UNAIR NEWS – Program studi kedokteran hewan SIKIA UNAIR terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswanya. Himpunan mahasiswa kedokteran hewan SIKIA UNAIR mengambil peran dalam mendukung tujuan tersebut melalui kegiatan kuliah tamu gangguan reproduksi sapi perah. Kegiatan itu diselenggarakan pada Sabtu (12/11/2022) melalui platform Zoom meeting.
Grace Pebrianti selaku ketua pelaksana menyampaikan, kegiatan ini merupakan program kerja HKMH yang wajib dilakukan setiap bulannya. Kegiatan bertajuk Reproduction disorder in dairy cows itu dilatarbelakangi oleh tuntutan mahasiswa dalam menyeimbangkan kemampuan hardskill dan softskill serta kepekaan sebagai dokter hewan yang optimal.
Kuliah tamu tersebut menghadirkan alumni kedokteran hewan angkatan 2015 SIKIA UNAIR. Di samping meningkatkan pengalaman mahasiswa melalui pembelajaran, kegiatan ini juga menjadi wadah silaturahmi bersama alumni.
“Narasumber hebat memberikan banyak insight pada mahasiswa kedokteran hewan SIKIA. Pembahasan tersebut disampaikan dalam beberapa outline yaitu defenisi kasus, penyebab gangguan reproduksi, dan upaya pencegahannya,” ucap mahasiswa asal Medan tersebut.
Gangguan Reproduksi Sapi Perah
Dalam webinar itu, drh Fakih Maulana menyampaikan bahwa gangguan reproduksi adalah penyakit yang melibatkan sistem reproduksi, termasuk infeksi saluran reproduksi, kelainan bawaan, kanker reproduksi, dan disfungsi seksual.
“Gangguan reproduksi ini dapat dilihat dari tingginya service per conception (S/C), panjangnya calving interval (CI), dan rendahnya angka kelahiran,” ucapnya.
Dikatakan Fakih, faktor yang menyebabkan gangguan tersebut di antaranya:
- Cacat anatomi saluran reproduksi yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu cacat kongenital pada ovarium dan cacat perolehan pada ovarium.
- Gangguan fungsional yang meliputi kista ovarium, subestrus dan birahi tenang, anestrus, dan obulasi tertunda.
- Kesalahan manajemen dalam penyediaan nutrisi yang berdampak pada perkembangan ovarium.
- Infeksi organ reproduksi yang meliputi infeksi spesifik dan non spesifik.
Narasumber yang merupakan alumnus FKH SIKIA UNAIR tersebut menambahkan, “Gangguan ini dapat diantisipasi dengan memperhatikan beberapa faktor, di antaranya seleksi genetik yang baik, manajemen pakan yang optimal, manajemen imunisasi ternak, dan penanganan permasalahan reproduksi secara tepat”.
“Melalui kegiatan ini saya berharap dapat menambah pengalaman dan ilmu teman-teman mahasiswa khususnya dalam penanganan sapi perah. Selain itu, saya juga berharap dapat menjalin silaturahmi dan koneksi yang optimal bersama teman-teman mahasiswa seterusnya,” imbuh Fakih di akhir pemaparan. (*)
Penulis: Afan Alfayad
Editor: Binti Q. Masruroh