Universitas Airlangga Official Website

Efek Akumulasi Zat Besi Terhadap Karies Gigi, Keradangan Gusi dan Jamur pada Anak

Foto by Halodoc

Thalassemia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai dengan gangguan produksi rantai hemoglobin alfa (α) atau beta (β). Merupakan  penyakit genetik yang terkait dengan gen resesif autosom, dalam bentuk homozigot disebut thalassemia mayor dan bentuk heterozigot disebut thalassemia minor.

Gambaran klinis rongga mulut pada pasien thalassemia meliputi bentuk akar gigi bernentuk runcing dan pendek, dan tulang pipi lebar. Pasien dengan thalassemia juga umumnya memiliki indeks karies yang lebih tinggi, gusi yang bengkak, yang merupakan tanda peradangan gusi, dan rentan terhadap infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri atau jamur, termasuk jamur Candida albicans. Saat ini, pengobatan standar untuk beta thalassemia mayor adalah transfusi darah seumur hidup untuk mempertahankan kadar hemoglobin di atas 10g/ dl. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi, salah satunya adalah kelebihan zat besi.

Transfusi darah berulang pada pasien dengan beta thalassemia mayor dapat menyebabkan kelebihan zat besi. Akumulasi zat besi terus menerus dapat membebani tubuh dan kemampuannya yang sangat terbatas untuk mengeluarkan zat besi. Kelebihan zat besi yang menumpuk beracun bagi jaringan tubuh dan dapat menyebabkan gagal jantung, sirosis, gangguan pertumbuhan, dan gangguan endokrin.

Pada penderita beta thalassemia mayor, air liur mengandung endapan zat besi yang menyebabkan pembengkakan dan gangguan fungsi kelenjar ludah. Kondisi ini dapat menurunkan laju aliran air liur, kapasitas buffering, dan beberapa komponen pertahanan ludah bawaan seperti imunoglobulin A (sIgA) dan lisozim.

Air liur adalah pertahanan inang utama terhadap terjadinya kerusakan gigi; Pada kondisi yang menyebabkan penurunan aliran ludah dan komponen pertahanannya, gigi menjadi mudah terjadi kerusakan. Pengendapan zat besi karena transfusi darah berulang dapat merangsang  pertumbuhan berbagai bakteri. Akibatnya, ada risiko peningkatan jumlah bakteri penyebab lubang gigi (Streptococcus mutans).

Akibat adanya perubahan komponen air ludah juga secara otomatis akan berdampak pada fungsi air liur itu sendiri dalam menjaga keseimbangan flora mulut, termasuk bakteri penyebab keradangan  gusi (gingivitis.).  Peningkatan virulensi bakteri penyebab keradangan gusi (Porphyromonas gingivalis) salah satu bakteri utama yang berperan penting dalam perjalanan penyakit penyangga gigi (periodontal).

Komponen ludah  bertindak sebagai garis depan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi  jamur Candida albicans dengan membatasi invasi dan melindungi penghalang epitel mukosa. Penurunan sekresi ludah pada pasien dengan beta thalassemia mayor dapat menyebabkan gangguan keseimbangan, yang memicu pertumbuhan yang berlebihan dari  jamur (Candida albicans) dengan meningkatkan perlekatan ke epitel dalam rongga mulut.

Penulis: Prawati Nuraini, drg., M.Kes., Sp.KGA.

Jurnal: https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/3994