Universitas Airlangga Official Website

Dosen FST UNAIR Gelar Workshop Uji Antimikroba dan Adaptive Laboratory Evolution

UNAIR NEWS – Upaya meningkatkan kemampuan peneliti dalam menguji aktivitas antimikroba, dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) yang tergabung dalam Pusat Unggulan IPTEK-Perguruan Tinggi Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati [BIOME] mengadakan workshop bertajuk “Uji Antimikroba dan Adaptive Laboratory Evolution“. Acara yang digelar di Laboratorium Mikrobiologi Terapan BIOME, Gedung Airlangga Research Hub, pada Selasa, 6 Agustus 2024 ini diketuai oleh Almando Geraldi, S.Si., Ph.D, dengan anggota Prof. Dr. Ni’matuzahroh, Dr. Fatimah, M.Kes, serta mahasiswa program S2 Biologi FST UNAIR.

Workshop ini diikuti oleh dosen dan peneliti dari Departemen Biologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB). Kegiatan diawali dengan pemaparan teori dan prinsip adaptive laboratory evolution, dilanjutkan dengan praktik laboratorium meliputi metode difusi cakram, penentuan Minimum Inhibitory Concentration (MIC), dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC).

Antibiotik menjadi pilar penting dalam kesehatan global, namun resistensi antibiotik semakin mengancam. Indonesia, dengan kekayaan biodiversitasnya, memiliki potensi besar dalam penemuan obat antimikroba alternatif.

Ketua panitia, Almando Geraldi, yang akrab disapa Gerry, menekankan pentingnya teknik-teknik yang dipelajari dalam workshop ini. “Teknik-teknik ini krusial bagi peneliti di Indonesia untuk melakukan uji antimikroba secara terstandar, sehingga hasilnya dapat dipublikasikan di jurnal bereputasi. Selain itu, hasil yang akurat sangat penting untuk pengembangan obat herbal antimikroba yang terstandar,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Anna Rakhmawaty, peserta dari UNY, mengungkapkan pentingnya teknik uji antimikroba yang diajarkan dalam workshop ini. “Teknik-teknik ini bukan hanya penting untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, tetapi juga perlu diajarkan kepada mahasiswa sebagai bekal di dunia kerja, terutama bagi mereka yang akan bekerja di industri farmasi,” jelasnya.

Selain itu, Karin Rosalinda, S.Si., asisten peneliti fresh graduate dari program studi Mikrobiologi ITB menyatakan bahwa teknik yang dipelajari dalam workshop ini akan sangat berguna dalam pekerjaannya di bidang riset.

Workshop ini tidak hanya meningkatkan kompetensi para peneliti, tetapi juga membuka peluang kolaborasi antar universitas untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi tanaman obat Indonesia sebagai sumber obat antimikroba baru.

Penulis: Versa Rachmania Hajar