Universitas Airlangga Official Website

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan terhadap Imunisasi Ganda pada Ibu Balita

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan terhadap Imunisasi Ganda pada Ibu Balita
Photo by Nusantics

Imunisasi adalah salah satu intervensi kesehatan paling efektif yang dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak. Di Indonesia, cakupan imunisasi dasar masih belum mencapai target strategis sebesar 93,6%. Data terbaru menunjukkan penurunan cakupan menjadi 76,5% pada tahun 2022. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi layanan kesehatan, imunisasi ganda (pemberian beberapa jenis imunisasi dalam satu kunjungan) diperkenalkan sebagai solusi. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan dini selama periode rentan, mengurangi kebutuhan kunjungan berulang ke fasilitas kesehatan, dan meminimalkan kesempatan yang terlewat untuk mendapatkan imunisasi.

Studi deskriptif yang dilakukan di Posyandu Puskesmas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu terhadap imunisasi ganda pada balita. Penelitian ini melibatkan 100 ibu dengan bayi berusia 13 hingga 24 bulan yang telah menerima imunisasi di Posyandu. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan dianalisis untuk menentukan tingkat kepatuhan serta faktor-faktor yang terkait.

Temuan dan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu dalam membawa anak mereka untuk menerima imunisasi ganda di Posyandu mencapai 61%. Kepatuhan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingkat pendidikan, usia, dan status pekerjaan ibu. Sebagian besar ibu (91%) berada dalam rentang usia produktif 20-35 tahun. Rentang usia ini berkaitan dengan kemampuan kognitif yang baik dan partisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas. Selain itu, sebanyak 74% ibu telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Angka itu menunjukkan adanya hubungan positif antara tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik terkait kesehatan anak mereka. Sebagian besar ibu (75%) tidak bekerja, yang memungkinkan mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan anak di posyandu. Hal ini menunjukkan bahwa status pekerjaan ibu juga berperan dalam kepatuhan terhadap imunisasi ganda pada anak-anak mereka.

Penelitian ini menekankan pentingnya inisiatif pendidikan kesehatan yang disesuaikan dengan karakteristik demografis dan pekerjaan ibu. Intervensi yang ditargetkan ini harus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan mempromosikan kepatuhan terhadap imunisasi anak yang penting. Dengan memanfaatkan keunggulan kognitif yang terkait dengan pendidikan yang lebih tinggi dan status tidak bekerja, diharapkan keputusan yang lebih baik dan perilaku kesehatan yang proaktif dapat ditingkatkan di kalangan ibu dalam lingkungan kesehatan masyarakat.

Untuk mencapai cakupan imunisasi yang optimal, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif. Pendidikan kesehatan yang terarah dan berkelanjutan, serta dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga dan tenaga kesehatan, sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan ibu terhadap imunisasi ganda. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perlindungan maksimal terhadap penyakit menular melalui program imunisasi yang efektif dan efisien.

Penulis: Devi Eka Yulvianti dan Astika Gita Ningrum

Untuk informasi lebih lanjut bisa diakses melalui link berikut: https://wjarr.com/content/factors-influencing-compliance-multiple-injection-immunization-among-mothers-toddlers-public

DOI: 10.30574/wjarr.2024.23.1.2008

Baca juga: Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Kader Kesehatan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi