Pemilihan obat saluran akar yang tepat akan menunjang keberhasilan perawatan endodontik. Perawatan endodontik yang sukses tentu akan meningkatkan derajat kepuasan pasien. Kalsium hidroksida merupakan obat standar yang sering dipergunakan pada perawatan saluran akar di bidang konservasi gigi. Bahan ini pada aplikasinya berupa pasta yang memiliki sifat alkali kuat atau basa kuat. Pada perawatan endodontik, bahan ini dipergunakan pada tahapan sterilisasi saluran akar karena bahan ini memiliki daya anti bakteri dan dapat mempercepat proses penyembuhan. Di pasaran terdapat beberapa pilihan obat saluran akar kombinasi kalsium hidroksida, antara lain kalsium hidroksida dengan iodofor dan kalsium hidroksida dengan barium sulfat sebagai bahan tambahan.
Perawatan endodontik memiliki keberhasilan perawatan yang tinggi, tetapi pada beberapa kasus juga didapatkan kegagalan perawatan. Berdasarkan penelitian terdahulu, bakteri Enterococcus faecalis dan Porphyromonas gingivalis merupakan bakteri yang sering ditemukan pada kasus-kasus kegagalan perawatan endodontik. Bakteri Enterococcus faecalis memiliki kontribusi sebanyak 45.8-77% dan Porphyromonas gingivalis sebanyak 28.17% kasus. Kedua bakteri ini merupakan yang tahan terhadap prosedur disinfeksi pada saluran akar gigi. Hal ini penting untuk diketahui dan diteliti lebih lanjut terutama hubungannya dengan penggunaan obat saluran akar gigi. Penambahan iodofor dan barium sulfat pada sediaan kalsium hidroksida diharapkan dapat meningkatkan efektivitasnya obat saluran akar tersebut. Pada penelitian ini efektivitas anti bakteri dari kombinasi kalsium hidroksida-iodofor dan kalsium hidroksida-barium sulfat dibandingkan terhadap bakteri Enterococcus faecalis dan Porphyromonas gingivalis. Tim peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena untuk mengetahui efek anti bakteri bahan-bahan tersebut sehingga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam pemilihan jenis obat saluran akar dalam praktek.
Untuk mengetahui pengaruh kalsium hidroksida-iodofor dan kalsium hidroksida-barium sulfat terhadap daya antibakteri Enterococcus faecalis dan Porphyromonas gingivalis, dilakukan penelitian eksperimental dengan metode difusi agar. Obat kalsium hidroksida yang digunakan adalah obat yang tersedia secara komersial berupa obat pasta dalam kemasan syringe. Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana daya anti bakteri obat tersebut terhadap dua bakteri yang sering terlewat pada prosedur sterilisasi saluran akar gigi. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan pengaruh kalsium hidroksida-iodofor dan kalsium hidroksida-barium sulfat dengan melihat zona inhibisi pada agar plate. Bakteri Enterococcus faecalis dan Porphyromonas gingivalis yang digunakan merupakan bakteri yang didapatkan dari hasil kultur stok yang didapatkan dari saluran akar gigi. Pengukuran daya anti bakteri digunakan dengan melihat zona inhibisi pada keliling sumuran menggunakan kaliper digital. Daerah yang transparan menunjukkan zona inhibisi dimana tidak didapatkan pertumbuhan bakteri yang dimaksud.
Setelah penelitian, didapatkan hasil yang kemudian diolah secara statistika, menunjukkan bahwa kalsium hidroksida-iodofor jika dibandingkan dengan kalsium hidroksida-barium sulfat terdapat perbedaan anti bakteri yang bermakna terhadap bakteri Enterococcus faecalis dan Porphyromonas gingivalis. Perbedaan tersebut tampak berupa zona inhibisi yang dihasilkan oleh kalsium hidroksida-iodofor lebih lebar dibandingkan kalsium hidroksida-barium sulfat pada kedua bakteri tersebut. Kombinasi kalsium hidroksida-iodofor memiliki kelebihan karena beberapa faktor antara lain sifat alkali dari kalsium hidroksida, ditunjang dengan iodofor yang memiliki sifat melepas ion iodin yang reaktifitasnya tinggi sehingga menyebabkan oksidasi protein secara sinergis memperkuat daya anti bakteri obat tersebut didalam saluran akar. Hal tersebut penting karena dapat memberikan dampak pada penggunaannya dalam prosedur perawatan endodontik secara klinis. Dalam hal ini disamping jenis kombinasi obat saluran akar kalsium hidroksida, terdapat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan suatu perawatan endodontik.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang daya anti bakteri obat saluran akar yang berguna untuk perawatan di bidang konservasi gigi terutama untuk perawatan endodontik, termasuk endodontik regeneratif.
Penulis: Tim Peneliti
Prasetyo EP, Juniarti DE, Sampoerno G, Wahjuningrum DA, Budi AT, Hasri D, Tjendronegoro E. The antibacterial efficacy of calcium hydroxide-iodophors and calcium hydroxide-barium sulfate root canal dressings on Enterococcus faecalis and Porphyromonas gingivalis in vitro. Dental Journal Majalah Kedokteran Gigi. 2022; 55(2): 62-66.
Link Jurnal terkait tulisan di atas: https://e-journal.unair.ac.id/MKG/article/view/33660/21089 https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v55.i2.p62-66