Universitas Airlangga Official Website

Faktor Pendukung dan Penghambat Penerimaan Masyarakat Indonesia terhadap Vaksin COVID-19 Dosis Penguat

Foto oleh thesundaily.my

Pemberian vaksin merupakan salah satu strategi utama dan kunci keberhasilan penanganan pandemic COVID-19 secara global, tak terkecuali di Indonesia. Vaksin akan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit secara spesifik dengan menstimulasi sistem imunitas tubuh secara aktif dan mempercepat terjadinya imunitas massal atau lebih kita kenal dengan istilah “herd immunity”, sehingga dapat menghambat laju penyebaran virus. Pada umumnya, imunitas tubuh akibat pemberian vaksin  ini akan menurun seiring dengan waktu. Hal ini juga terjadi pada pemberian vaksin COVID-19, dimana penurunan yang signifikan kekebalan terhadap virus SARS-Cov-2 terjadi setelah 5 bulan pemberian vaksin dosis utama yang kedua. Oleh karena itu, pemberian vaksin utama dan penguat sangatlah penting untuk mempertahankan sistem imunitas tubuh dan menjadi salah satu kunci keberhasilan dari penanganan penyakit COVID-19. Namun demikian, strategi penanganan COVID-19 dengan vaksinasi agar terbentuk imunitas massal tergantung dari capaian pemberian vaksinasi, baik dosis utama maupun penguat.

Pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa strategi untuk  untuk meningkatkan capaian vaksinasi dosis penguat vaksin COVID-19, namun capaian dosis penguat ini masih rendah (27.4% dari target). Penerimaan masyarakat terhadap vaksin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi capaian vaksinasi. Penelitian terdahulu mengenai penerimaan vaksin di beberapa negara menunjukkan terdapat beberapa hal yang mempengaruhi penerimaan vaksin di masyarakat, misalnya tingkat pengetahuan, gender, informasi mengenai vaksin, dsb. Selain itu, vaksin COVID-19 adalah vaksin baru dan proses pembuatannya tergolong sangat cepat, sehingga memunculkan adanya kekhawatiran masyarakat mengenai efektifitas dan keamanan vaksin tersebut. Hal ini diperberat dengan adanya mutasi virus yang memunculkan varian baru juga sehingga menyebabkan reaksi penolakan pada sebagain masyarakat terhadap pemberian vaksin tersebut. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong dan menghambat penerimaan vaksin di masyarakat, dalam hal ini adalah terhadap pemberian vaksin COVID-19 dosis penguat.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan survei terhadap 2935 responden dewasa (≥ 18 tahun) yang telah menerima dosis utama vaksin COVID dan  responden yang menolak dosis penguat diminta untuk memberikan alasannya. Responden diberikan pertanyaan apakah mereka akan menerima pemberian vaksin dosis penguat jika vaksin tersebut diberikan secara gratis oleh pemerintah. Selanjutnya, responden juga diberikan pertanyaan dengan tambahan informasi mengenai variasi efektifitas (95%, 75% atau 50%) dan beratnya efek samping, mulai dari nyeri lokal hingga demam (5-20%). Penelitian ini melibatkan 31 peneliti dari 5 pulau besar di Indonesia, yaitu Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Nusa Tenggara. Survei dilakukan dengan menggunakan platform online (www.surveymonkey.com), dan disebarkan melalui platform media sosial online seperti WhatsApp, Telegram, Messenger, Line, Faceboook, Instagram dan Twitter.

Pada awal survey, responden tidak diberikan informasi mengenai efektifitas dan efek samping vaksin dan hasilnya menunjukkan tingkat penerimaan vaksin sangat tinggi (93.9%) jika vaksin diberikan secara gratis. Namun, penerimaan terhadap vaksin menurun ketika responden diberikan infomasi mengenai efektifitas vaksin dan efek samping. Terdapat 8 faktor yang berhubungan erat dengan penolakan dosis penguat, yaitu: usia, status pernikahan, agama, pekerjaan, tipe vaksin utama yang diterima, pengetahuan mengenai pentingnya dosis penguat, kepercayaan bahwa kekebalan alami cukup untuk melawan virus COVID-19 dan ketidakpercayaan mengenai efektifitas dan keamanan vaksin. Terdapat berbagai alasan yang mendorong masyarakat untuk mendapatkan dosis penguat, yang sebagian besar berasal dari keinginan untuk memberikan proteksi untuk diri sendiri, keluarga, kolega maupun komunitas dan hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh “keharusan” pemerintah untuk vaksin. Selain itu, berbagai faktor lainnya yang teridentifikasi turut memberikan pengaruh terdapat keputusan masyarakat dalam mendapatkan vaksin dosis penguat adalah peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan kasus yang berat, efektifitas dan efek samping vaksin, saran dari kementerian kesehatan, status kesehatan, ketakutan akan adanya interaksi dengan pengobatan untuk penyakit lainnya, dsb.

Penulis : Raden Argarini (Dosen di Departemen Fisiologi dan Biokimia Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga)

Informasi lebih detail mengenai penelitian kami dapat dilihat pada tautan berikut  :

https://www.mdpi.com/2076-393X/10/12/1981

Harapan H, Fathima R, Kusuma HI, Anwar S, Nalapraya WY, Wibowo A, Wati KD, Medina A, Defrita AH, Astri Y, Prasetyowati A. Drivers of and Barriers to COVID-19 Vaccine Booster Dose Acceptance in Indonesia. Vaccines. 2022 Nov 22;10(12):1981.