Universitas Airlangga Official Website

Dokter Hewan Harus Siap Jadi Penyelia dan Inseminator IB

Dr. Trilas Memberikan Penjelasan Terkait Inseminasi Buatan. (Foto: PDHI Jatim IV)
Dr. Trilas Memberikan Penjelasan Terkait Inseminasi Buatan. (Foto: PDHI Jatim IV)

UNAIR NEWS – Permentan Nomor 3 Tahun 2019 memberikan kesempatan dokter hewan sebagai penyelia paramedik inseminator buatan. Dokter hewan berhak mengawasi secara

berkelanjutan kinerja tenaga kesehatan hewan dalam melaksanakan pelayanan jasa medik veteriner. Kesempatan tersebut tentu juga memiliki artian dokter hewan dapat melangsungkan inseminasi buatan.

Dr Trilas Sardjito drh MSi mengatakan, dokter hewan telah mendapatkan pembekalan menjadi seorang inseminator sejak jenjang pendidikan sarjana. Seorang calon veteriner mempelajari berbagai struktur anatomi hewan yang beragam. Tak sebatas hanya menjadi inseminator sapi saja, namun juga berbagai jenis hewan lain.

“Sekarang ini dokter hewan bisa terjun menjadi inseminator hewan apapun. Baik itu hewan konservasi, domestik, unggas, ataupun reptil,” kata dosen reproduksi veteriner FIKKIA UNAIR itu. 

Dalam perkembangan inseminasi buatan seorang veterinarian harus berpedoman prinsip kesejahteraan hewan. Yaitu meminimalisir rasa sakit maupun tidak nyaman bagi hewan reseptor. Hal tersebut memacu kreativitas sekaligus menganalisa risiko sebelum bertindak.

“Contohnya penggunaan sabun yang sebenarnya salah karena menyebabkan iritasi. Sebaiknya kita menggunakan vaseline yang lebih aman,” ujar Dr Trilas.

Keterbatasan peralatan lapangan bukanlah suatu batasan untuk inseminasi buatan. Standar minimum inseminator adalah dengan memiliki alat inseminasi dan semen yang berkualitas. Untuk memastikan kualitas spermatozoa dari hewan dapat memanfaatkan mikroskop dan spektrofotometri. Pengamatan dengan okuler 10x dengan gerakan arah dan kecepatan dengan cara membandingkan gerak progresif.

“Spermatozoa yang baik adalah maju tidak yg melingkar mundur ditempat. Kita juga dapat perbedaan jenis kelamin yaitu bentuk kepala X lebih besar dan Y lebih lonjong,” jelasnya.  

Dalam seminar dan workshop the reproduction expert series 1 dengan topik “Membedah Inseminasi Buatan, Teknis Praktis, Tantangan dan Solusinya.” Kegiatan tersebut bertempat di Kampus Giri FIKKIA UNAIR pada Sabtu (29/6/2024). Juga merupakan rangkaian program dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi bersama PDHI Jatim IV. 

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Khefti Al Mawalia