Universitas Airlangga Official Website

FEB Gandeng World Bank Kaji Prospek Ekonomi Indonesia

Pemaparan Materi oleh Anthony Obeyesekere berjudul “Indonesia 2024: Prospek Ekonomi Masa Depan” (Foto: Humas FEB)
Pemaparan Materi oleh Anthony Obeyesekere berjudul “Indonesia 2024: Prospek Ekonomi Masa Depan” (Foto: Humas FEB)

UNAIR NEWS – FEB UNAIR bersama dengan World Bank Group menggelar seminar yang mengulas kondisi dan prospek ekonomi Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan kunjungan perdana dari World Bank Group dan terlaksana pada Selasa (30/04/2024) di Aula Fadjar, FEB, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR.

Seminar kolaborasi tersebut menghadirkan beberapa pembicara yang merupakan pakar dan ekonom dari World Bank Group. Tema besar dalam seminar itu adalah “Outreach Event of the Indonesia Economic Prospects (IEP) December 2023 Edition – Climate Action for Development”. 

Pembicara pertama dari World Bank Group, Anthony Obeyesekere membawakan materi berjudul “Indonesia 2024: Prospek Ekonomi Masa Depan”. Anthony mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian dunia sempat melemah karena adanya pandemi.

“Saat ini perekonomian dunia tumbuh lebih lambat dari sebelum adanya pandemi. Dan ini terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Selain itu, ada beberapa risiko yang dapat berdampak pada perekonomian negara. Seperti konflik geopolitik, guncangan inflasi, fragmentasi dan perdagangan, dan lain-lain,” jelas Anthony. 

Foto Bersama dalam Kegiatan Kolaborasi Perdana FEB UNAIR dan World Bank Group (Foto: Humas FEB)

Anthony kemudian menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan permintaan domestik yang kuat. Indonesia juga memiliki dukungan berupa kebijakan makroekonomi yang baik. Jadi, sambungnya, pertumbuhan ekonomi pascapandemi harusnya bisa lebih cepat. 

“Sebagian dampak dari pandemi COVID-19 belum teratasi dengan baik. Oleh karena itu, terdapat scarring effect yaitu ketika permintaan meningkat, namun dunia usaha membutuhkan waktu lebih untuk menyiapkan kapasitas produksi yang kembali seperti sebelum pandemi,” papar Anthony lebih lanjut. 

Selanjutnya, Anthony menuturkan dalam presentasinya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masuk dalam kategori baik. Akan tetapi, kata dia, perlu adanya agenda lanjutan karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih cukup lambat. 

“Pertumbuhan Indonesia tergolong baik, tetapi perlu ditingkatkan secara signifikan agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi di 2045. Reformasi kebijakan diperlukan untuk meningkatkan daya saing internasional,” tutur Anthony. 

Anthony menunjukkan ada beberapa faktor yang bisa mendongkrak daya saing internasional. Faktor-faktor tersebut adalah pengelolaan publik, sumber daya manusia, infrastruktur, dan stabilitas makroekonomi. Selain itu, Anthony menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia harus mulai fokus pada faktor pendukung efisiensi dan inovasi jika ingin bersaing secara internasional. 

“Kurangnya faktor pendukung efisiensi dan inovasi menjadi salah satu alasan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Riset dan perkembangan (R&D) serta kecanggihan bisnis harus menjadi faktor yang mulai diperhatikan untuk mendukung Indonesia agar dapat bersaing secara global,” pungkas Anthony. 

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Yulia Rohmawati