Universitas Airlangga Official Website

Depresi pada Remaja dengan Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah suatu bentuk hipertiroidisme autoimun yang menyumbang 60-80% dari semua bentuk hipertiroidisme pada anak-anak dan remaja dan terjadi pada >95% kasus hipertiroidisme pada segala usia. Pada seluruh populasi anak di Amerika, penyakit ini terjadi dengan prevalensi 1:10.000, sedangkan pada orang dewasa 1:1000. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai depresi pada remaja penderita penyakit Grave. Kondisi penyakit kronis seperti kelainan hormonal penyakit Graves pada masa remaja dapat mempengaruhi tahap perkembangan biopsikososial remaja. Remaja dengan penyakit kronis yang menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang lama dapat sangat membatasi kehidupan remaja dan berdampak pada kesehatan mental remaja, antara lain kecemasan dan depresi, rendahnya harga diri, buruknya hubungan sosial dan keluarga serta akademis. Penyakit Graves dan depresi diyakini berkaitan karena hormon mempengaruhi otak dan tubuh. Beberapa penelitian memperkirakan bahwa sekitar 69% orang yang didiagnosis hipertiroidisme mengalami depresi. Depresi pada remaja penderita penyakit Graves dapat ditangani dengan psikofarmasi termasuk antidepresan trisiklik, SSRI, SNRI, dan berbagai psikoterapi. Dukungan orang tua dan teman sebaya sangat penting untuk meningkatkan hasil.

Hipertiroidisme (dalam bahasa Latin: hyperthyreosis) adalah suatu kondisi medis dimana terjadi sintesis dan sekresi hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah, yaitu triiodothyronine (T3) dan/atau tiroksin (T4). Penyebab utama hipertiroidisme pada anak-anak dan remaja adalah penyakit Graves, suatu bentuk hipertiroidisme autoimun yang mencakup 60-80% dari seluruh bentuk hipertiroidisme pada anak-anak dan remaja dan terjadi pada >95% kasus hipertiroidisme pada segala usia.1 Patogenesis penyakit Graves disebabkan oleh rangsangan jangka panjang pada kelenjar tiroid oleh antibodi Thyroid Stimifying Immunoglobulin (TSI) melalui reseptor tirotropin TSH (TSHR) yang menyebabkan peningkatan vaskularisasi kelenjar, hipertrofi dan hiperplasia folikel, sintesis dan sekresi tiroid yang berlebihan. hormon.2

Gejala hipertiroidisme pada anak umumnya memiliki gejala yang sama pada orang dewasa namun berdampak pada tumbuh kembang anak. Kadar hormon tiroid dalam kisaran normal diperlukan untuk perkembangan neurokognitif, pertumbuhan, dan metabolisme pada usia perkembangan.1 Penyakit kronis berdampak pada kesehatan mental remaja antara lain kecemasan dan depresi, rendahnya harga diri, buruknya hubungan sosial dan keluarga, serta gangguan akademik. 3 Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai depresi pada remaja penderita penyakit Grave

Ciri klinis penyakit Graves didominasi oleh trias gejala Merseburian yang dijelaskan oleh Karl von Basedow, yaitu: (1) gondok; (2) eksoftalmus; dan (3) takikardia. Gejala hipertiroidisme umumnya berupa keringat berlebih, intoleransi panas, gemetar, mudah tersinggung, nafsu makan meningkat namun diikuti penurunan berat badan dan diare. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan palpitasi, peningkatan tekanan darah dan prekordium hiperaktif. Peningkatan aliran darah pada kelenjar dapat menimbulkan sensasi.4

Serum TSH adalah satu-satunya tes yang paling sensitif untuk menyaring penyakit tiroid primer. Hipertiroidisme sering kali mengakibatkan peningkatan kadar T4 dan T4 bebas, diikuti dengan penurunan kadar TSH. Kadar TSH menurun akibat umpan balik akibat tingginya kadar T3 dan T4.5

Insiden penyakit Graves bervariasi antar negara dan dapat meningkat dari tahun ke tahun. Pada seluruh populasi anak di Amerika, penyakit ini terjadi dengan prevalensi 1:10.000, sedangkan pada orang dewasa 1:1000.6 Timbulnya penyakit Graves biasanya terjadi pada masa remaja. Anak perempuan 3-4 kali lebih sering terkena dibandingkan anak laki-laki.1

Dukungan orang tua telah terbukti secara konsisten dikaitkan dengan fungsi psikologis remaja. Orang tua yang suportif memang membuat remaja memandang dirinya berharga dan kompeten, hal ini terbukti berkaitan dengan fungsi psikologis remaja. Oleh karena itu, dukungan orang tua mungkin sangat penting bagi remaja dengan kondisi kronis, karena orang tua perlu mendukung remaja untuk merawat diri mereka sendiri dan penyakitnya dengan lebih baik.19 Fungsi keluarga yang memadai cenderung meningkatkan kesejahteraan emosional serta hasil psikososial dan medis bagi remaja.20

Penyakit Graves merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mental remaja karena pengaruhnya terhadap hormon dan perlunya pengobatan jangka panjang. Depresi pada remaja penderita penyakit Graves dapat ditangani dengan psikofarmasi termasuk antidepresan trisiklik, SSRI, SNRI, dan berbagai psikoterapi. Dukungan orang tua dan teman sebaya sangat penting untuk meningkatkan hasil.

Penulis: Dr. Yunias Setiawati, dr.,Sp.K.J(K)

Untuk lebih detail dapat diunduh di https://indoscholar.com/jccp/index.php/jccp/article/view/32