Universitas Airlangga Official Website

Ektrak Lengkuas dapat Memperbaiki Kerusakan Ginjal

Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa tubuh. Selain itu, ginjal juga berguna mengatur keseimbangan hidro-elektrolit dalam pembuangan produk sisa dari darah. Ginjal merupakan rute utama ekskresi Pb dan dapat mengakumulasi Pb lebih tinggi dari organ lain. Induksi Pb dengan konsentrasi tinggi secara klinis menyebabkan terjadinya efek nefrotoksisitas karena akumulasi Pb pada sel epitel tubulus proksimal. Timbal akan terakumulasi pada sel epitel tubulus sehingga menyebabkan hilangnya brush border sel epitel. Hal ini bisa berujung pada acute tubular necrosis, apoptosis, dan proteolisis masif. Efek tersebut mengakibatkan cedera ginjal atau acute kidney injury. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol lengkuas (Alpinia galanga) dapat menhambat terhadap degenerasi, nekrosis dan sel radang pada tubulus proksimal ginjal mencit jantan (Mus musculus) yang mendapat paparan timbal asetat.

Lengkuas merupakan tanaman endemik dari Asia tenggara dan sudah banyak orang budidayakan di Thailand, Malaysia Laos, dan Indonesia. Di Indonesia, lengkuas sering masyarakat gunakan sebagai bumbu dapur untuk menambah citarasa masakan. Lengkuas juga berfungsi sebagai sumber antioksidan dan zat fitokimia yang berguna bagi tubuh. Aktivitas antioksidan lengkuas (Alpinia galanga) berasal dari senyawa flavonoid golongan flavonol, yaitu kuersetin, kaemferol, dan galangin. Ketiga golongan flavonol ini berpotensi memberi efek antioksidan dengan cara menghambat peroksidasi lipid dan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) serta mereduksi ion Ca+2 pada membran mitokondria sel sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan sel.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol lengkuas terhadap degenerasi, nekrosis, dan sel radang pada tubulus proksimal ginjal yang mendapat papar timbal asetat. Mencit jantan (Mus Musculus) yang peneliti gunakan memiliki 2,5-3 bulan dengan berat 25-30 gram sebanyak 25 ekor terbagi dalam lima kelompok. Mencit diadaptasikan selama tujuh hari, setelah itu diberi ekstrak etanol lengkuas selama 24 hari dan pemberian timbal asetat pada hari ke empat sampai hari ke-21. Kelompok pada penelitian ini terdiri dari kelompok kontrol negatif yamg hanya peneliti beri CMC-Na 0,5% dan aquades. Kemudian pada kelompok control positif yang terpapar timbal asetat 20 mg/kgBB. Kelompok P1 mendapat ekstrak etanol lengkuas 200 mg/kgBB+timbal 20 mg/kgBB. Kelompok P2 mendapat ekstrak etanol lengkuas 400 mg/kgBB+timbal 20 mg/kgBB. Sementara kelompok P3 mendapat etanol lengkuas 800 mg/kgBB+timbal 20 mg/kgBB. Pada hari ke-25 semua mencit peneliti korbankan dan ambil organ ginjal untuk pembuatan preparat histopatologi.

Pada penelitian ini hasil pemeriksaan mikroskopis kelompok kontrol positif menunjukkan tingginya derajat kerusakan pada tubulus proksimal ginjal yaitu degenerasi, nekrosis dan sel radang. Berdasarkan hasil yang penelitian ini, pemberian ekstrak etanol lengkuas dosis 200, 400, 800 mg/kg BB dapat menghambat gambaran sel epitel tubulus proksimal ginjal yaitu degenerasi, nekrosis, dan sel radang yang terlihat dari menurunnya derajat kerusakan hasil skoring. Dosis ekstrak etanol lengkuas terbaik yang disarankan adalah 800 mg/kgBB.

Penulis: Eka Pramyrtha Hestianah

Publish di jurnal:

Link artikel:

https://wjarr.com/content/ethanol-extract-galangal-alpinia-galanga-administration-degeneration-necrosis-and

https://wjarr.com/sites/default/files/WJARR-2024-1018.pdf