Universitas Airlangga Official Website

Faktor-Faktor yang Menentukan Market Value Pemain Sepak Bola Profesional di Indonesia

Foto by Indosport

Dengan jutaan pemain dan milyaran penggemar, sepak bola menjadi olah raga yang paling populer di dunia. Dengan popularitasnya, klub sepak bola profesional bisa menghasilkan pendapatan yang sangat besar, mereka bukan hanya sekedar klub tetapi sudah menjadi kesatuan antara pemegang saham dan manajer, penjualan dan profit, pelanggan dan juga penggemar. Dari sisi managerial tim sepak bola bisa dianggap sebagai sebuah perusahaan (Amir dan Livne, 2005). Hal yang terpenting dari sebuah klub sepak bola adalah pemain, semakin bagus seorang pemain maka peluang sebuah tim untuk berprestasi semakin besar (Devi, 2004). Dengan kemampuan atau skill seorang pemain sepak bola yang memberi manfaat ekonomi di masa depan seharusnya pemain sepak bola dapat digolongkan menjadi sebuah aset dalam perusahaan. Dengan demikian seharusnya pemain sepak bola terdapat pada neraca laporan keuangan sebuah klub sepak bola. Namun masih terdapat perdebatan mengenai apakah human capital dapat diakui sebagai sebuah aset dalam sebuah perusahaan. Dalam aturan-aturan akuntansi yang ada saat ini seperti pada IAS, FASB, dan PSAK belum mengakui human capital sebagai aset. Tetapi dalam klub sepak bola tidak dapat dipungkiri jika human capital bisa memberi nilai tambah. Ini terkait dengan laporan keuangan, apakah bisa menggambarkan nilai yang sebenarnya jika human capital diakui sebagai aset ataupun beban. Untuk itu diperlukan perlakuan akuntansi yang tepat untuk pemain sepak bola (Devi, 2004). Jika klub Indonesia ingin melepas sahamnya di bursa saham, seharusnya klub membenahi laporan keuangannya dengan memperlakukan pemain sepak bola sebagai aset klub.

Diakuinya pekerja (pemain sepak bola profesional) dalam laporan keuangan klub dapat dinilai menggunakan dua pendekatan (Morrow, 1997). Pertama, cost based method, seperti historical cost, opportunity cost dan replacement cost. Kedua, market value based methods, seperti nilai ekonomi human resource. Dengan dapat ditentukannya value dari seorang pemain sepak bola, maka pemain sepak bola dapat dikapitalisasi dan diamortisasi selama memiliki umur ekonomis. Menurut Herm et al., (2014) market value pemain merupakan nilai dari sebuah pemain sebagai aset tim dan nilai jika dijual ke tim lain. Market value memberikan perkiraan biaya transfer sehingga memainkan peran penting dalam negosiasi transfer. Market value sudah lama dijadikan sebagai perkiraan oleh ahli sepak bola seperti pelatih, manajer tim, sekaligus jurnalis olah raga.

Hajar Iman Adiwiyana dan Iman Harymawan telah melakukan pengujian tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penentu dari market value pemain sepak bola profesional. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepak bola pada klub yang bermain di Liga 1 Indonesia yaitu liga sepak bola profesional resmi dengan kasta tertinggi di Indonesia pada musim 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan kriteria sampel pemain dari 15 klub terbaik di liga berdasarkan posisi klasemen dan klub tersebut tidak terdegradasi. Selanjutnya, dari masing-masing klub diambil yang berposisi sebagai striker, midfielder, dan winger karena biasanya posisi tersebut yang banyak menciptakan assist dan memiliki kecenderungan market value yang tinggi. Sampel akhir sebanyak 205 pemain sepak bola. Data diperoleh dari website resmi yaitu www.transfermarkt.com yang berisikan informasi pemain sepak bola profesional serta market value-nya di bursa transfer.

Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menentukan market value pemain sepak bola di Indonesia, yaitu umur berpengaruh negatif terhadap market value pemain. Artinya, semakin tua umur akan semakin menurunkan market value dari pemain tersebut karena dalam sepak bola mengenal usia produktif. Faktanya, pemain yang berusia 30 tahun ke atas banyak yang berada di posisi cadangan saat pertandingan. Jumlah assist, jumlah kartu kuning yang didapat seorang pemain, team status serta player status berpengaruh positif terhadap market value pemain. Artinya, jika faktor-faktor tersebut tinggi semakin tinggi pula market value pemain. Jumlah goal, jumlah kartu merah yang didapat pemain, jumlah menit bermain dan berapa kali seorang pemain diturunkan menjadi starting 11 tidak mempengaruhi market value.

Untuk industri sepak bola, pemain adalah aset utama bagi klubnya. Jika pemain sepak bola dimasukkan sebagai aset tak berwujud dalam neraca keuangan, maka akan memperkuat neraca sebuah klub dan tidak menambah dalam beban. Dengan begitu dapat lebih menggambarkan laporan keuangan klub yang sebenarnya. Jika klub sepak bola Indonesia sudah mempunyai laporan keuangan yang baik, maka dapat masuk ke bursa saham sehingga menarik investor-investor baru untuk berinvestasi di industri sepak bola. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi tambahan informasi bagi klub untuk melihat faktor faktor yang menentukan market value seorang pemain sepak bola.

Penulis: Iman Harymawan, S.E., MBA., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/view/26079

Adiwiyana, H., & Harymawan, I. (2021). Factors that Determine the Market Value of Professional Football Players in Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi, 13(1), 51-61. doi:https://doi.org/10.15294/jda.v13i1.26079