor ekonomi biru jarang mendapat perhatian dan pengolahan yang baik, padahal laut memberikan banyak manfaat bagi perekonomian negara. Maka, perlu kiranya untuk mewujudkan konsep ekonomi biru dalam pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan. Penelitian yang membahas tentang pengaruh faktor-faktor ekonomi biru terhadap pertumbuhan ekonomi masih tergolong jarang. Oleh karena itu, penelitian mengenai topik ini penting untuk dilakukan.