Universitas Airlangga Official Website

Hubungan Antara Penyakit Jantung Bawaan Dewasa dan Gangguan Psikologis

Foto by Anlene

Salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum adalah penyakit jantung bawaan (PJK) dan penyakit jantung bawaan dewasa / Adult Congenital Heart Disease (ACHD) atau PJK pada pasien dewasa. Efek kronis dari penyakit, pembedahan, dan rawat inap pada tahap kehidupan tertentu dapat berdampak signifikan pada psikologi pasien dan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan PJK dengan gangguan psikologis pada pasien ACHD di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RS Akademik Dr. Soetomo.

Diagnosis dan pengobatan PJK telah mengalami kemajuan luar biasa dalam 60 tahun terakhir, khususnya yang berkaitan dengan penyakit jantung coroner diagnosis dini dan kemajuan dalam bedah jantung dan kardiologi intervensi. Kemajuan ini telah memperpanjang kelangsungan hidup pasien dengan PJK tidak seperti sebelumnya, bahkan pada pasien PJK dengan lesi yang paling kompleks. Lebih dari 90% dari semua anak yang lahir dengan PJK mencapai usia dewasa. Meskipun telah ada kemajuan yang signifikan dalam diagnosis PJK dan pengobatan, intervensi yang dilakukan lebih bersifat paliatif daripada kuratif, yang menyebabkan pasien sering mengalaminya komplikasi akhir, terutama di masa dewasa.

Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional studi analitik observasional. Teknik pengambilan sampel berturut-turut digunakan dengan rumus koefisien korelasi untuk menentukan jumlah sampel minimal, yang menghasilkan minimal 36 pasien. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-square dan Tepat Fisher. Data demografi penelitian diperoleh dari Rekam Medis Poliklinik Kongenital Terpadu Pusat Pelayanan Jantung, RS Akademik Dr. Soetomo dan pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah diwawancarai menggunakan Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI ICD-10).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan mental pasien adalah agama. Pasien yang memiliki keyakinan agama mempunyai tingkat ketahanan yang lebih tinggi, QoL fisik, dan QoL lingkungan. Pasien yang sepenuhnya memahami penyakit mereka memiliki lebih tinggi skor QoL lingkungan. Seperti kesehatan psikososial: keluarga, agama, pemahaman tentang penyakit seseorang, serta social.

Pada penelitian ini, sebagian besar pasien ACHD di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo ditemukan pada rentang usia 18-40 tahun (81,6%) dan paling sedikit pada rentang usia > 60 tahun (5,3%), terbanyak adalah perempuan (76,3%) dan lebih sedikit pada laki-laki (23,7%). Jenis diagnosis PJK yang dialami sebagian besar pasien di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RS Akademik Dr. Soetomo memiliki Atrial Septal Defect (ASD) (68,4%) dan paling sedikit jenis Koarktasio Aorta (CoA) (2,6%) dan Pulmonary Stenosis (PS) (2,6%). Terapi yang paling umum untuk ACHD pasien di Pusat Pelayanan Jantung Terpadu RS Akademik Dr. Soetomo hanya bersifat medis (pengobatan) dan intervensi bedah tanpa obat paling sedikit. Banyak pasien tidak mengalami psikologis gangguan. Gangguan psikologis yang paling umum: gangguan kecemasan umum (5,3%) dan gangguan panik (5,3%), dan paling sedikit: gangguan depresi berulang, agorafobia, dan gangguan obsesif-kompulsif (2,6%). Disimpulkan bahwa Pasien ACHD dengan berbagai jenis PJK tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan psikologis di Jantung Terpadu Pusat Pelayanan, Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo.

Penulis : Saskia Intandivanty Kamalia Anggikaa, Andriantob, Erikavitri Yuliantic, Nining Febriyanac*

Link : https://ijrp.org/paper-detail/4196