Universitas Airlangga Official Website

FKM UNAIR Gelar Webinar Ulas Bahaya Eating Disorder pada Mahasiswa

Anisa Lailatul Fitria S.GZ M.SC, Dosen Departemen Gizi FKM UNAIR ketika memaparkan kriteria eating disorder menurut DSM-V. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Kesehatan mental maupun fisik kerap menjadi momok bagi Mahasiswa. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) memandang realita tersebut dengan mengadakan webinar “Student Wellness Matter” yang bertemakan “Strategies for Preventing Eating Disorder”.

Webinar yang berlangsung melalui platform zoom tersebut berlangsung pada Minggu (1/10/2023). Hadir sebagai pemateri webinar Anisa Lailatul Fitria SGZ MSC, Dosen Departemen Gizi FKM UNAIR. Pada awal presentasinya, Anisa menyampaikan data Mahasiswa Indonesia yang mengalami gangguan makan alias eating disorder.  

“Jumlahnya 27.5% sampai 40%,” kata Anisa. 

Eating Disorder, jelasnya, merupakan gangguan makan subklinis seperti pengaturan berat badan yang tidak sehat, binge eating, hingga sikap dan perilaku yang terkait dengan bentuk tubuh. Menurut Anisa, ada beberapa kriteria gangguan makan menurut DSM-5, seperti Anorexia Nervosa, Bulimia Nervosa, Binge Eating, EDNOS, dan lain-lain.

“Secara langsung (eating disorder) tidak mengganggu. Tetapi secara medis, ada faktor kesehatan yang harus kita pertimbangkan di kemudian hari. Bila perubahan makan tidak diikuti dengan perubahan perilaku, dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan tubuh,” paparnya. 

Anisa juga menambahkan bahwa penyakit-penyakit yang identik dengan usia lanjut seperti gagal ginjal, kini dapat diderita oleh yang lebih muda. Penyebabnya pun tidak jauh dari pola makan dan aktivitas fisik. 

“Setelah ditelusuri, penyakit gagal ginjal pada usia muda disebabkan oleh konsumsi micin tinggi, dan tidak didukung dengan aktivitas fisik.” Terangnya. 

Anisa juga menuturkan tanda-tanda awal adanya eating disorder, antara lain perubahan kebiasaan, keinginan untuk memuntahkan makanan, hingga kesulitan untuk konsentrasi. Bahkan kebiasaan menjadi lebih gemar berolahraga. “Olahraga yang berlebihan juga dapat menjadi tanda eating disorder,” terang Anisa.

Strategi Pencegahan

Terkait permasalahan tersebut, Anisa menyarankan solusi 3S atau Sadari, Skrining, Seek help. Pertama, jelasnya, harus sadari makan yang sudah sesuai atau belum. “Bila belum sesuai, segera sadar dan cari pertolongan,” tegasnya.

Untuk tahap skrining, Anisa juga memberikan saran website eat-26.com yang dapat digunakan untuk skrining awal. Selain memberikan pengenalan mengenai eating disorder dan tanda-tandanya, Anisa juga memaparkan strategi pencegahan eating disorder tersebut.  Beberapa hal itu, sambungnya, seperti terapkan gizi seimbang setiap hari. 

“Mulai sekarang dan konsisten dalam 66 hari,” pesan Anisa. 

Mengubah pola makan, lanjutnya, merupakan hal yang sulit. Sehingga dibutuhkan minimal 66 hari dalam menerapkan gizi seimbang. Anisa juga menyarankan untuk menggunakan konsep “Isi Piringku”.

Pada akhir, menurut Anisa, adalah mindful eating. Hal itu, jelasnya, adalah ketika menyadari dengan jelas bahwa seseorang sedang makan dan menyadari pentingnya makan. “Terkadang orang tidak sadar makan sambil bekerja, makan sambil ngerjain skripsi,” pungkasnya. 

Penulis: Danar Trivasya Fikri

Editor: Nuri Hermawan

Baca Juga: FKM UNAIR Gelar Simposium ISOPH 7, Hadir Akademisi dari Berbagai Negara