Universitas Airlangga Official Website

Pendidikan Vokasi Tangani Persoalan Pariwisata

UNAIR NEWS – Kampung wisata menjadi salah satu tren dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Pasalnya, kampung wisata dapat membantu peningkatan ekonomi, baik bagi negara maupun bagi masyarakat secara langsung. Akan tetapi, dalam pengembangannya, kampung wisata masih kerap mengalami hambatan.

Adanya hambatan itu memantik munculnya sebuah strategi pengembangan yang lebih terintegrasi. Strategi itu dapat berupa sinergi bersama dengan melibatkan perguruan tinggi melalui pembelajaran vokasi. Strategi berbasis sinergi ini merupakan gagasan dari Prof Dian Yulie Reindrawati SSos MM PhD CHE.

Gagasan itu ia sampaikan pada momen pengukuhannya sebagai Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR). Prosesi pengukuhan berlangsung pada Rabu (18/10/2023) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR.

Persoalan Kampung Wisata

Dalam pengukuhannya, Prof Dian menyampaikan pidato orasi bertajuk Teaching Factory (TEFA) Berbasis Komunitas pada Kampung Wisata sebagai Aktualisasi Pembelajaran Vokasional. Membuka orasi, Prof Dian menerangkan bahwa kampung wisata melibatkan penduduknya dalam aktivitas sosial dan ekonomi yang terkait pengembangan pariwisata.

Menurutnya, kampung wisata memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian. Akan tetapi, pengembangan pariwisata di Indonesia kerap mengalami tantangan dan hambatan.

“Setiap kampung wisata memiliki potensi unik dan beragam, seperti kerajinan, kuliner, sejarah, dan budaya. Akan tetapi, pengembangannya kerap menemui pada berbagai tantangan, seperti rendahnya kunjungan wisatawan, kurangnya kolaborasi stakeholder, dan lemahnya partisipasi masyarakat,” tutur Dosen Vokasi UNAIR itu.

Integrasi Pendidikan Vokasi

Dalam mengembangkan kampung wisata, kata Prof Dian, upaya yang dapat dijalankan adalah menggandeng perguruan tinggi. Perguruan tinggi khususnya melalui pembelajaran vokasi dapat menyediakan strategi untuk membantu pengembangan kampung wisata.

Salah satu strategi itu berupa Teaching Factory (TEFA). TEFA merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan dunia industri dengan pendidikan vokasi. Adanya integrasi itu bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi selaras dengan permintaan pasar.

“Salah satu inovasi penting dalam mencapai tujuan ini adalah konsep Teaching Factory (TEFA), sebuah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan dunia industri dengan pendidikan vokasi,” terang gubes bidang ilmu Manajemen Kepariwisataan itu.

Nantinya, implementasi TEFA juga akan terintegrasi dengan Project-Based Learning (PBL) dan kebijakan Kurikulum Merdeka. Ketiga komponen itu akan membentuk pendekatan pendidikan yang berpusat pada kebutuhan masyarakat.

“Dalam konteks ini, TEFA memberikan mahasiswa pengalaman praktis yang terkait dengan dunia kerja dan industri yang ada dalam masyarakat,” ucapnya.

Manfaat Ganda

Kemudian, dosen kelahiran Probolinggo itu menekankan bahwa sinergi dalam TEFA akan melahirkan manfaat ganda. Pasalnya, sinergi ini tidak hanya berorientasi pada pencapaian individu. Akan tetapi, masyarakat juga akan merasakan dampak positif dari pengembangan pariwisata yang berlangsung. Dengan demikian, sambung Prof Dian, permasalahan kampung wisata dengan pendidikan vokasional dapat terjawab.

“Dengan demikian maka permasalahan mengenai kampung wisata dan pembelajaran vokasional dapat terjawab melalui sinergi ini. Kampung wisata menjadi lokasi praktik nyata bagi mahasiswa. Di sisi lain, kolaborasi ini juga mendukung pertumbuhan dan pembangunan kampung wisata itu sendiri,” tegasnya.

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q Masruroh