Universitas Airlangga Official Website

Evolusi Praktik Penangkapan Ikan Paus di Kalangan Nelayan Lamalera di Indonesia

Evolusi Praktik Penangkapan Ikan Paus di Kalangan Nelayan Lamalera di Indonesia
Ilustrasi Aktivitas Penangkapan Ikan Paus di Lamalera (sumber: Hakai Magazine)

Kearifan lokal di Lamalera selalu menjadi topik hangat yang dibahas di Indonesia, terutama dalam tradisi penangkapan ikan paus. Tradisi ini telah menjadi warisan budaya selama berabad-abad. Keunikan dari penelitian ini terletak pada pemahaman holistik dan komprehensif terhadap kearifan lokal dari tradisi penangkapan ikan paus oleh nelayan Lamalera. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan pengetahuan lokal dan kearifan lokal dari komunitas nelayan Lamalera dalam kegiatan penangkapan ikan paus. Teori yang digunakan adalah etnosemiotika, yang merupakan kombinasi dari etnoekologi dan semiotika, dengan fokus pada konsep kearifan lokal. Pendekatan yang digunakan adalah etnografi baru James Spradley. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model spiral Creswell.

Penemuan penelitian ini mencakup beberapa aspek penting. Nelayan Lamalera memiliki aturan yang jelas tentang jenis paus yang boleh dan tidak boleh ditangkap. Pengetahuan ini diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat setempat. Kegiatan penangkapan ikan paus bukan hanya soal menangkap ikan paus, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang melibatkan keterampilan, ketangkasan, adat istiadat, kejujuran, keadilan, dan kesatria pria. Penangkapan paus di Lamalera dianggap sebagai simbol kejantanan dan kehormatan. Musim penangkapan paus ditentukan berdasarkan kearifan lokal dan pengetahuan alam yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Penentuan ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan populasi paus dan kelangsungan tradisi. Nelayan Lamalera menggunakan peralatan tradisional untuk menangkap paus. Peralatan ini dirancang secara khusus dan memerlukan keterampilan khusus untuk digunakan. Penggunaan peralatan tradisional ini juga menunjukkan penghormatan terhadap warisan budaya dan alam.

Wilayah penangkapan ikan paus telah ditetapkan dengan jelas dan dihormati oleh para nelayan. Batas ini ditentukan berdasarkan pengetahuan lokal dan kearifan yang diwariskan secara turun-temurun. Hasil tangkapan dari laut dibagikan dengan cara yang adil di antara anggota komunitas. Distribusi ini tidak hanya mencerminkan keadilan sosial tetapi juga memperkuat ikatan komunitas dan kerja sama di antara para nelayan. Kehidupan nelayan Lamalera sangat harmonis dengan alam. Mereka memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan berusaha untuk tidak mengeksploitasi sumber daya laut secara berlebihan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera tidak hanya merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Kearifan lokal yang ada dalam tradisi ini sangat berharga dan perlu dilestarikan. Namun, untuk memastikan kelestarian tradisi ini, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan strategi keberlanjutan yang melibatkan komunitas lokal. Dengan demikian, tradisi penangkapan ikan paus di Lamalera dapat terus berlanjut dan berkontribusi pada keberlanjutan global.

Nama Penulis: Setya Yuwana Sudikan, Titik Indarti, Nadya Afdholy

Link: https://pontecorbolipress.com/journals/index.php/he/article/view/297