UNAIR NEWS – Berada pada tiga lempeng tektonik besar yang bertemu yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rawan bencana alam. Negara kita telah mengalami banyak bencana alam, beberapa di antaranya tercatat sebagai bencana alam dengan magnitude besar paling merusak.
Gigi merupakan bagian dari identitas seseorang yang dapat terekam dan teridentifikasi jika menjadi korban kecelakaan transportasi atau bencana alam. Gigi merupakan bagian dari tubuh manusia yang dapat bertahan hidup meskipun tubuh rusak akibat kebakaran atau pembusukan. Informasi dari rekam medis dokter gigi dapat diolah secara nasional sebagai informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi korban di masyarakat. Dengan adanya rekam gigi atau dental record, maka identifikasi seseorang dapat dilakukan dengan jauh lebih mudah, cepat dan akurat.
Pada kasus mayat terbakar atau mutilasi yang tidak meninggalkan bentuk asli fisik serta hilangnya sidik jari, maka dental record dapat diandalkan untuk mengidentifikasi seseorang dengan cepat dan akurat. Itulah sebabnya setiap keluarga seharusnya mempunyai dental record sebagai sarana identitas untuk identifikasi apabila diperlukan di kemudian hari.
Idealnya setiap individu mempunyai dental record yang selalu terupdate dan terhubung dengan NIK masing-masing. Karena sistem ini belum terbangun, maka pelatihan pencatatan gigi sederhana secara mandiri bisa menjadi solusi awal sebagai rintisan dental record nasional di Indonesia yang terintegrasi.
Tim Pengabdian Masyarakat Bagian Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) mengambil inisiatif untuk mengembangkan masyarakat sadar dental record sebagai rintisan dental record nasional terintegrasi.. Sebagai pilot project, tim memilih kelompok Masyarakat di Kecamatan Trawas, Mojokerto. Dengan bekerjasama dengan Puskesmas Trawas melalui Kepala Puskesmasnya yaitu drg Aita Yessy Silia, tim melakukan pelatihan pada kader kesehatan gigi setempat. Selanjutnya kader kesehatan gigi ini diharapkan mampu melakukan pencatatan gigi secara mandiri pada keluarga masing-masing dan mengajarkannya pada masyarakat sekitarnya.
Kegiatan dilaksanakan di bulan Juni 2023 bertempat di Balai Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas, dengan diikuti oleh 50 orang peserta. Sebelum dilakukan pelatihan tim mengadakan pre-test dan post-tests setelah pelatihan. Tes ini berguna untuk mengukur peningkatan perilaku dan pengetahuan dari masyarakat mitra binaan. Pelatihan dilakukan dengan topik-topik sebagai berikut:
- Pengenalan anatomi gigi dan rongga mulut
- Cara pencatatan gigi pada lembar odontogram secara mandiri.
Untuk mencapai hasil yang diharapkan tim mengerahkan para dosen Biologi Oral FKG Unair, mahasiswa S2, dan mahasiswa S1. Masyarakat mitra binaan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (peer group) yang dibimbing dan didampingi oleh satu anggota tim. Dengan demikian transfer of knowledge berjalan lebih efektif. Metode pelatihan menggunakan model gigi, alat-alat diagnostik sederhana, dan lembar odontogram.
Untuk menjaga suasana pelatihan agar tetap kondusif dan mengusir kejenuhan,, nara sumber dan tim melakukan beberapa kegiatan ice-breaking yang menarik. Hasil pre-test menunjukkan peningkatan skor post-test sebesar 96,56% disbanding pre-test.
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengmas Mewujudkan Masyarakat Sadar Dental Record Melalui Pencatatan Gigi Keluarga Secara Mandiri di Trawas Mojokerto menghasilkan peningkatan pengetahuan pada masyarakat mitra binaan, khususnya dalam hal pengetahuan anatomi dan struktur gigi, serta pentingnya melakukan pencartatan gigi secara mandiri di keluarga masing-masing. Sebagai sebuah pilot project tentunya kegiatan ini harus di-follow up dengan kegiatan lain di tahun depan untuk memverifikasi bahwa tiap kader yang dilatih telah mampu melakukan pencatatan gigi secara benar dan rutin pada keluarga masing-masing.