Universitas Airlangga Official Website

Gambaran Status Gizi Siswa Remaja Putri dan Kaitannya Dengan Prevalensi Stunting

Gambaran Status Gizi Siswa Remaja Putri dan Kaitannya Dengan Prevalensi Stunting
Ilustrasi siswa remaja putri (sumber: infopublik.id)

Stunting adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Data Riset  Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menunjukkan kasus stunting di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 30,8%. Salah satu pilar upaya penanganan gizi buruk dan stunting adalah perubahan perilaku. pernikahan dini, kesadaran dan kesiapan remaja akan kesehatan reproduksi menjadi salah satu penyebab stunting. Lombok Barat merupakan salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mempunyai prevalensi status gizi Berat badan per Umur (BB/U) balita tertinggi yaitu sebesar 22,8%, lebih tinggi dari rerata NTB sendiri. Sedangkan prevalensi stunted sebesar 20,73% di tahun 2019 dan 18,98% di tahun 2021.

Untuk itu, Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga berupaya untuk berkontribusi dalam gerakan penurunan stunting melalui pengabdian kepada masyarakat (PKM) di NTB. PKM yang yang berjudul “Penguatan Upaya Intervensi Gizi Sensitif dalam Rangka Menurunkan Stunting melalui Edukasi Gizi dan Kesehatan Reproduksi Remaja di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat bermitra sasaran dengan SMA Negeri 1 Gunungsari di Lombok Barat. Sekolah ini merupakan SMA negeri satu-satunya yang ada di kawasan ini.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan skema Program Kemitraan Masyarakat dengan fokus pengabdian bidang kesehatan yang bertumpu pada kesehatan reproduksi remaja. Kegiatan diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari 25 orang siswa PMR SMAN Gunungsari 1 Surabaya dan 25 orang Guru. Guru ini terdistribusi 2 orang dari SMKN 2 Linggar, 2 orang SLBN 1 Lombok Barat, 2 orang dari SMKN 1 Gunungsari, 4 orang dari SMKN Batulayar dan sisanya dari SMAN 1 Gunungsari. Acara diawali dengan senam bersama, kemudian pembukaan, penyampaian cindera mata, penyampaian materi dan ditutup dengan pemeriksaan antropometri serta kadar Glukosa darah. Acara disambut baik oleh peserta maupun pihak sekolah dan berharap Kerjasama makin ditingkatkan di tahun depan, bahkan diperluas ke Lombok bagian yang lain.

Seminar tentang Pengenalan mendasar tentang Stunting, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Gizi Remaja yang dihadiri 25 siswi (usia rerata 16 tahun) dan 25 guru (usia rerata 44 tahun) telah mendapat hasil pre dan post test tentang pengetahuan peserta. Terdapat peningkatan signifikan terhadap pengetahuan pasca seminar pada siswi sebesar 13,33% dan guru sebesar 20%. Pada pengukuran fisik, hasil pemeriksaan berat badan siswi rerata 47 kilogram dan guru 60 kilogram; tinggi badan siswi rerata 148 centimeter dan guru rerata 147 centimeter; lingkar lengan tas siswi rerata 21 centimeter dan guru 27,75 centimeter. Kadar glukosa darah acak juga diperiksa pada kegiatan ini, hasil pada siswi adalah rerata 93,04mg/dl dan guru 106,92mg/dl.

Rekaman data hasil pre test peserta diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswi dan guru belum memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan baik. Rekaman data hasil penilaian post test peserta menunjukkan peningkatan skor peserta.  Berdasarkan analisis sistuasi di atas, maka darah Lombok Barat mempunyai permasalahan pada beberapa hal, yaitu masih tingginya prevalensi stunting, penduduk miskin, anak bergizi rendah. Di satu sisi, di Lombok Barat mempunyai sebaran penduduk di bangku sekolah menengah atas yang merupakan sasaran intervensi gizi sensitif pada penanganan stunting. Pada kelompok usia ini membutuhkan penguatan pengetahuan dan ketrampilan dalam memprevensi stunting dan masalah kesehatan lainnya.

Populasi pada rentang usia ini membutuhkan intervensi tentang kesehatan reproduksi remaja, edukasi gizi dan penguatan karakter agar tidak terjadi kesalahan pergaulan dan fenomena putus sekolah karena mereka berpotensi meningkatkan kualitas kesehatan, ekonomi maupun indikator pengembangan sumber daya di masa depan. Permasalahan yang memerlukan penguatan adalah tentang Kesehatan reproduksi remaja. Pada hasil post test  didapatkan gambaran pengetahuan yang meningkat secara signifikan setelah diadakan seminar dan diskusi kelompok di kalangan siswa remaja putri dan guru di SMA Negeri 1 Gunungsari, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan diadakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Penulis: Eka Arum Cahyaning Putri, Faiq Amirul Hakim, Eko Purwanto, Nabilah Izzatunnisa, Reny I’tishom, Uswatun Hasanah, Purwo Sri Rejeki.

Informasi detail dari review artikel ini pada tautan berikut: https://doi.org/10.30574/wjarr.2024.22.2.1429

Baca juga: Pengaruh Pemberian Pendidikan Anak terhadap Pengetahuan dan Perilaku Orang Tua