Uniar News – Gigi impaksi adalah gigi yang gagal tumbuh ke dalam rongga mulut dalam waktu tertentu. Gangguan neurologis adalah penyakit pada sistem saraf pusat yang terjadi karena cedera pada otak, sumsum tulang belakang, atau saraf. Gigi impaksi dapat memberikan tekanan yang terus-menerus pada ujung saraf dan menyebabkan rasa sakit berupa sakit kepala yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Pada populasi dengan gigi impaksi, 53,33% mengeluhkan sakit kepala yang cukup mengganggu dan 13,33% dari sampel mengeluhkan sakit kepala yang mengganggu aktivitasnya.
Gigi impaksi dapat terkait dengan gangguan neurologis seperti neuralgia dan cephalgia karena tekanan yang terus-menerus pada ujung saraf yang bersentuhan dengannya. Gigi impaksi dapat terkait dengan gangguan neurologis seperti neuralgia dan cephalgia. Gejala umumnya antara lain adalah peradangan atau pembengkakan pada daerah sekitar rahang dan kemerahan pada gingiva, resorpsi pada gigi yang berdekatan, kista, rasa sakit di sekitar gingiva atau rahang.
Pada artikel ini dijelaskan bahwa neuralgia yang paling sering terjadi adalah neuralgia trigeminal dengan prevalensi 4,3 kasus per 100.000 populasi. Neuralgia lebih sering terjadi pada sisi kanan wajah daripada sisi kiri dengan perbandingan 1,5:1. Selain neuralgia, gejala nyeri yang sering terasa adalah cephalgmuncul pada kasus neurologis. Hubungan antara rasa sakit dan gigi impaksi mungkin berasal dari sistem neurologis pada area wajah dan kepala yang saling berhubungan satu sama lain. Pada sebuah penelitian, terdapat sekitar 25,86% sampel dari populasi yang memiliki gigi impaksi mengalami cephalgia. Gigi impaksi dapat memberikan tekanan yang terus-menerus pada ujung saraf yang bersentuhan dengannya dan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit yang terasa dapat menurunkan kualitas hidup pasien karena rasa sakit yang tidak nyaman.
Laporan kasus
Pada artikel ini terdapat laporan kasus mengenai hubungan antara keluhan sakit kepala dengan adanya gigi impaksi. Pada laporan kasus milik Iswanto pada tahun 2015, seorang pasien berusia 12 tahun datang ke Rumah Sakit Umum dengan keluhan utama sakit kepala sebelah kiri terus menerus. Setelah pemeriksaan klinis, ternyata semua gigi permanen pasien telah tumbuh kecuali gigi taring kiri atas yang masih berupa gigi sulung. Setelah pemeriksaan palpasi, terasa adanya tonjolan yang tajam ke arah tengkorak di bawah ala nasi. Pada pemeriksaan radiografi, terlihat bahwa impaksi berada dalam posisi terbalik atau mahkota gigi terbalik ke arah kranial. Setelah proses odontektomi, sakit kepala menghilang.Â
Kasus kedua yakni Pada laporan kasus milik Tammama pada tahun 2018, seorang pasien berusia 23 tahun mengeluhkan sering sakit kepala sejak sekitar 5 tahun yang lalu, rasa sakit terasa pada daerah pelipis kiri pasien. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada rahang atas sebelah kiri. Setelah pemeriksaan klinis dan radiografi ternyata pasien mengalami impaksi gigi rahang atas M2 kanan dan kiri dan keduanya dalam posisi kelas III C horizontal dengan mahkota berada di distal. Pasien didiagnosis dengan neuralgia akibat impaksi gigi molar kedua rahang atas kiri. Setelah proses odontektomi, sakit kepala menghilang dan tidak pernah muncul kembali.
Gigi Molar
Dalam artikel ini juga menjelaskan bahwa sakit kepala terjadi karena gigi molar dua kiri atas menekan berbagai ujung saraf yang bersentuhan dengannya secara terus-menerus sehingga menyebabkan nyeri tekan pada daerah ruang depan dan nyeri pada temporal kiri. Dari semua gigi yang dapat mengalami impaksi, gigi molar tiga menduduki peringkat pertama sebagai yang paling sering mengalami impaksi. 13 penelitian lain yang mendukung penelitian milik Fitri pada tahun 2016, menyebutkan bahwa sebanyak 25,86% dari total 58 sampel yang mengalami impaksi mengalami cephalgia atau sakit kepala. Penulis menyebutkan bahwa cephalgia terjadi karena ada tekanan pada saraf yang teralihkan ke beberapa bagian saraf kelima atau yang beranastomosis dengan saraf kelima atau saraf trigeminal.
Kesimpulan dari artkel ini adalah bahwa gigi impaksi dengan posisi impaksi total dapat menyebabkan munculnya gejala neurologis. Gangguan neurologis yang berhubungan dengan gigi impaksi adalah cephalgia dan neuralgia. Terjadinya cephalgia karena adanya mekanisme nyeri dari lokasi asal rangsangan nyeri yang sebenarnya. Sementara untuk neuralgia tidak diketahui secara pasti untuk mekanismenya.Â
Penulis
Indra Mulyawan1, Andra Rizqiawan1, Leanita Berliani2, Secha Amelia2, Muhammad Abdul Mukti2.
1. Department of Oral and Maxillofacial Surgery, Faculty of Dental Medicine, Airlangga University, Surabaya, Indonesia.
2. Undergraduate Student, Faculty of Dental Medicine, Airlangga University, Surabaya, Indonesia.
Corresponding author : Indra Mulyawan ; Department of Oral and Maxillofacial Surgery, Faculty of Dental Medicine ; Airlangga University ; Mayjend. Prof. Dr. Moestopo Street No. 47, Surabaya 60132, Indonesia ; E-mail: indramulyawan@fkg.unair.ac.id ; secha.amelia-2020@fkg.unair.ac.id
Informasi detail dari laporan kasus ini terdapat pada tulisan kami di :
Indra Mulyawan, Andra Rizqiawan, Leanita Berliani, Secha Amelia, Muhammad Abdul Mukti. Department of Oral and Maxillofacial Surgery, Faculty of Dental Medicine, Airlangga University, Surabaya, Indonesia. Journal of International Dental and Medical Research. Vol. 16 No 4 Tahun 2023
BACA JUGA: Teknologi Nano-MGO dalam Penyisihan Zat Warna Kristal Violet pada Air Limbah Industri Tekstil