UNAIR NEWS – Airlangga Education Expo (AEE) 2025 telah memasuki hari ketiga, Minggu (9/2/2025). Pada hari terakhir AEE kali ini, giliran Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan Fakultas Farmasi (FF) yang unjuk diri memaparkan informasi dan prestasi masing-masing. Para pimpinan dari masing-masing fakultas membawakan materi dan informasi dari masing-masing fakultas. Info session AEE kali ini terlaksana di Gedung Airlangga Convention Centre (ACC) Kampus MERR-C, Universitas Airlangga (UNAIR).
Sertifikasi Bergengsi hingga Pimpin Riset Vaksin INAVAC
Prof Mirni Lamid drh MP, sebagai dekan dari FKH mengawali info session AEE. Dalam pemaparannya, Prof Mirni memperkenalkan FKH sebagai fakultas dengan mahasiswa asing terbanyak di UNAIR dengan berbagai sertifikasi dan akreditasi ternama, seperti BAN-PT, Iktiraf Malaysia, Akreditasi ASEAN, Akreditasi Internasional Eropa, dan Akreditasi LAM PT Kes.
“Dari sertifikasi seperti Iktiraf Malaysia ini, FKH punya banyak mahasiswa dari Malaysia. Selain itu, ada juga banyak mahasiswa dari Pakistan, India, Palestina, hingga Jerman,” katanya. Selain banyaknya mahasiswa asing, Prof Mirni juga mengatakan bahwa banyak mahasiswa FKH yang berangkat ke luar negeri melalui program MBKM hingga outbound.
Dekan FKH itu memaparkan bahwa vaksin COVID-19 bernama INAVAC merupakan besutan UNAIR. “Vaksin COVID buatan UNAIR itu awalnya bernama vaksin merah putih, kemudian oleh Presiden Indonesia diubah menjadi vaksin INAVAC. Dan orang yang memimpin riset untuk vaksin itu adalah dosen dari FKH UNAIR, yakni Prof Dr Fedik Abdul Rantam, PhD,” paparnya.
Lahirkan Ekonom, Akuntan, Pebisnis Syariah, dan Auditor
Senada dengan Prof Mirni, Wakil Dekan FEB UNAIR, Dr Wisnu Wibowo SE MSi turut mempresentasikan keunggulan fakultasnya pada AEE kedelapan. Dalam pemaparannya, Dr Wisnu mengawali dengan menyajikan grafik peringkat dari program-program studi yang ada di FEB UNAIR. Seperti dari indeks QS World University Ranking yang memberikan peringkat 1 untuk jurusan akuntansi, ekonomi, dan ekonomi syariah, serta peringkat 3 untuk bisnis dan manajemen.
![Wakil Dekan FEB UNAIR, Dr Wisnu Wibowo SE MSi](https://unair.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/Screenshot_20250209_221046_YouTube-1024x631.webp)
Kemudian, Dr Wisnu juga memperkenalkan program fast track hingga International Undergraduate Program (IUP). Fast track sendiri memfasilitasi mahasiswa untuk mendapat dua gelar, sarjana dan magister dalam waktu lima tahun. “Kemudian kita juga punya jalur IUP. Ada empat program, yakni economics, management, accounting, dan Islamic economics. Dari sini kalian semua punya peluang untuk double degree,” paparnya. Universitas partner dari IUP ini ada The University of Western Australia, Massey University, Deakin University, dan Saxion University of Applied Science.
Dr Wisnu juga menyajikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan di FEB dan profil-profil alumni dari FEB UNAIR. “Di sini, kami sangat mengapresiasi seluruh kegiatan mulai dari MBKM, ormawa, exchange hingga kompetisi. Jadi, kalau kalian tidak jadi banker, auditor, ekonom, pebisnis, praktisi ekonomi syariah, kalian akan rugi,” ujarnya.
