Universitas Airlangga Official Website

FIB UNAIR Dampingi SDN Sulung Aktualisasikan Memori Kolektif Melalui Modul Ajar

Prof. Dr. Purnawan Basundoro (kanan) memberikan materi dalam pengmas FIB Unair di SDN Sulung Surabaya bersama anggota Begandring Soerabaia, Yayan Indrayana (kiri). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Tim dosen FIB Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar program pengabdian masyarakat berupa Penyusunan Konten Pembelajaran Ekstrakurikuler Sekolah Artefak (ESA) SDN Sulung 1 Surabaya: Pembelajaran Cagar Budaya Berwawasan Kebangsaan, Kepahlawanan, dan Kesurabayaan (22/8). SDN Sulung 1 dipilih sebagai mitra sasaran karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah tertua di Surabaya.

Lahir pada tahun 1900 dengan nama Inlandsche School Soeloeng itu memiliki riwayat historis yang istimewa. Yakni, sekolah tempat Raden Soekeni Sosrodihardjo bertugas sepanjang 1898 hingga akhir 1901. Raden Soekeni Sosrodihardjo adalah ayahanda Ir. Soekarno, proklamator kemerdekaan Indonesia sekaligus presiden pertama Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu inspirasi pihak sekolah SDN Sulung membuat program bernama Esktrakurikuler Sekolah Artefak sejak 2019, di mana seluruh siswa mengikutinya.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof Dr Purnawan Basundoro SS MHum terlibat langsung sebagai narasumber dalam pelatihan itu. “Ini bagian dari komitmen FIB untuk ikut mengaktualisasikan memori kolektif kota menjadi konten pembelajaran dan harus kita ajarkan ke anak-anak sekolah. Ingatan bersama tentang kota, karya budaya dan sejarahnya, perlu adanya transmisi secara menarik dan sistematis,” ujarnya.

Pria yang juga sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Surabaya ini memberi materi wawasan Kesurabayaan dan Kecagarbudayaan di Surabaya. “SDN Sulung ini bukan hanya terkait dengan sosok Soekeni sebagai ayah Soekarno. Lebih dari itu, ini juga bisa menjadi museum hidup yang berkisah sejarah pendidikan di Surabaya,” ujarnya.

Apresiasi Pengmas FIB

Arika Hary Cahyono SPd MPd Kepala Sekolah SDN Sulung, mengapresiasi kegiatan pengmas FIB. Para peserta yang terdiri dari staf guru memang terlihat antusias menyimak paparan dari para narasumber yang memang berkompeten di bidangnya masing-masing.

“SDN kami rencananya akan menjadi tempat kegiatan belajar cagar budaya untuk sekolah-sekolah lain di Surabaya pada tengah semester nanti. Jadi pengmas ini dapat menambah semangat dan wawasan kami para guru untuk agenda itu nanti,” ujar Arika.

Dr Listiyono Santoso SS MHum memaparkan pendidikan dasar pada hakikatnya pendidikan karakter. “Kalau anak sudah memiliki karakter kepahlawanan seperti pemberani, jujur, gigih, belajar apapun dan menjadi apapun akan lebih mudah,” ujarnya.

Dalam pelatihan itu, para peserta mendapatkan materi menyusun modul ajar sesuai standar Kurikulum Merdeka, yang Anjang Taufan Amaluzon, SPd sampaikan. Setelah itu, untuk pengayaan konten, para narasumber lain memberikan wawasan sesuai tema yang diberikan. Yakni, kebangsaan, kepahlawanan, kesurabayaan, dan kecagarbudayaan.

“Luarannya adalah rancangan modul ajar yang dibuat oleh para guru. Nantinya, akan kami coba berikan pendampingan dalam hal konten secara berkelanjutan,” ujar Kukuh Yudha Karnanta SS MA, Koordinator Pengmas.

Tidak hanya akademisi, pengmas ini juga melibatkan elemen komunitas yakni Begandring Soerabaia. Kukuh mengatakan, pelibatan komunitas itu selaras dengan program SDGs yang menjadi salah satu fokus FIB Unair. “Ya, SDGs 11, yakni kota dan komunitas berkelanjutan dalam hal pelestarian warisan budaya,” ujarnya.  

Begandring Soerabaia adalah salah satu komunitas sejarah yang getol melakukan berbagai kegiatan penelusuran cagar budaya, dan telah mendapatkan rekognisi penghargaan baik dari pemerintah lokal, asosiasi profesi nasional, maupun internasional. Nanang Purwono, ketua Begandring memaparkan interpretasinya terhadap ornamen pada bangunan cagar budaya serta relasinya dengan karakter kepahlawanan.

Sementara itu, Yayan Indrayana yang juga arsitek dan kurator Begandring Soerabaia, memaparkan secara rinci bagaimana membuat project based learning dengan objek warisan budaya benda, dengan menjadikan bangunan SDN Sulung sebagai contoh. Kegiatan Pengmas ini selaras dengan program SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDGs 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan).

Penulis: Tim Pengmas