Pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan dalam program Human Immunodeficiency Virus (HIV) nasional dalam menanggapi meningkatnya jumlah kasus HIV, seperti profilaksis pasca pajanan untuk HIV, konseling dan tes sukarela, penyediaan perawatan, dukungan, dan pengobatan, kegiatan kolaboratif tuberkulosis (TB)/HIV, dan program inisiasi antiretroviral (ARV) terlepas dari jumlah Cluster of Differentiation 4 (CD4) dengan biaya rendah. Anak dengan HIV lebih cenderung memiliki masalah yang kompleks dan memiliki risiko lebih tinggi untuk tidak patuh pada pengobatan ARV karena rasa pahit dari obat, ukuran tablet yang besar, tidak tersedianya rejimen dosis ARV untuk anak, dan kurangnya program yang tersedia untuk mendukung kepatuhan. Selain itu, anggota keluarga Indonesia ragu untuk mengungkapkan diagnosis HIV anak mereka kepada anak mereka atau anggota keluarga lainnya, karena takut akan dampak buruk dari pengungkapan tersebut, seperti stigma dan diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji determinan sosial kesehatan terhadap kualitas perawatan HIV pada anak di Indonesia.
Data dikumpulkan antara tahun 2019 dan 2020 menggunakan wawancara mendalam dan penulisan memo. Secara total, 23 wawancara individu semi-terstruktur dengan profesional kesehatan, 12 dengan anak-anak dengan human immunodeficiency virus, dan delapan anggota keluarga dilakukan. Data dianalisis dengan pengkodean awal dua langkah dan pengkodean terfokus, bersama dengan metode komparatif konstan, sensitivitas teoritis, dan penulisan memo. Dari sudut pandang anak dengan HIV, keluarga, dan petugas kesehatan menjelaskan bahwa anak dan keluarga dengan HIV mengalami determinan sosial yang berdampak terhadap kualitas layanan. Determinan sosial tersebut meliputi (1) hidup dengan status sosial ekonomi rendah, (2) kurang dukungan instrumental, (3) mengalami prosedur yang rumit untuk asuransi kesehatan masyarakat, (4) keterbatasan layanan perawatan HIV untuk anak-anak, dan (5) kurangnya koordinasi, kebijakan, dan praktik perawatan. Anak-anak yang hidup dengan HIV memiliki hasil kesehatan yang kurang optimal karena memiliki status sosial ekonomi yang rendah, akses yang terbatas ke layanan kesehatan, ditambah dengan kurangnya layanan dukungan sosial.
Studi ini menunjukkan bagaimana determinan sosial kesehatan berdampak negatif terhadap kualitas pengasuhan anak Indonesia dengan HIV dan keluarganya. Memahami faktor-faktor penentu determinan sosial ini bergunan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam membuat rencana perawatan holistik sehingga meningkatkan kualitas layanan dan kesejahteraan bagi anak HIV di Indonesia.
Penulis: Nuzul Qur’aniati
Link jurnal: Social determinants of health on human immunodeficiency virus care quality in Indonesia