Artikel ini disusun berdasarkan atas penelitian yang telah dipublikasikan pada sektor konstruksi di Indonesia menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana sifat industri, dorongan negatif, dan kelemahan dalam sistem regulasi berdampak pada kinerja organisasi melalui praktik korupsi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 350 manajer dari berbagai perusahaan konstruksi menggunakan teknik convenient sampling. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Partial Least Squares-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) untuk memahami hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti. Terdapat empat variabel yang menjadi focus penelitian. Pertama, Sifat unik Industri konstruksi memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Namun, sifat ini juga meningkatkan peluang terjadinya praktik korupsi. Kedua, dorongan negatif berupa Tekanan negatif, seperti tuntutan untuk memenangkan proyek dengan cara tidak etis, berpengaruh positif pada kinerja organisasi, dan juga mendorong terjadinya praktik korupsi. Ketiga Sistem Regulasi yang Lemah memberikan ruang bagi praktik korupsi, yang pada akhirnya memengaruhi kinerja organisasi secara signifikan. Keempat, Praktik Korupsi ditemukan memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dalam jangka pendek. Namun, ini bisa menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan dan reputasi perusahaan dalam jangka panjang.
Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi akademisi, pembuat kebijakan, dan regulator Bagi Peneliti: Temuan ini menambah literatur tentang hubungan antara sifat industri, korupsi, dan kinerja organisasi, khususnya di sektor konstruksi. Bagi Pembuat Kebijakan: Pentingnya memperkuat sistem regulasi untuk mengurangi peluang korupsi. Bagi Praktisi Industri: Meskipun praktik korupsi mungkin memberikan manfaat sementara, dampaknya pada keberlanjutan bisnis dan reputasi perusahaan sangat merugikan.
Penelitian ini menegaskan bahwa sifat industri, dorongan negatif, dan sistem regulasi yang lemah adalah faktor utama yang mendorong praktik korupsi di sektor konstruksi Indonesia. Praktik ini, meskipun memberikan dampak positif sementara pada kinerja organisasi, menciptakan tantangan besar bagi masa depan industri. Upaya untuk memperbaiki sistem regulasi, menanamkan budaya etika, dan mengurangi tekanan negatif harus menjadi prioritas untuk menciptakan industri konstruksi yang berintegritas dan berkelanjutan.
Penulis: Prof. Dr. Indrianawati Usman, Dra.Ec., M.Sc.
Baca juga: Peran Dukungan Organisasi dan Supervisor dalam Menurunkan Tingkat Turnover Perawat di Bangladesh