Universitas Airlangga Official Website

Dukungan Keluarga Meningkatkan Perilaku Perawatan Diri Pasien Gagal Jantung

Foto by Anlene

Gagal jantung adalah masalah kesehatan progresif yang mengakibatkan ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhannya sendiri. Ketidakmampuan tersebut mengganggu aktivitas perawatan diri sehingga gejalanya meningkat, dan berisiko terjadi kekambuhan dan bahkan kematian. Perilaku perawatan diri diperlukan untuk menjaga stabilitas fisik, menghindari aktivitas yang memperburuk gejala, dan mendeteksi gejala awal yang memburuk. Pasien yang tidak dapat melakukan perawatan diri akan mengalami kesulitan dalam menjalankan program manajemen perawatan dan pengobatan sehingga tujuan perawatan tidak tercapai secara optimal.

Perilaku perawatan diri merupakan faktor utama dalam keberhasilan manajemen terapi pasien gagal jantung dan terbukti mencegah 50% rawat inap. Faktor penting perawatan diri adalah dukungan keluarga yang memadai, karena keluarga berperan mendukung pasien selama periode perawatan dan pemulihan. Oleh karena itu, dukungan keluarga yang optimal harus terus dikembangkan oleh petugas kesehatan dalam membantu pasien dalam melaksanakan perilaku perawatan diri.

Penelitian dilakukan pada 104 pasien rawat inap gagal jantung di RSUD dr. Soegiri Lamongan, dengan metode consecutive sampling. Kriteria sampel yang dipilih adalah pasien rawat inap dengan diagnosis gagal jantung class II, III, IV menurut New York Heart Association (NYHA), pasien tanpa masalah pernapasan: PPOK, asma, efusi pleura, dan pneumonia, tidak ada gangguan fungsi neurologis dan kognitif : Alzheimer, demensia, dan stroke dengan kelumpuhan sebagian atau seluruh tubuh, pasien gagal ginjal dengan hemodialisis, dan kesadaran composmentis. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 20 pertanyaan dengan tiga kategori: dukungan kurang, dukungan sedang, dan dukungan baik. Kuesioner perilaku perawatan diri menggunakan self-care of heart failure index version 6.2 terdiri dari 22 pertanyaan dengan kategori perilaku perawatan diri kurang, sedang, dan baik (Riegel, Dickson, & Faulkner, 2016). Uji validitas instrumen dukungan keluarga 0,404-0,852 dan instrumen perilaku perawatan diri 0,617-0,851. Uji reliabilitas dengan uji Alpha Cronbach dengan nilai 0,913 pada instrumen dukungan keluarga dan 0,918 pada instrumen perilaku perawatan diri. Data penelitian kemudian dianalisis menggunakan uji Spearman.

Hasil penelitian didapatkan bahwa 53,8% pasien mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori sedang dan 47,1% pasien memiliki perilaku perawatan diri dalam kategori kurang. Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pasien gagal jantung, dengan korelasi kuat dan bersifat positif. Dukungan keluarga dapat meningkatkan mekanisme koping individu dengan memberikan dukungan emosional dan saran tentang strategi alternatif berdasarkan pengalaman sebelumnya. Dukungan keluarga memiliki pengaruh signifikan pada persepsi dan perubahan sikap dalam perilaku kesehatan. Aspek dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah dukungan emosional, dukungan hadiah, dukungan informatif, dan dukungan instrumental. Dukungan yang diharapkan adalah merawat pasien, memberikan informasi tentang penyakit, manajemen gagal jantung, dan dukungan emosional: mendengarkan keluhan, motivasi minum obat dan merawat pasien selama sakit. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri terutama saat menjalani perawatan mandiri di rumah. Perawat harus selalu melibatkan peran aktif keluarga dengan memberikan pendidikan kesehatan dan pendampingan kepada keluarga dalam perawatan pasien gagal jantung.

Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pasien gagal jantung. Hasil studi ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melaksanakan program manajemen perawatan pasien gagal jantung harus selalu melibatkan peran aktif keluarga baik perawatan di rumah sakit maupun di rumah.

Penulis: Joko Susanto, S.Kep., Ns., M.Kes

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://mjphm.org/index.php/mjphm/article/view/1600

DOI : https://doi.org/10.37268/mjphm/vol.22/no.3/art.1600