Gingivitis, periodontitis, stomatitis, angular cheilitis, dan cellulitis merupakan penyakit keradangan pada rongga mulut yang sering terjadi pada anak adalah. Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 kasus gingivitis mencapai 74% sedangkan prevalensi periodontitis sebesar 74,1%. Rasa nyeri yang ditimbulkan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak. Hal ini karena rongga mulut memiliki banyak fungsi terkait dengan kehidupan sehari-hari seperti makan, berbicara, kontak sosial, dan penampilan. Penurunan asupan makanan karena rasa nyeri pada rongga mulut dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan dapat memperburuk status gizi anak. Rasa nyeri juga dapat berdampak negatif pada kemampuan untuk terlibat dalam hubungan sosial dan juga pendidikan anak.
Saat ini obat anti inflamasi yang sering digunakan dan diresepkan dalam terapi inflamasi adalah ibuprofen. Ibuprofen merupakan anggota pertama dari turunan asam propionat Non Steroid Anti-Inflammatory Drug (NSAID) yang bekerja dengan menghambat enzim cyclooxygenase-1 (COX-1) dan cyclooxygenase-2 (COX-2) Berdasarkan penelitian, ibuprofen yang diberikan pada anak memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan obat NSAID lainnya. Meskipun demikian, obat ini tetap memiliki efek terhadap fungsi ginjal dan tekanan darah.
Dalam beberapa dekade terakhir, kepercayaan masyarakat terhadap manfaat tumbuhan dalam pengobatan semakin meningkat. Saat ini, obat-obatan herbal tidak hanya digunakan oleh penduduk di negara berkembang tetapi juga banyak diminati di negara maju karena kegunaannya, keamanannya dan efek sampingnya yang lebih rendah. Salah satu tanaman yang paling sering digunakan sebagai obat herbal adalah jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum). Kandungan kimia jahe merah bervariasi tergantung pada lokasi budidaya, dan bentuk jahe (segar, kering atau sudah diolah )
Berbagai penelitian telah membuktikan kandungan jahe merah memiliki potensi sebagai antiinflamasi. Pemberian ekstrak jahe merah berpengaruh terhadap penurunan jumlah sel makrofag dalam proses inflamasi. Untuk mengetahui potensinya sebagai kandidat obat anti inflamasi dilakukan uji in silico. Uji in silico merupakan metode komputasi kimia yang dilengkapi dengan aplikasi molecular docking yang telah banyak digunakan untuk mendesain obat. Penelitian ini menggunakan ibuprofen sebagai pembanding aktivitas anti inflamasi pada ekstrak etanol terfraksinasi jahe merah untuk mengetahui potensinya sebagai kandidat obat baru.
Hasil penapisan molekuler (molecular docking) didapatkan 7 senyawa aktif ekstrak etanol terfraksinasi jahe merah yang lebih negatif dari ibuprofen yaitu gamma–bisabolene, phenetanamine, curcumene, sesquiphellandrene, zingiberene, shogaol, dan 6-gingerol. Mekanisme senyawa aktif dalam ekstrak etanol terfraksinasi jahe merah yang berhubungan dengan fungsi antiinflamasi yaitu dengan regulasi langsung respon inflamasi serta pengaturan sirkulasi darah.
Penulis: Prawati Nuraini
Jurnal: Fractionated Ethanol Extract of Red Ginger (Zingiber officinale var. rubrum) as Anti-Inflammatory Drug: An In-Silico Study