Pulpa gigi dapat mengalami cedera oleh karena berbagai macam penyebab seperti adanya suatu kecelakaan, karies gigi maupun tumpatan yang rusak atau terlepas. Hal ini akan mengakibatkan bakteri dan racun yang berasal dari bakteri dapat masuk ke dalam pulpa sehingga mengakibatkan keradangan pada pulpa gigi tersebut sehingga lamakelamaan akan menimbulkan masalah kesehatan gigi dengan terjadinya keluhan rasa sakit.
Untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka, ada suatu perawatan yang disebut pulpcapping dengan tujuan mempertahankan vitalitas jaringan pulpa gigi sehingga keradangan lebih lanjut dapat dicegah. Apabila keradangan yang pada permulaannya bersifat ireversibel, lambat laun akan meningkat menjadi radang pulpa yang ireversibel. Radang pulpa ireversibel ini akan menimbulkan keluhan yang berkepanjangan bahkan kadang kadang sangat nyeri sehingga tidak dapat diatasi dengan meminum obat penghilang nyeri. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan pulpa gigi terletak di rongga bagian dalam gigi yang dikelilingi oleh jaringan keras gigi. Bila mengalami pembengkakan akan terkurung di dalam jaringan keras gigi sehingga menekan persyarafan pulpa sehingga semakin bertambah nyeri.
Bahan yang dipakai pada perawatan pulpcapping pada pulpa gigi yang terbuka adalah kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida mempunyai sifat menguntungkan yaitu dapat merangsang mineralisasi dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat meng-iritasi jaringan pulpa, tetapi beberapa penelitian terakhir menunjukkan adanya beberapa kekurangan. Kekurangan yang lain adalah terbentuknya terowongan terowongan kecil yang dikenal sebagai tunnel defect sebagai jalan masuk bakteri yang menyebabkan kegagalan perawatan pulpcapping karena adanya celah celah mikro tersebut mengakibatkan infeksi yang berulang.
Berdasarkan keterbatasan yang dimiliki kalsium hidroksida maka diperlukan bahan alternatif lain yang dapat dikombinasikan dengan kalsium hidroksida agar sifat anti keradangan dan sifat anti mikrobanya meningkat.
Banyak bahan alam yang terbukti bermanfaat dalam proses penyembuhan. Salah satu tanaman Indonesia yang berpotensi sebagai anti keradangan, anti oksidan dan anti mikroba adalah tanaman coklat (Theobroma cacao L.). Berat kulit buah dari tanaman coklat sekitar 73,77% dari buah masak secara keseluruhan.Adanya komponen komponen polifenol dalam buah coklat tidak menutup kemungkinan juga terdapat pada kulit buah coklat dengan khasiat yang sama. Ditinjau dari komposisinya, kulit buah coklat mengandung senyawa seperti flavonoid, katekin dan antosianin yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Selain tanaman coklat, tanaman teh juga merupakan tanaman yang dikenal luas dan dan merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia dan di dunia karena mempunyai rasa dan aroma yang khas. Berdasarkan tingkat oksidasi teh dapat dibagi menjadi teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh hijau mengandung polifenol tertinggi diantara kedua jenis teh lainnya karena teh hijau mengalami proses oksidasi dalam jumlah minimal. Polifenol yang terkandung dalam teh hijau bermacam macam terutama flavonoid. Flavonoid utama dalam teh hijau yang memiliki peran penting adalah katekin. Katekin memiliki aktivitas antioksidan berkat gugus fenol yang dimilikinya. Senyawa ini memiliki manfaat bagi proses penyembuhan luka pada pulpa vital yang terbuka karena trauma.
Direct pulp capping merupakan suatu perawatan pada pulpa vital yang terbuka oleh karena faktor mekanik atau kimia dengan menempatkan dental material di atas area yang terbuka untuk memfasilitasi pembentukan barrier dan memelihara vitalitas pulpa.
Penelitian kami ini menggunakan kombinasi kalsium hidroksida dan ekstrak kulit buah coklat yang merupakan limbah dari perkebunan coklat yang berasal dari PTP Kalikelatak Banyuwangi dibandingkan dengan kombinasi kalsium hidroksida dan ekstrak teh hijau untuk mengetahui ekspresi FGF2 dan Smad3. FGF2 merupakan suatu growth factor yang mengendalikan morfogenesis dengan mengendalikan proliferasi serta diferensiasi sel pada pulpa gigi tikus strain Wistar. Untuk ekstraksi kulit buah coklat digunakan metode maserasi dengan etanol 70% untuk mendapatkan kandungan fenolik yang tinggi. Kulit buah coklat berpotensi sebagai anti inflamasi, antibakteri dan antioksidan karena kaya akan senyawa fenolik. Smad3 telah terbukti mengatur pro-fibrotik, termasuk kolagen I dan VEGF-A.
Pada penelitian ini digunakan teh hijau sebagai pembanding. Flavonoid terbesar pada teh hijau adalah katekin. Katekin merupakan senyawa yang kompleks dan pada teh hijau adalah epigalokatekin galat (EGCG) dengan kandungan sebanyak 50%-80%. Penelitian dilakukan setelah aplikasi kedua bahan pulp capping sebagai pelindung pulpa gigi pada hari ke 3, 7 dan 14. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna pada ekspresi Smad3 dan FGF2 antara ekstrak kulit buah coklat dan ekstrak teh hijau. Kesimpulan penelitian ini adalah, kombinasi kalsium hidroksida dengan ekstrak kulit kakao dan kombinasi kalsium hidroksida dengan ekstrak teh hijau memiliki kemampuan yang sama dalam meningkatkan ekspresi Smad3 dan FGF2 .
Penulis: Prof.Dr. Tamara Yuanita.drg.,MS.,SpKG(K)
Judul artikel: The Effect of Cocoa Pod Husk and Green Tea Extract on SMAD3 and FGF2 Expressions in Exposed Dental Pulp.
Scopus Journal: Journal of International Dental and Medical Research 2022,Vol 15 no 1. http://www.jidmr.com/journal/