Universitas Airlangga Official Website

Efektivitas Latihan Fisik Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol dan VEGF

Efektivitas Latihan Fisik Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol dan VEGF
Ilustrasi Latihan Fisik Intensitas Sedang (sumber: Anlene)

Obesitas adalah masalah kesehatan global yang kian meningkat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Faktor utama penyebabnya adalah asupan kalori yang tinggi dan kurangnya aktivitas fisik. Salah satu cara efektif untuk mengatasi obesitas adalah melalui latihan fisik. Obesitas memicu timbulnya sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung koroner melalui mekanisme sistem imunitas tubuh bawaan pada jaringan adiposa. Adanya infiltrasi makrofag jaringan lemak (ATMs) menyebabkan adanya inflamasi jaringan adiposa. Selain itu faktor endogen dan eksogen yang diperantarai oleh adanya antigen Toll-like receptor (TLR) yang menyebabkan endotoksemia lokal metabolik dan menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan berkontribusi pada diabetes tipe 2 dan aterosklerosis. Aktivitas fisik memiliki efek positif pada metabolisme kolesterol dan profil lipid, memperbaiki komposisi tubuh, kebugaran kardiorespirasi, resistensi insulin.

Metode

Moderate Intensity Continuous Training (MICT) merupakan latihan fisik yang paling umum tetapi banyak orang gagal untuk menyelesaikan program MICT karena keterbatasan waktu dan rasa bosan. Latihan fisik intensitas tinggi seperti HIIT banyak orang gagal menyelesaikan karena intensitasnya yang tinggi. Sehingga Moderate Intensity Interval Training (MIIT) perlu dipertimbangkan fungsinya sebagai pengganti HIIT. Namun, masih belum banyak penelitian yang menjelaskan perbedaan pengaruh aktivitas fisik intensitas sedang. Khususnya MICT dan MIIT terhadap kadar VEGF dan kolesterol pada sampel yang diinduksi diet tinggi kalori. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana MICT dan MIIT memengaruhi kadar kolesterol dan VEGF tikus betina yang diberi diet tinggi kalori.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post-test only control group design. Perlakuan MICT dilakukan dengan aktivitas berenang dengan intensitas moderat atau 6% berat badan selama 10 menit pada minggu pertama. 20 menit pada minggu kedua dan 30 menit di minggu ketiga dan keempat. Sedangkan MIIT terlaksana dengan rasio antara berenang dan istirahat 2:1 dengan intensitas moderat arau 6% berat badan selama 5 kali dalam seminggu.

Pada minggu pertama tikus berenang selama 5 menit dan istirahat selama 2, 5 menit dengan repetisi sebanyak 2 kali. Kemudian, pada minggu kedua tikus berenang 5 menit dan istirahat 2,5 menit dengan repetisi sebanyak 4 kali. Pada minggu ketiga dan keempat tikus berenang selama 5 menit dan istirahat selama 2,5 menit dengan repetisi 6 kali (Foss et al. 1998; Herawati 2004; Putri et al. 2018). Beban pada tikus diletakkan di tengah ekor tikus (Poole et al. 2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis latihan, baik MICT maupun MIIT, mampu menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar VEGF. Peningkatan secara signifikan pada tikus yang menjalani kedua jenis latihan tersebut berbanding dengan tikus yang hanya diberi diet tinggi kalori tanpa adanya latihan fisik.

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa latihan fisik, baik MICT dan MIIT, memiliki manfaat signifikan dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan metabolisme lemak. Latihan fisik tidak hanya membantu menurunkan kadar kolesterol tetapi juga berdampak positif pada proses angiogenesis melalui peningkatan VEGF. Temuan ini dapat memberikan wawasan berharga bagi upaya pencegahan dan pengelolaan obesitas serta penyakit metabolik terkait. Dengan memahami dan menerapkan hasil penelitian ini, diharapkan lebih banyak individu dapat terinspirasi untuk meningkatkan aktivitas fisik mereka guna mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimal.

Penulis: Prof. Dr. Gadis Meinar Sari, dr., M.Kes.

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/moderate-intensity-continuous-and-interval-training-increased-veg

Baca juga: Efek Latihan Aerobic Cycle Ergometer Terhadap Pasien Myasthenia Gravis