Universitas Airlangga Official Website

FISIP UNAIR Majukan Budaya Lokal Tengger Berbasis Teknologi Digital

UNAIR NEWS – Sebuah inisiatif pengabdian diluncurkan oleh tim PkM dari Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga (UNAIR). PkM ini bertujuan untuk memajukan kekayaan budaya lokal Tengger, Indonesia. Program pengabdian masyarakat berbasis digital yang berlangsung pada tanggal 20-21 April 2024 di Balai Desa Ngadiwono, Pasuruan. Hal ini sebagai bagian dari masyarakat Suku Tengger di kawasan Bromo Tengger Semeru (BTS), Jawa Timur.

Suku Tengger, yang tinggal di kawasan BTS, terkenal dengan kekayaan budayanya yang melimpah. Ritual terselenggara sepanjang tahun untuk menghormati leluhur dan mendekatkan leluhur dalam keseharian masyarakat. Dari ritual Kasada hingga ritual Unan-Unan yang menjadi kegiatan rutin setiap lima tahun.

Budaya Tengger memiliki nilai-nilai yang kaya dan beragam. Namun, di tengah arus perubahan zaman, apakah generasi muda Tengger tetap mempertahankan akar budayanya. Kegundahan ini yang menjadi alasan mengapa masyarakat Tengger terutama di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan.

Museum Etnografi menggagas program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengapresiasi dan melestarikan kekayaan budaya Suku Tengger. Melalui pendekatan yang cermat, program ini berfokus pada memberdayakan pemuda lokal. Dengan tujuan menjadi agen perubahan dalam memajukan warisan budaya.

Kegiatan PkM ini mengajak pemuda desa untuk melestarikan budayanya melalui media sosial. Pelaksanaan diselaraskan dengan diselenggarakannya upacara Unan-Unan yang dilaksanakan setiap lima tahun. Upacara ini yang akan menjadi objek latihan para pemuda desa dalam rangka menginventarisasi, memperkenalkan secara digital kepada masyarakat luas.

“Program ini tidak hanya tentang mempelajari budaya Tengger, tetapi juga tentang memastikan bahwa generasi muda menjadi pelopor dalam menjaga dan mengangkat keunikan budaya mereka,” ujar Dr Phil Toetik Koesbardiati Dra ketua pengabdian dan pakar antropologi yang memimpin inisiatif ini.

Workshop bertema Inovasi Digital: Pemberdayaan Pemuda Tengger dalam Memajukan dan Melestarikan Budaya Lokal Melalui Teknologi dan Internet” diikuti 25 remaja Desa Ngadiwono, Tengger. Mereka mendapat bimbingan untuk memahami dan menggunakan perangkat elektronik dan menciptakan konten digital. Selain itu, mereka juga belajar bagaimana memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang budaya Tengger.

Workshop ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya memelihara warisan budaya. “Kami ingin membantu pemuda Tengger merasa memiliki dan bertanggung jawab atas budaya mereka sendiri. Harapannya program ini dapat menjadi tonggak penting dalam melestarikan budaya Tengger melalui teknologi dan internet. Lalu juga menginspirasi generasi mendatang untuk terlibat aktif dalam pelestarian warisan budaya mereka,” ungkap Nimas Safira W asisten peneliti dari S-2 Media dan Komunikasi, yang turut berkontribusi dalam penyusunan modul dan konten kreatif.

Dalam pengabdian tersebut, tim peneliti juga melakukan survei kecil sebelum memulai workshop digital ini. Hasil pre-test menunjukkan bahwa sebagian besar peserta telah memiliki keterampilan dalam penggunaan aplikasi editing dan kreatif, tetapi belum memanfaatkannya secara maksimal untuk mempopulerkan budaya Tengger. Untuk itu, program ini juga memberikan bimbingan teknologi agar peserta dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital secara lebih efektif.

Selama dua hari, peserta diberi kesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang budaya Tengger dan belajar bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya mereka. Berbagai kegiatan, mulai dari sosialisasi tentang aplikasi konten kreatif hingga workshop langsung tentang pembuatan konten digital, telah membantu peserta untuk melihat potensi mereka dalam memajukan budaya Tengger melalui media digital.

Melalui upaya bersama ini, harapannya pemuda Tengger akan menjadi duta dalam memajukan dan melestarikan warisan budaya mereka. Dengan memanfaatkan teknologi dan internet, mereka memiliki potensi untuk menyebarkan keunikan budaya Tengger kepada masyarakat luas, sehingga menjaga keberlangsungan dan keberagaman budaya Indonesia.

Penulis: FISIP UNAIR