Universitas Airlangga Official Website

Dampak Migrasi dan Perekrutan Tenaga Kesehatan Internasional terhadap Sistem Kesehatan di Negara Asal

Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Foto: Freepik)

Negara-negara berpenghasilan tinggi semakin gencar merekrut tenaga kesehatan dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. Praktik tersebut terjadi untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan di dalam negara-negara berpenghasilan tinggi. Namun, praktik ini banyak diperdebatkan. Pendukung menekankan manfaat dari migrasi balik dan remitansi dari Tenaga Kesehatan Internasional. Kritikus khususnya menunjuk pada risiko brain drain. Bukti empiris yang mendukung kedua posisi masih jarang.

Studi ini berkontribusi untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini dengan melaporkan perspektif pemangku kepentingan tingkat tinggi tentang dampak sistem kesehatan dari migrasi internasional secara umum, dan perekrutan tenaga kesehatan secara khusus, di Kolombia, Indonesia, dan Yordania.

Kami menggunakan metodologi studi kasus multipel, berdasarkan metode kualitatif terintegrasi dengan informasi yang tersedia dalam literatur yang telah terbit.

Hasil Penelitian

Semua responden menyampaikan kurangnya data yang kuat dan terperinci sebagai tantangan serius dalam memastikan perspektif mereka tentang dampak migrasi tenaga kesehatan. Para pemangku kepentingan menggambarkan tingkat emigrasi saat ini tidak secara substansial memperburuk tantangan ketersediaan tenaga kesehatan yang ada. Hal ini karena ketiga negara tersebut menghadapi pengangguran tenaga kesehatan karena ketidakmauan bekerja di daerah pedesaan dan/atau overproduksi beberapa kader.

Namun, responden memohon agar tidak menargetkan individu yang sangat berpengalaman dan spesialis. Sementara mengamati sedikit kerugian dari migrasi tenaga kesehatan saat ini, para pemangku kepentingan juga mencatat sedikit manfaat seperti brain gain, menggambarkan bagaimana berbagai hambatan untuk peningkatan keterampilan, kembali, dan reintegrasi ke dalam sistem kesehatan menghambat dalam praktek apa yang mungkin dalam teori.

Ketersediaan data yang lebih baik tentang migrasi tenaga kesehatan, termasuk potensi kembali dan reintegrasi ke negara asal, harus ada untuk memahami dan terus memantau biaya dan manfaat dalam pasar tenaga kerja kesehatan nasional dan internasional yang dinamis. Hasil riset menyiratkan bahwa potensi manfaat dari migrasi tidak terjadi secara otomatis. Namun, memerlukan kebijakan dan program pendukung di dalam negeri, seperti kebijakan reintegrasi yang menguntungkan atau program yang menargetkan keterlibatan diaspora.

Penulis: Lila Sax Dos Santos Gomes, Ferry Efendi, Nuzulul Kusuma Putri, Mery Bolivar-Vargas. Rami Saadeh, Pedro A Villarreal, Thit Thit Aye, Manuela De Allegri, Julia Lohmann

Baca Juga: Kisah Ibnu Sina, Mengantarkan Kemenangan Reswara Neisya pada Airstory