UNAIR – Fisioterapis Rumah Sakit Siloam Surabaya ini, Khabib Abdullah, M.Ikor, menjadi wisudawan terbaik jenjang S-2 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ia lulus dari program studi Ilmu Kesehatan Olahraga FK UNAIr, dan meraih IPK nyaris sempurna yaitu 3,98, seusai mempertahankan tesisnya bertajuk “Pengaruh Stimulasi Somatosensorik pada Kaki terhadap Perubahan Keseimbangan Statis dan Dinamis pada Lansia”.
Sebagai fisioterapis, ia mendapat inspirasi untuk melakukan penelitian itu usai mengobati pasien stroke. Ia lantas mengaplikasikan metode yang bernama simulasi somatosensorik kaki pada seorang lansia. Selama ini, lansia kurang aktif dalam bergerak, sehingga berpengaruh terhadap keseimbangan. Pernyataan tersebut ia dapat setelah melakukan penelitian di panti werdha.
“Selama ini, latihan keseimbangan berfokus pada kekuatan otot seperti latihan senam, tetapi ada unsur sensoris yang belum tersentuh. Sensoris yang dimaksud adalah visual (mata), vestibular (telinga), dan somatosensorik (kaki). Karena mata dan telinga tidak bisa diintervensi oleh fisioterapi maka stimulasi somatosensorik dipilih sebagai modalitas stimulan keseimbangan,” tutur Khabib.
Meski Khabib sibuk melakoni rutinitas pekerjaan sebagai fisioterapis dan mahasiswa magister pada saat itu, pria kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, itu tak melupakan kegemarannya sejak duduk di bangku SMP. Apa itu? Ia aktif bermain musik dengan menciptakan lagu-lagu dan membentuk grup musik bersama kawan-kawannya.
“Saat SMP tahun 1997, terinspirasi oleh Dewa 19, saya mulai belajar gitar, dan drum dengan mukul-mukul panci dan bantal. Kalau ada lagu, saya selalu membayangkan bagaimana cara main drum-nya. Dari situ, saya mulai membuat lagu sendiri, inspirasi tetap ke Dewa 19 dan Ahmad Dhani. Lagu pertama tercipta waktu SMP,” tutur pria kelahiran 1984 ini.
Ketika duduk di bangku SMA, ia mulai membentuk grup musik bernama Satisfy. Grupnya bertahan sampai ia kuliah di Surakarta. Ketika tahun 2006, ia memutuskan bekerja di Surabaya dan grup musiknya bubar seketika. Meski grup musiknya bubar, selama di Surabaya ia masih aktif menulis lagu. Tahun 2012, ia menemukan lowongan di salah satu studio rekaman yang membutuhkan tenaga untuk mengaransemen lagu.
“Akhirnya saya coba dan hasilnya bagus. Lalu, saya rekam enam lagu-lagu saya. Di album “Summer Hymn” ini saya bertugas sebagai produser, gitaris, vokalis, dan pemain bass. Sisanya, diisi operator studio. Tahun 2014, saya mengikutkan produksi rekaman saya ke kompetisi regional Jawa Timur, dan meraih posisi terbaik ketiga sebagai pencipta lagu terbaik,” tutur Khabib. (*)
Pnulis: Defrina Sukma
Editor: Dilan Salsabila