UNAIR NEWS – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Prevalensinya, menurut WHO, tercatat sebesar 75% di Asia Pasifik dari beban dengue di dunia, antara tahun 2004 dan 2010.
Sementara di Indonesia dilaporkan sebagai negara kedua dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis lainnya. Pada tahun 2015, penderita demam berdarah di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 129.179 orang, dimana 1.240 diantaranya meninggal dunia.
Salah satu obat DBD yang telah ditemukan adalah senyawa organik yang dinamakan MAC (Melaleuca Alternifolia Concetrate), yaitu bahan aktif antiviral dengue yang diperoleh dari ekstrak tanaman endemik di Autralia, Melaleucaalternifolia.
Namun obat tersebut memiliki beberapa kelemahan, yaitu mahal dan proses produksinya kurang efisien. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dapat diatasi dengan mencegah penyebaran maupun mencari obat yang efektif untuk demam berdarah.
Dalam penelitiannya, mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE) berhasil melakukan penelitian dengan judul ”Efektifitas Senyawa Morin Pada Ekstrak Psidium Guajava Terhadap Senyawa Kompleks Co(Ii) Sebagai Kandidat Obat Demam Berdarah Dengue.”
Dibawah arahan dan bimbingan dosen UNAIR, Harsasi Setyawati, S.Si., M.Si, proposal yang disusun oleh tiga mahasiswa UNAIR Anisa Maharani, Yovilianda Maulitiva Untoro, Novia Faridatus Sholihah, berhasil lolos seleksi dan berhak atas dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM 2018.

Tujuan dilaksanakan penelitian lanjutan ini, antara lain untuk mengembangkan metode dalam mensintesis senyawa kompleks Co (II)-morin. Kemudian menentukan karakteristik senyawa kompleks Co (II)-morin menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan Ficher-John Melting Point Apparatus. Selain itu untuk menguji efektivitas senyawa kompleks Co (II)-morin sebagai obat antivirus dengue dengan uji aktivitas serta toksisitas.
Penelitian tersebut dilaksanakan selama empat bulan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, termasuk juga di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas FST, serta di Institute of Tropical Desease (ITD) Universitas Airlangga.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Soeprapto Ma’at, telah diteliti bahwa ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) terbukti mampu meningkatkan jumlah trombosit penderita demam berdarah, sehingga tepat untuk pengobatan demam berdarah.
Namun Jambu biji hanya bisa meningkatkan jumlah Hb dalam tubuh, sehingga perlu dikembangkan suatu inhibitor virus dengue yang berasal dari senyawa kompleks. Teknik sintesis senyawa kompleks relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan sintesis material anorganik maupun senyawa organik.
Kandungan morin dari jambu dan senyawa kobalt memiliki keterkaitan antara satu sama lain sehingga dibuatlah suatu senyawa kompleks Co(II)-morin sebagai kandidat obat DBD.
Karakterisasi yang dilakukan untuk menguji efektifitas senyawa kompleks Co(II)-morin meliputi spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan Ficher-John Melting Point Apparatus, uji aktivitas serta uji toksisitas menunjukan bahwa senyawa Co(II)-morin berpotensi untuk menjadi kandidat obat demam berdarah.
Kesimpulan dalam penelitian PKM-PE Unair ini bahwa kompleks Co(II)-morin dengan karakterisasi uji aktivitas dan toksisitas memiliki IC 50 sebesar 9,467 µg/mL dan CC 50 sebesar 3.36 μg/ml dan menunjukkan bahwa kompleks Co(II)-morin berpotensi sebagai kandidat agen antiviral penghambat DENV-1 karena bersifat toksik pada sel vero. (*)
Editor : Bambang Bes.