Universitas Airlangga Official Website

Hematoma Preputium: Menyerupai Fraktur Penis pada Anak

ilustrasi anak laki-laki (sumber: haibunda)


Meskipun penis yang ereksi memiliki struktur yang relatif kuat, trauma fisik yang cukup keras dapat menyebabkan robekan pada membran yang mengelilinginya, tunica albuginea, yang dikenal sebagai fraktur penis. Fraktur penis sejati ini ditandai dengan rasa sakit hebat, pembengkakan, dan deformitas pada penis. Di sisi lain, terdapat kondisi medis yang lebih jarang namun penting untuk dipertimbangkan, yaitu hematoma preputium.

Hematoma preputium terjadi ketika pendarahan internal terjadi di bawah kulup, kulit yang menutupi ujung penis, tanpa merusak struktur ereksi. Kondisi ini dapat menyerupai gejala fraktur penis, sehingga penting untuk memahami perbedaannya agar diagnosis dan penanganan yang tepat dapat dilakukan
Fraktur penis sejati terjadi ketika tunica albuginea, membran keras di sekitar corpora cavernosa (ruang ereksi), robek akibat benturan keras pada penis yang ereksi.

Di sisi lain, fraktur penis palsu, meskipun jarang terjadi, disebabkan oleh pendarahan internal di dalam jaringan lunak penis, tanpa merusak ruang ereksi itu sendiri. Pendarahan ini dapat disebabkan oleh pecahnya vena dorsal superfisial atau dalam, arteri dorsal, atau bahkan dari pembuluh darah yang lebih kecil di dalam fasia dartos (lapisan otot dan jaringan ikat). Untungnya, fraktur penis palsu jarang terjadi, hanya memengaruhi sekitar 5% kasus yang awalnya dianggap sebagai fraktur sejati yang memerlukan operasi. Namun, penting untuk mempertimbangkan kemungkinan ini saat mendiagnosis dugaan fraktur penis.

Sebuah artikel menarik menjelaskan kasus seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang datang ke ruang gawat darurat dengan penis yang bengkak dan nyeri. Rasa sakit dimulai sehari sebelumnya ketika dia jatuh tertelungkup dan teman-temannya secara tidak sengaja mendarat di atasnya. Nyeri semakin parah saat penis disentuh, dan buang air kecil terasa sakit, meskipun dia masih bisa buang air kecil. Tidak ada darah yang keluar dari penis.

Saat pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital anak laki-laki normal. Penisnya bengkak, merah, dan lunak saat disentuh. Testisnya normal di kedua sisi. Kemudian dilakukan serangkaian pemeriksaan tes darah lengkap dan direncanakan operasi darurat untuk mengeksplorasi penis. Saat operasi, ditemukan bahwa ruang ereksi utuh, tidak ada fraktur, dan satu-satunya masalah adalah hematoma di bawah kulup (hemorrhage preputium). Operasi berhasil, dan sebulan kemudian, anak laki-laki itu tidak memiliki keluhan dan dapat ereksi.

Membedakan fraktur penis sejati dan palsu bisa menjadi tantangan, baik bagi dokter saat pemeriksaan maupun dengan tes pencitraan. Dalam kedua kasus, operasi darurat diperlukan untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Jadi, meskipun jarang terjadi, dokter harus mempertimbangkan kemungkinan hematoma saat mengevaluasi potensi fraktur penis. Kabar baiknya adalah fraktur penis palsu cenderung memiliki hasil jangka panjang yang sangat baik.

Penulis: Prof. Dr. Soetojo

Informasi detail dari tulisan ini dapat dilihat di:
Wirjopranoto, S., 2024. Penile hematoma mimicking penile fracture in a child. Asian J Surg 47, 2522–2523. https://doi.org/10.1016/J.ASJSUR.2024.02.045