Universitas Airlangga Official Website

FIB UNAIR Gelar Workshop Keterampilan Bahasa Jepang di Bangkalan

Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Prodi Studi Kejepangan di STIKES Ngudia Husada. (Foto: Istimewa)
Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Prodi Studi Kejepangan di STIKES Ngudia Husada. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Prodi Studi Kejepangan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) gelar seminar dan workshop keterampilan bahasa Jepang pada Kamis (13/7/2023). Gelaran itu ditujukan untuk calon kaigoshi atau calon perawat lansia di STIKES Ngudia Husada Madura, Bangkalan, Madura. Ada 70 mahasiswa yang ikut dalam kegiatan tersebut.

Nunuk Endah Srimulyani SS MA PhD, selaku ketua prodi studi kejepangan menyampaikan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk mendukung calon kaigoshi bekerja di Jepang. Meskipun bahasa Jepang dapat dipelajari di berbagai tempat, namun bahasa Jepang yang berkaitan dengan keperawatan sulit ditemukan.

Etika dan Perilaku Jepang

Pada sesi pertama, Adis Kusumawati SS MHum memberikan materi menarik tentang bahasa dan etika perilaku ala Jepang. Utamanya dalam memberikan salam dan perkenalan diri di lingkungan rumah sakit di Jepang. Hal itu mencakup pentingnya penggunaan bahasa sopan dan sikap menghargai budaya setempat. Khususnya, dalam konteks medis yang melibatkan pasien dan tenaga medis.

Materi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta tentang pentingnya bahasa sopan dan sikap hormat dalam lingkungan rumah sakit. Agar tercipta lingkungan yang nyaman dan saling menghargai bagi semua pihak yang terlibat dalam perawatan kesehatan.

Pemahaman Angka dalam Bahasa Jepang

Sementara itu, Dwi Anggoro Hadiutomo SS MHum PhD memberikan pelajaran tentang pemahaman angka dalam bahasa Jepang. Materi berupa penguasaan angka dalam bahasa Jepang. Hal itu merupakan keahlian yang harus calon perawat miliki untuk menghindari kesalahan yang dapat berdampak negatif pada pelayanan kesehatan.

Dalam bahasa Jepang, terdapat pola dasar pengucapan angka. Namun ada berbagai model dan pengecualian yang perlu dipahami dengan baik. Dengan penguasaan yang baik terhadap pola dan pengecualian dalam pengucapan angka Jepang, calon kaigoshi akan lebih siap dalam berinteraksi dengan pasien, dokter, dan staf lain di rumah sakit, serta dalam mengoordinasikan berbagai hal penting.

Pengalaman Perawat Indonesia di Jepang

Selain itu, Nunuk Endah Srimulyani SS MA PhD membagikan pengalaman para perawat Indonesia yang telah bekerja di Jepang. Ia mengatakan bahwa kendala utama bagi para calon perawat asing bukanlah keterampilan keperawatan, melainkan bahasa dan budaya.

Oleh karena itu, ia memberikan tips praktis untuk mengatasi kendala tersebut, dengan harapan para calon perawat asing dapat lebih siap dan percaya diri. Agar mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan berkontribusi secara positif dalam lingkungan kerja mereka.

Setelah kegiatan itu, ke depan juga ada pelatihan intensif Bahasa Jepang keperawatan secara daring. Kegiatan itu melibatkan Tim Pengabdian Masyarakat Studi Kejepangan FIB Universitas Airlangga, STIKES Ngudia Husada Madura, dan Rumah Bahasa Pemerintah Kota Surabaya.

Para peserta yang telah mengikuti setidaknya 70% dari materi pelatihan akan mendapatkan sertifikat keberhasilan. Acara itu merupakan bagian dari komitmen Prodi Kejepangan UNAIR dalam berkontribusi pada peningkatan kualitas dan kesiapan para calon perawat dalam menghadapi tantangan dunia kerja global yang semakin kompetitif.

Perlu diketahui, STIKES Ngudia Husada Madura, yang telah menjalin kemitraan dengan Prodi Studi Kejepangan FIB UNAIR sejak tahun 2021.

Penulis: Christian Yohanes Tarbarita Banjarnahor

Editor: Khefti Al Mawalia