Universitas Airlangga Official Website

Hipertensi Remaja dan Ambang Rasa Asin, Apakah Berhubungan?

Manusia melewati beberapa fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, salah satunya adalah masa remaja. Berdasarkan Permenkes RI (2005), kategori remaja mencakup individu yang berusia 10 – 18 tahun dan jumlahnya mencapai hampir 19% dari total penduduk di Indonesia tahun 2021. Permasalahan kesehatan utama pada remaja adalah kondisi malnutrisi termasuk gizi lebih yang berkaitan erat dengan gaya hidup. Masalah kesehatan pada suatu individu dapat menyebabkan komplikasi, seperti obesitas sentral yang merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi.

Hipertensi dapat diartikan sebagai keadaan dimana tekanan darah yang terus-menerus melebihi angka normal, yaitu 120/80 mmHg. Dalam penelitian di salah satu SMA Jakarta, sebanyak 15,5% remaja tergolong dalam hipertensi dengan persentase remaja laki-laki yang tergolong hipertensi lebih tinggi dibandingkan remaja perempuan. Hal ini menjadi kekhawatiran karena tekanan darah tinggi pada masa muda dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi ketika dewasa. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan darah adalah faktor genetik, jenis kelamin, IMT (Indeks Massa Tubuh) berlebih, aktivitas fisik, dan asupan garam.

Garam memiliki ciri khas rasa asin di lidah. Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi atau dengan rasa asin yang cukup pekat dapat mempengaruhi kepekaan lidah terhadap cita rasa asin. Semakin rendah rasa peka seseorang terhadap rasa asin, semakin meningkatkan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan tinggi garam. Tes ambang rasa dilakukan untuk mengetahui kadar garam terendah yang dapat dirasakan oleh lidah para remaja yang selanjutnya dihubungkan dengan kejadian hipertensi.

Penelitian ini menguji ambang rasa asin pada 97 remaja di Surabaya dan hasilnya terbagi dalam dua kategori, yaitu normal dan tinggi. Hasilnya menunjukkan sebanyak 15,5% remaja yang termasuk dalam kategori ambang rasa asin tinggi dan baru bisa merasakan asin pada larutan dengan konsentrasi garam 5,84 g/L atau lebih tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi indera pengecapan adalah usia, jenis kelamin, suhu makanan, kelainan indera pengecap, dan kebiasaan merokok.

Hipertensi pada remaja dalam studi ini diukur dengan alat tensimeter dan dilakukan sebanyak 3 kali dalam posisi duduk tegap. Tekanan darah remaja dapat dikatakan normal ketika berada

dibawah angka 120/80 mmHg, dan dikategorikan sebagai hipertensi ketika berada diatas angka normal. Hasil remaja yang termasuk kategori hipertensi adalah 22,9% remaja laki-laki dan 8,2% remaja perempuan.

Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara ambang rasa asin dengan hipertensi pada remaja laki-laki, namun tidak terdapat hubungan signifikan pada remaja perempuan. Adanya hubungan tersebut dapat menjadi fokus utama dalam pencegahan hipertensi pada masa dewasa dan meningkatkan kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat.

Penulis: Qayra Syifadhiya, S.Gz dan Farapti, dr., M. Gizi

Informasi lebih lengkap mengenai penelitian ini dapat diakses pada: https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/39477

Syifadhiya, Q., & Farapti, F. (2023) Association between Salty Taste Threshold and Hypertension among Adolescents in Surabaya: Hubungan Ambang Rasa Asin dengan Kejadian Hipertensi pada Remaja di Surabaya. Amerta Nutrition, 7(4), 487-493. https://doi.org/10.20473/amnt.v7i4.2023.487-493