Universitas Airlangga Official Website

Dies Natalis kelima FTMM UNAIR, Dekan FTMM Rencanakan Akreditasi Baru

Sambutan Dekan FTMM, Prof Dwi Setyawan SSi MSi Apt (foto; Humas FTMM)
Sambutan Dekan FTMM, Prof Dwi Setyawan SSi MSi Apt (foto; Humas FTMM)

UNAIR NEWS – Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR menggelar tasyakuran Dies Natalis Fakultas yang ke lima. Acara ini berlangsung di Aula Candradimuka, Gedung Nano lantai 9, Kampus MERR-C pada Rabu (7/5/2025). 

Prof Dwi Setyawan SSi MSi Apt selaku dekan FTMM menceritakan awal mula lahirnya FTMM pada 1 Mei 2020. “Sebelum menjadi FTMM, awalnya namanya adalah STMM, atau Sekolah Teknologi Maju dan Multidisiplin, yang launching pada 10 November 2019. Kemudian 1 Mei 2020 strukturnya dinyatakan di SK dekan dan di Agustus 2020 kita pertama kali menerima mahasiswa,” kenangnya. 

Pada Dies Natalis ini, Prof Dwi mengucapkan terimakasihnya kepada civitas akademika FTMM atas perjuangan dan usahanya untuk bersama-sama membangun FTMM. “Terimakasih atas semua kontribusinya para pimpinan, dosen-dosen, dan adik-adik mahasiswa. Kita berdiri baru lima tahun, tapi prestasinya luar biasa, jejaring riset, penelitian, bahkan prestasi lainnya di kancah nasional dan internasional,” tuturnya.

Strategi dan Perjuangan yang Tidak Mudah

Setelah lima tahun perjalanannya, lanjut Prof Dwi, Mei 2025 akan menjadi tahun terakhir baginya dan jajaran wakil dekan FTMM bertugas. Pada wawancara dengan UNAIR NEWS, Prof Dwi meceritakan upaya berbagai lapisan FTMM mulai jajaran pimpinan, dosen, hingga mahasiswa. Menurutnya, terdapat tiga strategi yang ia lakukan selama lima tahun ini.

Lahir di masa pandemi, lanjutnya, menjadi tantangan yang tidak mudah untuk melahirkan dan memperkenalkan FTMM ke masyarakat. Maka, Prof Dwi memperkenalkannya melalui media sosial dan membentuk website resmi sebagai media informasi akan hadirnya fakultas baru di UNAIR. “Alhamdulillah, di tahun pertama, kita berhasil memenuhi target 100 mahasiswa baru untuk lima prodi,” paparnya.

Jajaran pimpinan FTMM pada acara Dies Natalis FTMM, Rabu (7/5/2025) (Foto: Humas FTMM)

Strategi yang kedua adalah perancangan dan pengelolaan alokasi anggaran. “Karena FTMM ini adalah fakultas teknologi maju, berarti kita perlu alat-alat berteknologi canggih untuk menunjang proses belajar. Apalagi lima prodi ini bukan main-main dan semua berkaitan dengan teknologi masa depan ya, sehingga harus ditunjang dengan support equipment yang canggih,” lanjut Dekan FTMM itu.

Prof Dwi juga menggandeng mahasiswa untuk bersama mempromosikan FTMM melalui media sosial. “Jadi strategi ketiga saya buatkan studio untuk mahasiswa, disana mereka bebas berkreasi untuk menyebarluaskan informasi dari sini,” jelas alumni UNAIR dan ITB itu.

Selaraskan Pengembangan Dosen dan Mahasiswa

Pada kesempatan ini, Prof Dwi juga mengapresiasi jajaran dosen yang membersamai perjalanan FTMM. “Dosen-dosen pertama ini, ada Bu Prastika, Pak Arif, Bu Indah, dan beberapa lainnya, itu jajaran dosen pertama, mudah-mudahan karir beliau semakin berkembang bersama dengan FTMM,” harap mantan Wakil Dekan 2 Fakultas Farmasi (FF) itu.

Sebagai fakultas baru, pembentukan tim dosen pun menjadi tantangan lain. Oleh karena itu, jajaran pimpinan merekrut dosen-dosen tetap non PNS sebagai garda pengajar di FTMM. Menurutnya, hal ini menjadi kelebihan, sebab ia bisa memilih dosen-dosen berkualitas dari perguruan tinggi terbaik, baik dalam maupun luar negeri. Kemudian, dengan fasilitas yang baik, itu menjadi faktor penunjang agar para dosen dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk FTMM. 

Hasil dari upaya ini saat ini dapat terlihat, seperti banyaknya raihan prestasi mahasiswa dari berbagai program studinya, baik secara nasional maupun internasional. Contohnya PIMNAS, hingga RCAP CoSpace Rescue Challenge U19 dan Robocup Asia Pasific. Lulusan FTMM juga banyak yang telah bekerja dan melanjutkan riset di Jerman, Jepang, Malaysia, Taiwan, Inggris, dan Australia.

Salah satu upaya lainnya, Lanjut Dekan FTMM ini, tentu dari pemaksimalan potensi mahasiswa itu sendiri. “Mahasiswa FTMM ini memang sudah punya potensi yang sangat baik dan mahasiswa terpilih untuk bisa ada di UNAIR. Oleh karena itu kita maksimalkan, cari tahu potensinya seperti apa, support pendanaan, equipment, dosen pembimbing, hingga mereka bisa dengan nyaman mengembangkan potensinya disini,” paparnya, yang menjelaskan bahwa perkembangan pesat dari FTMM ini perlu dorongan dari sisi dosen dan mahasiswa.

Rencana Akreditasi

Pada tahun terakhirnya menjadi dekan, Prof Dwi saat ini sedang mengusahakan untuk mendapatkan akreditasi mandiri untuk dua program studi di UNAIR. Kedua prodi tersebut yakni Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) dan Teknologi Sains Data (TSD). “Dulu akreditasi ini hanya BAN-PT dimana kita tidak bisa mendapat ‘sangat baik’ karena belum ada lulusan. Tapi karena sekarang kita sudah meluluskan mahasiswa, maka kita bisa re-akreditasi pada prodi TSD dan TRKB, pada lembaga yang lebih spesifik, yakni LAM-INFOKOM yang memang sesuai dengan prodi-prodinya,” jelasnya.

Akreditas ini Prof Dwi upayakan untuk selesai sebelum akhir masa jabatannya di 2025 agar mahasiswa dapat lulus dengan akreditas baru. Menurutnya, dengan upayanya ini, sekaligus menjadi sarana evaluasi dan penilaian kinerjanya beserta seluruh jajaran pimpinan, dosen, dan tendik sehingga dapat menjadi patokan perbaikan untuk dekan-dekan selanjutnya. 

Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah

Editor : Ragil Kukuh Imanto