Universitas Airlangga Official Website

Departemen BASASINDO Gelar Praktisi Mengajar Gandeng Tribunnews

Pelaksanaan Praktisi Mengajar Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia (Foto: Istimewa)
Pelaksanaan Praktisi Mengajar Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia (BASASINDO) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Praktisi Mengajar Bahasa Indonesia Jurnalistik. Acara itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan jaringan mahasiswa. Praktisi Mengajar ini terselengara secara luring pada Selasa (21/5/2024) hingga Rabu (22/5/2021) di Ruang Siti Parwati, Lantai 2, Fakultas Ilmu Budaya.

Hadir sebagai pemateri pada acara itu, Direktur Tribunnews, Febby Mahendra. Febby menerangkan, seorang jurnalis harus memahami tentang “Piramida Terbalik”. Piramida terbalik adalah teori konstruksi penyuntingan yang menerangkan bagian terpenting di alinea pertama. “Piramida terbalik menjadi pedoman bagi penyunting dan jurnalis agar pesan yang ingin mereka sampaikan dalam tulisan bisa tersampaikan dengan baik,” tuturnya.

Febby menerangkan, struktur dalam piramida terbalik terbagi menjadi tiga, yaitu kepala berita, tubuh berita, dan ekor berita. Isi kepala berita mengandung tentang informasi yang harus diketahui supaya pembaca bisa memahami isi berita tanpa perlu membaca keseluruhan.

“Kepala berita harus padat dan jelas, tidak boleh bertele-tele karena menggambarkan isi berita. Kepala berita terbilang bagus kalau pembaca sudah memahami isi berita hanya dengan membaca kepala berita saja,” terang Febby.

Di bawah kepala berita terdapat bagian kedua dari piramida terbalik yaitu badan berita. Febby menuturkan, badan berita berisi penjelasan terkait apa yang menjadi penjelasan pada kepala berita. Lalu, bagian terakhir adalah ekor berita yang berisi penjelasan lebih jauh terkait informasi latar belakang berita. “Bagian tubuh dan tali berita ini hanya bagian-bagian penjelas saja. Pembaca tidak wajib membaca bagian ini untuk memahami isi dari berita,” ujarnya.

Selanjutnya, Febby melanjutkan bahwa angle atau sudut pandang berita adalah rangkaian fakta yang dipilih sebagai bagian utama dari berita. Bagian itu, lanjutnya, dipilih sebagai judul dan kepala berita.

“Sudut pandang berita menjadi hal yang penting bagi jurnalis dan penyunting. Biasanya, perusahaan media memiliki aturan sendiri dalam menentukan sudut pandang berita. Misalkan, pada kompas.id sangat sensitif dengan unsur SARA, sehingga hal-hal yang mendekati pada ranah itu tidak akan muncul pada berita di kompas.id,” pungkas Febby.

Penulis: Muhammad Rizal Abdul Aziz

Editor: Yulia Rohmawati