Universitas Airlangga Official Website

FK UNAIR Gelar Lokakarya Bottleneck Analysis, Tingkatkan Layanan Kesehatan Neonatus di Surabaya

Sesi diskusi tim FK UNAIR, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan SingHealth Duke NUS Global Health Institute. (Foto: Istimewa)
Sesi diskusi tim FK UNAIR, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan SingHealth Duke NUS Global Health Institute. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWSFakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga sukses menggelar kegiatan lokakarya. Lokakarya bertajuk Bottleneck Analysis Workshop Pelayanan Transportasi dan Rujukan Neonatus di Kota Surabaya itu terselenggara pada Rabu (4/10/2023). Acara berlangsung di Ruang Sidang D, Fakultas Kedokteran, Kampus Dharmahusada-A UNAIR.

Perwakilan FK UNAIR, Mahendra Tri Arif Sampurna dr SpA(K) PhD menuturkan, kegiatan ini merupakan luaran penelitian dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) FK UNAIR. Dalam hal ini, Departemen IKA menggandeng dua pihak, yaitu SingHealth Duke NUS Global Health Institute dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 

Rangkaian Kegiatan

Dalam lokakarya itu, terdapat sejumlah pembicara dari berbagai kalangan. Para pembicara menyampaikan materi dari sudut pandang yang berbeda-beda. Hadir dalam lokakarya, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dr Sri Lestari MKes. Ia membeberkan upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam meningkatkan kualitas layanan dan taraf kesehatan neonatus. Termasuk dalam hal sistem rujukan dan transportasi darurat neonatus.

Pemaparan selanjutnya berasal dari praktisi dan ahli yang terlibat langsung dalam penelitian. Esther Indriani MPH selaku konsultan penelitian memberikan penjelasan terkait metode dalam bottleneck analysis. Penjelasan itu meliputi sejarah metode, cara penggunaan, dan cara implementasi. Sementara itu, hasil temuan penelitian dipaparkan oleh Muhammad Rizky Widodo SKM AAAK yang juga berperan sebagai koordinator lapangan penelitian.

“Dari hasil diskusi terdapat beberapa temuan. Misalnya saja akar permasalahan, yaitu sistem pelatihan tenaga kesehatan yang memerlukan waktu lama dan kurang meratanya sosialisasi. Selain itu, operator serta jumlah tempat tidur di fasilitas penerima rujukan juga masih terbatas,” jelasnya pada Jumat (13/10/2023).

Sesi foto bersama tim FK UNAIR, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan SingHealth Duke NUS Global Health Institute. (Foto: Istimewa)

Kemudian, dr Mahe memimpin langsung acara pamungkas yaitu verifikasi bersama terkait hasil penelitian. Sesi ini juga melibatkan Dr Arif Tyebally ​MBBS MRCPCH (UK) MMed (Paeds) dari SingHealth Duke NUS untuk mengklarifikasi metode dan hasil yang ada.

“Setelah hasil penelitian diverifikasi dan diklarifikasi bersama. Semua peserta kemudian mendiskusikan akar masalah bottleneck menggunakan metode lima why kemudian mendiskusikan rencana tindak lanjutnya,” terangnya.

Tingkatkan Layanan Kesehatan Neonatus

Lebih lanjut, dr Mahe mengatakan bahwa kegiatan lokakarya ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian tentang pelayanan transportasi dan rujukan neonatus di Surabaya. “Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian terkait gambaran pelayanan transportasi dan rujukan neonatus di Kota Surabaya. Kemudian kami mendiskusikan hasil penelitian dan melakukan brainstorming terkait bottleneck (hambatan) dalam sistem transportasi dan rujukan neonatus,” katanya.

Tak sampai di situ saja, lokakarya ini juga menjadi wadah diskusi antara pelaku pelayanan kesehatan, ahli kesehatan anak, serta pemangku kebijakan. Diskusi tersebut kemudian menghasilkan rencana tindak lanjut yang harapannya dapat meningkatkan layanan transportasi dan rujukan neonatus di Surabaya.

“Hasil dari kegiatan ini adalah rencana tindak lanjut dan laporan penelitian. Hal itu membantu Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam meningkatkan pelayanan transportasi dan rujukan neonatus melalui advokasi evidence based practice,” pungkasnya.

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q. Masruroh