Praktisi Ilmu Sastra dan Sejarah Berprestasi
Pemaparan berikutnya adalah Lina Puryanti SS MHum PhD, selaku wakil dekan 3 dari Fakultas Ilmu Budaya. Lina mengawali pemparanannya dengan program-program studi yang ada di FIB.
“Di sini untuk S1 kita punya empat program studi, yakni ilmu sejarah, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa dan sastra Inggris, serta bahasa dan sastra Jepang. Selain itu, ada dua program studi magister dan satu program doktor. Kemudian, FIB juga memiliki program fast track yang memungkinkan mahasiswa memiliki dua gelar, yakni sarjana dan magister dalam lima tahun,” paparnya.
Wakil Dekan FIB itu kemudian memaparkan tentang prestasi FIB, di antaranya peringkat satu nasional untuk modern languages, peringkat dua linguistik, dan peringkat tiga untuk art and humanities menurut QS World University Ranking. Hal ini sekaligus menekankan kepada peserta bahwa FIB memiliki kualitas yang sangat baik.
Lebih lanjut, Lina menyoroti tentang prospek kerja dari lulusan FIB UNAIR, seperti penulis, editor, wartawan, copy writer, translator, sejarawan, dosen, interpreter, hingga wiraswasta dan PNS. “Selain itu, FIB juga menjadi fakultas yang mahasiswanya menerima beasiswa IISMA terbanyak kedua,” paparnya.
Tidak hanya student mobility, lanjut LIna, mahasiswa FIB juga berprestasi di bidang non-akademik, seperti Joana Adrey yang menjadi Ning Surabaya tahun 2024, Bagas Tri Laksono yang menjadi finalis Cak Surabaya 2024, dan Diva Bulan Permani yang menjadi Duta Lingkungan Jawa Timur 2024.
Alumni yang Mendunia
Prof apt Junaidi Khotib SSi MKes PhD selaku dekan Fakultas Farmasi (FF) juga menyampaikan capaian fakultas yang ia naungi. Khususnya dalam melahirkan alaumni membanggakan. “Fakultas farmasi memiliki lima program studi, mulai dari sarjana, magister, hingga doktor, sehingga, dari S1 hingga S3 semua tersedia di Fakultas Farmasi UNAIR. Dan, seluruh prodi kami memiliki akreditasi unggul karena kami merupakan salah satu fakultas farmasi terbaik di Indonesia,” jelasnya.
“Di sini, FF UNAIR berada pada peringkat 301-350 untuk QS WUR by subject, dan peringkat satu di Indonesia. Kemudian, kami juga menempati peringkat 1 dari Scimago Institution Ranking dan Science Direct. Jadi kalau kita lihat, dari tiga lembaga perankingan internasional, Farmasi UNAIR merupakan fakultas unggul di Indonesia,” papar Dekan FF itu.
Prof Junaidi juga kenalkan Pharmaceutical Industry Hub dan Clinical Pharmacy Hub yang disediakan oleh FF UNAIR. “Hal ini berarti industri–industri farmasi yang ada di Indonesia berkumpulnya ada di Farmasi UNAIR. Begitu pula Clinical Pharmacy Hub, menjadi bagian tempat berkumpulnya para ahli farmasi klinik yang ada di Indonesia untuk memecahkan permasalahan farmasi di Indonesia,” terang Prof Junaidi.
Terakhir, Prof Junaidi menyajikan sebaran dari lulusan FF UNAIR, mulai dari yang ada di Indonesia, maupun yang ada di luar negeri, seperti negara-negara Asia, Eropa, hingga Amerika. “Salah satu alumni FF UNAIR, ada yang menjadi dosen di Harvard University, dan bekerja di Oxford University dan California. Sehingga harapan Saya, dengan bergabungnya kalian dengan FF UNAIR, kalian akan menjadi salah satu yang seperti mereka,” pungkasnya.
Penulis: Febriana Putri Nur Aziizah
Editor: Yulia Rohmawati