Universitas Airlangga Official Website

Dokter Fertilisasi UNAIR Ulas Efektivitas hingga Efek Samping Vasektomi

Perencanaan keluarga oleh suami dan istri (Foto: shutterstock)
Ilustrasi suami dan istri (Foto: shutterstock)

UNAIR NEWS – Dalam dunia medis, kontrasepsi selama ini hanya identik dengan wanita. Namun, kini telah terjadi pergeseran fokus terkait penggunaan kontrasepsi oleh pria. Ini menandakan, tanggung jawab kontrasepsi mulai merata sehingga pria dapat berpartisipasi dalam perencanaan keluarga. Dalam hal ini, pria memiliki banyak opsi untuk penggunaan kontrasepsi, salah satunya vasektomi. 

Dr dr Jimmy Yanuar Annas SpOG(K) FER, ahli fertilisasi dari Universitas Airlangga (UNAIR), memberikan pandangannya mengenai prosedur ini dan pentingnya edukasi bagi masyarakat. “Vasektomi merupakan prosedur kontrasepsi yang efektif dan memainkan peran penting dalam mengendalikan kelahiran. Terutama, bagi pasangan dengan kondisi medis serius pada wanita,” ujar dr Jimmy.

“Prosedur ini menghentikan keluarnya sperma dengan memotong vas deferens, saluran yang menghubungkan epididimis ke uretra, tanpa memengaruhi cairan mani dan kualitas huhungan seksual,” imbuhnya.

dr Jimmy menekankan keamanan dan efektivitas tinggi vasektomi bersifat permanen. “Vasektomi adalah langkah kontraseptif yang signifikan bagi pria, khususnya bagi mereka yang pasangannya memiliki kondisi medis yang berisiko,” jelasnya.

“Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dengan kegagalan kurang dari 1%. Setelah vasektomi, pasien tidak akan dapat mengeluarkan sperma secara alami,” imbuhnya.

Dr dr Jimmy Yanuar Annas Spog (K) FER, Dokter Universitas Airlangga (Foto: Istimewa)

Namun, dr Jimmy menekankan pentingnya konseling pascaoperasi karena vasektomi tidak memberikan perlindungan instan terhadap kehamilan pascaprosedur. “Pasien yang baru menjalani vasektomi masih berpotensi selama beberapa waktu ejakulasi atau sekitar 20 kali ejakulasi pasca tindakan. Kami menyarankan penggunaan kontrasepsi tambahan untuk memastikan tidak ada sel sperma yang tersisa,” tuturnya.

Menurut dr Jimmy, vasektomi adalah prosedur yang aman, jika dilakukan screening yang tepat dan pemilihan kandidat yang sesuai. “Anestesi lokal yang digunakan dalam prosedur ini juga meningkatkan keamanan bagi pasien,” ujar dr Jimmy.

dr Jimmy menyarankan pria untuk mempertimbangkan vasektomi dengan cermat, terutama jika mereka memiliki masalah kesehatan seperti hipertensi atau alergi obat. “Penyakit-penyakit ini bisa memengaruhi keputusan untuk melakukan vasektomi. Ini juga harus diperiksa oleh dokter urologi atau yang mempunyai kompetensi tindakan tersebut,” ulasnya.

Ia juga turut membahas risiko yang bisa terjadi. Seperti infeksi, gangguan pembuluh darah testis dan perdarahan, yang bisa diminimalisir dengan screening dan seleksi kandidat yang tepat sebelum operasi. “Untuk mengurangi risiko komplikasi, sangat penting untuk melakukan screening dan seleksi kandidat yang tepat sebelum menjalani vasektomi,” tambah dr Jimmy.

dr Jimmy mengakui bahwa metode kontrasepsi jenis ini adalah yang paling aman dan terkini bagi pria. Namun, ada kemungkinan pengembangan metode baru di masa depan, seperti penggunaan hormon tertentu yang dapat menekan produksi sperma secara reversibel.

dr Jimmy menekankan pentingnya edukasi bagi pasangan suami-istri, tidak hanya bagi pria tetapi juga bagi wanitanya. “Edukasi sangat penting, terutama bagi pasangan dengan wanita yang memiliki kondisi medis serius,” jelasnya.

dr Jimmy menambahkan bahwa penggunaan vasektomi harus diimbangi dengan pemahaman yang baik tentang prosedur dan konsekuensinya. Ia pun berharap edukasi yang tepat akan meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana (KB) akan semakin aktif.

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Khefti Al Mawalia