Penelitian ini berfokus untuk menganalisis dampak kepemimpinan transformasional terhadap niatan untuk tinggal yang dimediasi oleh komitmen. Penelitian ini berfokus pada Partai Demokrat yang saat ini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono. Penelitian ini diadopsi dari teori dasar yaitu Theory of Planned Behavior (TPB) dari Azjen (1991) yang menyampaikan bahwa niatan untuk tinggal merupakan hal yang menjadi perhatian banyak para akademisi berkenaan dengan keberlanjutan organisasi dalam jangka panjang. Menurut Bass (1985) dan Northouse (2019) bahwa kepemimpinan transformasional merupakan komponen penting organisasi, dengan pertimbangan karakteristiknya yang selalu berorientasi pada masa depan, menekankan pentingnya keberlanjutan organisasi, dan mendorong inklusifitas organisasi. Pada konteks partai politik kepemimpinan transformasional secara strategis dapat mengantisipasi segala bentuk ancaman yang dapat merugikan organisasi sebagai bagian dari dinamika yang melibatkan organisasi (Borodzics, 2005). Di sisi lain, dengan pertimbangan partai politik merupakan organisasi yang tidak sama dengan organisasi yang berorientasi pada profit yang menawarkan insentif untuk mempertahankan anggota, komitmen merupakan aspek penting untuk mempertahankan integritas di tengaj tingginya dinamika organisasi. Partai politik juga menghadapi beberapa risiko dari pihak eksternal, seperti yang dihadapi oleh Partai Demokrat saat Moeldoko secara ilegal melakukan klaim terhadap Partai Demokrat dari pemimpin yang sah yaitu Agus Harimurti Yudhoyono. Hal ini merupakan bagian dari ancaman dalam dinamika organisasi (Easton, 1979).
Untuk membahas lebih jauh mengenai topik ini dalam konteks Partai Demokrat, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik estimasi Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian ini menganalisis dampak kepemimpinan transformasional terhadap keinginan untuk tinggal yang dimediasi oleh komitmen. Data dikumpulkan melalui teknik survei menggunakan instrumen kuesioner yang didistribusikan kepada 304 responden yang merupakan pengurus Partai Demokrat dari level pusat hingga derah (DPP, DPD, dan DPC). Dengan merujuk kepada Theory of Planned Behavior (TPB) komitmen merupakan perwujudan dari attitude, kemudian kepemimpinan transformasional merupakan perwujudan dari subjective norm, serta keinginan untuk tinggal merupakan perwujudan dari intention. Hubungan antara variabel dibangun berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu. Menurut Abularub and Alghamdi (2011) kepemimpinan transformasional memiliki dampak yang lebih besar terhadap keinginan untuk tinggal dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Selain daripada itu, Bell and Sheridan (2020) menemukan bahwa dampak komitmen berdampak bahwa komitmen akan berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk tetap tinggal atau bekerja pada organisasi atau perusahaannya. Di sisi lain Kim et al (2014) menyampaikan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan hal penting untuk mempertahankan komitmen individual di tengah tingginya dinamika dan ketidakpastian organisasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memberikan dampak signifikan terhadap komitmen, sedangkan komitmen berdampak signifikan terhadap peningkatan keinginan untuk tinggal. Kepemimpinan transformasional tidak berdampak langsung pada keinginan untuk tinggal. Dengan demikian hal ini mengindikasikan bahwa komitmen memilki peranan penting sebagai faktor mediasi antara kepemimpinan transformasional terhadap keinginan untuk tinggal. Temuan ini sejalan dengan penelitian Kim et al (2014) di mana kepemimpinan transformasional dapat mendorong komitmen individu untuk memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi, yang pada akhirnya meningkatkan keinginannya untuk tetap tinggal bersama dengan organisasi dalam jangka panjang (Bell and Sherdan, 2020).
Penulis: Prof. Dr. Fendy Suhariadi, Drs., M.T.
Link Jurnal: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jog/article/view/16354/pdf_108
