Universitas Airlangga Official Website

Enkapsulasi Cangkang Kerang Anadara Granosa sebagai Penyembuh Radang Gigi

Foto oleh Pixabay

Trauma mekanis karena alat pada saat melakukan pembersihan kavitas paling sering terjadi, hal disebabkan kavitasnya merupakan karies yang luas dan dalam. Perawatan pulp capping merupakan suatu prosedur perawatan pulpa gigi menggunakan material yang diletakkan diatas pulpa yang mengalami trauma untuk merangsang terbentuknya reparative dentin, mencegah terjadinya invasi bakteri, dan menjaga vitalitas pulpa.  Material yang umum digunakan pulp capping adalah Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) karena dapat merangsang pembentukan dentin reparative, reaksi inflamasi yang minimal, biokompatibel terhadap jaringan, memiliki kandungan antibakteri yang baik, sitotoksisitas rendah. Beberapa studi membuktikan bahwa Ca(OH)2 kurang dapat beradaptasi dengan dentin, kurang dapat merangsang differensiasi odontoblas secara konsisten, sitotoksik pada sel, dan pH yang tinggi menyebabkan Ca(OH)2  mudah larut yang mengakibatkan tunnel defect. Tunnel defect terbentuk karena Ca(OH)2   dalam proses membentuk jembatan dentin  kurang sempurna  hal ini dikarenakan kemampuan untuk menutup di dalam dinding dentin kurang maksimal sehingga menjadi penyebab awal kegagalan bahan ini.  Dentin bridge yang terbentuk bersifat porous tidak melekat dengan baik pada dinding dentin, menyebabkan kegagalan oleh karena tidak menunjukkan long term biological seal terhadap bakteri.  Sifat Ca(OH)2 memiliki pH alkali 11-12 sehingga dapat mengakibatkan nekrosis lokal dari jaringan pulpa di sekitar lokasi yang cedera.

Pengembangan material restorasi gigi saat ini melibatkan pemanfaatan sumber daya alam. Material restorasi gigi yang baik harus memiliki sifat fisik dan mekanik yang baik serta biokompatibilitas yang baik jika ingin diterapkan secara klinis. Material gigi yang ideal tidak hanya harus bersifat inert dan tidak beracun bagi pulpa tetapi juga harus bioaktif terhadap jaringan dengan merangsang migrasi, proliferasi, dan diferensiasi sel osteogenik. Perawatan penutup pulp diartikan sebagai bahan yang digunakan untuk membuat lapisan pelindung pada pulpa gigi terbuka untuk memungkinkan jaringan pulih dan mempertahankan fungsi dan vitalitas normalnya. Cangkang Anadara granosa mengandung 98,68% kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium adalah mineral penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi dalam proses re-mineralisasi.  Cangkang Anadara granosa dapat disintesis menjadi hidroksiapatit (72%), b-tricalcium fosfat (b-TCP) (21%) dan CaOHb2 (6%) melalui penerapan metode hidrotermal selama 12 jam pada suhu 900oC diikuti dengan sintering selama 3 jam.  b-TCP memiliki komponen kimia yang mirip dengan tulang dan struktur gigi.  

Dilakukan proses enkapsulasi yang merupakan upaya untuk mengurangi efek samping dan efek toksik, menghalangi kelarutan kalsium yang cepat yang mencegah efek terjadinya terowongan. Enkapsulasi adalah sistem pelapisan berukuran mikro di mana polimer terbentuk di sekitar bahan yang diserap dalam inti sistem. Sistem mikroenkapsulasi yang baik dapat mencegah agregasi untuk waktu yang lama selama penyimpanan dan selama masa pakai produk. Keberhasilan proses enkapsulasi tergantung pada jenis polimer dan metode persiapan yang digunakan. Polimer yang digunakan harus, dalam hal persyaratan utama, dapat terurai secara hayati, biokompatibel dan non-imunogenik, karena bertujuan untuk menghindari toksisitas dalam penerapannya pada tubuh. Proses enkapsulasi menggunakan sistem gelasi ionik, yang merupakan sistem termudah dan paling banyak digunakan. Polimer yang digunakan adalah natrium alginat karena memiliki sifat perekat muko yang meningkatkan penyerapan obat dan memiliki sifat ideal untuk polimer, yaitu biokompatibel, biodegradable, tidak beracun dan murah. Gelasi ionik adalah metode cross-linking polyelectrolytes dan pasangan ion multivalen. Proses gelasi ionik diikuti dengan pembentukan kompleksasi polielektrolit dengan polielektrolit yang berlawanan. Proses pembentukan ikatan yang saling terkait dapat meningkatkan kekuatan mekanik partikel yang terbentuk. Berdasarkan proses di atas, perlu dicari alternatif material untuk penutup pulpa yang dapat digunakan dalam kedokteran gigi dan  memungkinkan optimalisasi regenerasi dentin sehingga proses peradangan pulpa dan risiko nekrosis dapat diminimalisir.

Oleh: Sri Kunarti

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/bioviability-of-beta-tricalcium-phosphate-nanoencapsulation-from-