Universitas Airlangga Official Website

Database Design of the Malaysia Public Figures Web Archive Repository: a Social and Cultural Heritage Web Collections

Ilustrasi oleh kerjaonline.my.id

Menurut UNESCO, sebuah warisan budaya mencakup beberapa kategori, yaitu: berbentuk, tidak berbentuk, alamiah, dan berbasis peristiwa. Bagian dari warisan budaya berwujud adalah web yang memuat nilai-nilai warisan budaya. Konten web di ruang internet menyimpan peristiwa, fenomena sosial, atau kisah hidup tokoh yang pernah ada. Namun karena pertumbuhan informasi di internet di masa sekarang begitu cepat, masa hidup sebuah konten web tidak bisa diprediksi dan dapat lenyap sewaktu-waktu.

Web-archiving atau pengarsipan web adalah aktivitas mengarsipkan konten web pada satu waktu tertentu. Aktivitas ini bertujuan untuk preservasi konten web agar dapat dilihat lagi di masa mendatang. Hasil dari pengarsipan halaman ini disimpan di dalam sebuah web archive repository. Web archive repository atau repositori pengarsipan web adalah tempat penyimpanan file terpusat yang di dalamnya berisi arsip konten-konten web yang terorganisir serta memiliki kontrol versi dan aspek berkelanjutan yang terpercaya agar berfungsi dengan baik (Taylor, 2017; Momin and Gaonkar, 2016). Repositori ini biasanya menggunakan basis data relasional seperti PostgreSQL atau MySQL sebagai media penyimpanannya, dimana data disusun dalam tabel-tabel yang saling terhubung melalui relasi. Agar makna semantik dari informasi warisan budaya yang dikumpulkan dari lingkungan online dapat terpelihara dengan baik dan dapat digunakan lagi di masa mendatang, Sugimoto et al. (2018) menekankan pentingnya pemodelan data dalam memetakan skema metadata. Mengembangkan repositori pengarsipan web untuk suatu koleksi atau topik tertentu perlu menyertakan informasi kontekstual untuk pemetaan metadata guna memastikan konten yang bermakna dapat dilihat kembali di masa mendatang.

Dalam merancang repositori pengarsipan web, dapat diterapkan langkah-langkah konvensional pemodelan data, seperti: merumuskan kebutuhan data, relasi, dan proses bisnisnya; mengidentifikasi garis besar dari pemodelan data; membuat visualisasi model konseptual dengan Entity Relationship Diagram (ERD); kemudian memetakannya berdasarkan standar pengarsipan metadata website. Metadata sendiri didefinisikan sebagai data tentang data, yaitu informasi terstruktur yang menggambarkan atau menjelaskan data atau sumber daya informasi yang terkandung dalam basis data atau penyimpanan apapun (Eichler et al., 2020). Menurut standar Dublin Core (DC), metadata ini dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: deskripsi konten web itu sendiri seperti judul dan cakupan isi; hak intelektual dan properti konten web seperti penulis dan penerbit; serta standar metadata DC seperti tipe dan format konten. Dalam pengarsipan web, pengarsip menyiapkan metadata pada konten arsip website dan file yang diambil dari web, serta konten dari web-nya sendiri, untuk menjamin agar preservasi konten web dapat diterapkan nantinya (Ayala, 2020). Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah merancang basis data repositori pengarsipan web untuk platform penyimpanan konten web yang berhubungan dengan warisan budaya dan sosial di Malaysia. Tujuan kedua adalah mengidentifikasi elemen metadata yang belum tercakup dalam rangka melestarikan data tokoh-tokoh Malaysia dan prestasi serta cerita mereka. Hasil dari penelitian ini disebut sebagai Mfigure dan struktur datanya melingkupi elemen metadata yang masih memberi ruang untuk perluasan dan penyebaran konten web sebagai repositori arsip web warisan budaya dan sosial.

Langkah pertama dalam perancangan Mfigure adalah melakukan literature review untuk menganalisis dan mengidentifikasi aturan bisnis yang berlaku. Langkah kedua adalah menambahkan standar pemetaan metadata ke dalam perancangan. Langkah ketiga, keempat, dan kelima secara berturut-turut adalah perancangan konseptual, logikal, dan fisik dari basis data untuk repositori Mfigure.

Berdasarkan analisis implementasi metadata dari arsip konten web yang telah dikumpulkan lalu dibandingkan dengan standar DC dan OCLC metadata, dapat diambil kesimpulan bahwa dari 15 elemen metadata yang digunakan dalam arsip yang telah dikumpulkan, hanya 11 elemen saja yang sesuai dengan standar DC dan OCLC. Hal ini berarti, perlu adanya identifikasi ulang elemen-elemen lain dari metadata yang akan ditambahkan pada riset ke depannya. Pemodelan basis data Mfigure yang dihasilkan dari riset ini dapat diadaptasi dan ditransformasi ke dalam pemodelan metadata aktual atau UML class diagram untuk implementasi dari repositori pengarsipan web.

Penulis: Tesa Eranti Putri

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/database-design-of-the-malaysia-public-figures-web-archive-reposi