Universitas Airlangga Official Website

Gambaran Klinis Infeksi Jamur pada Kulit Kepala dan Rambut

Foto oleh Reader's Digest

Sering kita temui infeksi jamur pada kulit kepala dan rambut yang umumnya ditemukan pada anak-anak pra-remaja. Istilah medis penyakit tersebut adalah Tinea Kapitis. Tinea kapitis adalah infeksi jamur jenis dermatofit pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh spesies Trichophyton (kecuali Trichophyton concentricum) dan Microsporum.Dari keluhan pasien didapatkan rasa gatal pada kulit kepala disertai rambut rontok dan sisik pada kulit kepala, kebotakan setempat, radang dan nanah. Tinea kapitis banyak ditemukan pada usia pra-remaja (usia 3-14 tahun), higienitas buruk, keluarga besar, kehidupan yang selalu ramai dengan banyak bertemu orang dan status sosio ekonomi rendah. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah harus dicari sumber penularan bisa dari fomites (sisir, topi, sarung bantal, mainan, sofa) atau hewan peliharaan seperti kucing yang dapat tidak bergejala terinfeksi M. canis.

Gambaran Klinis

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan gambaran klinis Tinea Kapitis tergantung dari agen jamur penyebab dan faktor-faktor lain seperti respons imun dari inang. Dibagi menjadi: A. Non-inflamasi (non-radang): 1. “Gray patch“: sering disebut sebagai bentuk seboroik oleh karena predominan gambaran sisik atau skuama. Jamur akan membentuk selubung di sekitar rambut yang terkena menjadi warna abu-abu dan menyebabkan rambut patah tepat di atas kulit kepala disertai bercak bersisik dengan dasar berwarna merah. Bisa didapatkan kebotakan yang tidak menimbulkan jaringan parut. Disebabkan oleh jamur golongan antropofilik (yang bisa ditularkan dari manusia ke manusia) yaitu M. audouinii, M. canis, M. ferrugineum atau T. tonsurans. Dengan pemeriksaan lampu Wood akan memberi fluoresensi yellow-green pada M. audouinii, M. canis, M. ferrugineum. 2. “Black dot“: rambut patah pada kulit kepala meninggalkan titik-titik hitam berbentuk poligonal pada area kebotakan setempat dengan radang cenderung minimal. Disebabkan oleh jamur golongan antropofilik yaitu T. tonsurans dan T. violaceum. B. Inflamasi: 1.Tipe Kerion: didapatkan keluhan gatal dan nyeri/perih pada kulit kepala. Ditemukan area bernanah berbentuk kubah atau bentuk kerion. Peradangan yang intens juga dapat menyebabkan kebotakan yang menimbulkan jaringan parut. Sering ditemukan pembesaran kelenjar getah bening pada area leher. Disebabkan oleh jamur golongan zoofilik (ditularkan dari hewan ke manusia) atau geofilik (ditularkan dari jamur yang hidup di tanah ke manusia), seperti M. canis, M. gypseum, dan T. verrucosum, yang menyebabkan tinea kapitis jenis radang melalui reaksi hipersensitivitas.2. Tipe “Favus”: bentuk yang berat dan kronis berupa plak berwarna merah dengan sisik. Awalnya berbentuk bintil kuning kemerahan yang kemudian membentuk keropeng tebal berwarna kekuningan (skutula). Skutula dapat menyatu membentuk plak besar dengan mousy odor (bau seperti bangkai tikus). Gambaran klinis tersebut dapat meluas meninggalkan area bagian tengah yang menipisi menyebabkan kebotakan dengan jaringan parut. Disebabkan oleh T. schoenleinii. Dengan pemeriksaan lampu Wood akan memberi fluoresensi biru keabu-abuan yang halus di sepanjang rambut.

Kesimpulan

Demikian gambaran klinis Tinea Kapitis beserta pembagiannya yang harus diketahui oleh masyarakat luas, utamanya para orang tua dan guru yang sering bertemu dan berkomunikasi dengan para pasien yang umumnya masih usia pra-remaja. Diharapkan dengan mengetahui gambaran klinis Tinea Kapitis, pasien dapat diobati lebih awal dan lama pengobatan menjadi lebih pendek dan mencegah timbulnya komplikasi seperti kebotakan dengan jaringan parut yang akan menyebabkan timbulnya rasa rendah diri pasien di usia remaja dan dewasa.

Penulis: dr. Evy Ervianti,Sp.KK(K)

Informasi detail dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://jpad.com.pk/index.php/jpad/article/view/1775

Trichoscopy of tinea capitis infection in children by Microsporum sp.: A case aeries

Evy Ervianti, Linda Astari, Yuri Widia, Sylvia Anggraeni