Universitas Airlangga Official Website

Determinan Perilaku Inovatif di Organisasi Publik

IL by Maxmanroe

Inovasi menjadi faktor yang sangat diperlukan oleh organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat sehinggaakan mendapatkan keunggulan kompetitif. Organisasi dapat menghadapi tantangan eksternal melalui produk inovasi yang telah dibuat. Dalam membuat suatu inovasi, dibutuhkan karyawan yang berkecimpung di dalamnya untuk menuangkan ide-ide baru sampai dengan penerapannya untuk tujuan organisasi. Maka dari itu perilaku inovatif (innovative behavior) karyawan perlu dikembangkan. Innovative work behavior (IWB) merupakan perilaku mengembangkan, mengadopsi dan implementasi ide-ide baru untuk produk, teknologi, dan metode kerja oleh karyawan yang dianggap sebagai penentu penting kesuksesan organisasi. IWB sangat penting untuk efektivitas dan kelangsungan hidup organisasi, yang pada akhirnya mengarah pada pengembangan organisasi yang berkelanjutan.

Perilaku inovatif diharapkan dapat menghasilkan keluaran yang inovatif dan karenanya bermanfaat bagi individu, kelompok atau organisasi. Keluaran inovatif dapat berkisar dari perluasan dan pembaruan produk, layanan, prosedur dan proses hingga evolusi metode produksi baru dan sistem manajemen baru. IWB merupakan salah satu hal penting untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga pengembangan IWB terus dilakukan secara berkelanjutan oleh organisasi yang berorientasi profit maupun non-profit. Salah satu organisasi nonprofit adalah organisasi public. Organisasi publik dicirikan oleh banyaknya prosedur dan peraturan yang memberikan tingkat kontrol yang tinggi dan tingkat fleksibilitas yang rendah. Tuntutan inovatif yang khas pada pegawai publik kemudian adalah menerapkan sumber daya untuk menciptakan keluaran inovatif seperti yang dijelaskan oleh puncak organisasi, yaitu sistem politik. Dengan menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR), penelitian ini bertujuan untuk mengedentifikasi faktor yang mempengaruhi IWB di organisasi publik.

Dari hasil pemetaan di peroleh bahwa anteseden dari perilaku inovatif di bagi menjadi tiga yaitu personal factor, organizational factor, dan eksternal factor. Personal Factor merupakan faktor yang berasal dari diri seseorang meliputi sikap, instink, keterampilan, motif, kepribadian, sistem kognitif yang membentuk diri. Penelitian ini telah mengidentifikasi faktor personal sebanyak 7 faktor yang dapat mempengaruhi perilaku inovatif di organisasi publik Personal Competency, Personal karakteristik, Personal traits, Psychological, Well-being, motivation, commitment dan Job embedded. Factor personal dalam penelitian perilaku inoavtif dapat menjadi anteseden, mediator maupun moderator. Organizational Factor merupakan faktor yang berasal dari lingkungan organisasi. Faktor organisasi meliputi tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, dan struktur organisasi. Penelitian ini telah mengidentifikasi Organizational Factor sebanyak 5 (lima) faktor yang dapat mempengaruhi IWB di organisasi publik yaitu: Leadership, Organizational behavior, Organization Culture, Organisational climate dan Management. Sama dengan factor personal, faktor organisasi juga dapat menjadi anteseden, mediasi dan moderator dalam penelitian IWB. Dalam penelitian IWB di organisasi publik ditemukan bahwa faktor eksternal yang berasal dari luar organisasi juga mempengaruhi IWB yaitu family dan Sosial support secara tidak langsung. Social Support yang mana dapat mengimbangi kondisi kerja yang tidak teratur seperti beban kerja ekstra dan jam kerja tak terduga yang menimbulkan masalah untuk mengatur kebutuhan keluarga mereka, menjadi factor yang akan memperkuat atau melemahkan antara task karakteristic dengan perilaku inovatif. Family menjadi faktor eksternal yang akan memoderasi hubungan antara Boundary integration dengan perilaku inovatif.

Hasil dari penelitian ini mengonfirmasi ulang bahwa faktor personal mempunyai pengaruh pada IWB, dimana dalam penelitian ini factor personal tidak hanya sebagai variable independen namun juga berfungsi sebagai mediator dan mediasi. Dari hasil penelitian ini, manajer organisasi publik dapat mengetahui secara komprehensif tentang faktor yang dapat memepengaruhi karyawan akan bekerja secara innovative yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi. Salah satunya adalah trsut in leader yang mempunyai pengaruh pada IWB, sehingga pemimpin diharapkan dapat menjadi role model bagi karyawannya sehingga karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja dan jika harus bekerja iinovative mereka tidak merasa keberatan. Bagi karyawan public bekerja secara inovatif adalah peran tambahan yang harus dibayar lebih.

Penulis: Dyah Puspitasari Srirahayu

Untuk membaca artikel dengan judul Innovative work behavior in public organizations: A systematic literature review. https://www.cell.com/heliyon/fulltext/S2405-8440(23)00764-8