Universitas Airlangga Official Website

Hubungan antara Resistensi Insulin dengan Aktivitas Penyakit pada Artritis Psoriasis

Foto by KlikDokter

Artritis psoriasis adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh peradangan pada sendi dan kulit. Meskipun artritis psoriasis sering dikaitkan dengan manifestasi kulit dan sendi, penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara PsA dan gangguan metabolik, termasuk resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik terhadap insulin, hormon yang mengatur metabolisme glukosa. Resistensi insulin telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan komplikasi metabolik lainnya.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap hubungan antara resistensi insulin dan aktivitas penyakit pada pasien PsA. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi potong lintang dengan melibatkan pasien artritis psoriasis yang diklasifikasikan menggunakan kriteria Classification Criteria for Artritis Psoriasis (CASPAR). Aktivitas penyakit diukur menggunakan skor Disease Activity in Artritis Psoriasis (DAPSA). Resistensi insulin diidentifikasi dengan menggunakan indeks Homeostatic Model Assessment of Insulin Resistance (HOMA-IR), di mana nilai >2.5 mengindikasikan adanya resistensi insulin.

Dari populasi pasien artritis psoriasis yang terlibat dalam penelitian ini, ditemukan hubungan yang kuat dan positif antara aktivitas penyakit dan resistensi insulin. Analisis statistik menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara skor DAPSA dan HOMA-IR (r = .768, P = .000). Artinya, semakin tinggi aktivitas penyakit pada pasien PsA, semakin tinggi juga tingkat resistensi insulin yang terjadi.

Selain hubungan antara aktivitas penyakit dan resistensi insulin, penelitian ini juga melihat variasi dalam skor DAPSA dan nilai HOMA-IR pada berbagai fenotipe artritis psoriasis. Fenotipe artritis psoriasis mengacu pada jenis dan pola gejala penyakit yang muncul pada setiap individu. Dalam penelitian ini, fenotipe PsA ditentukan menggunakan klasifikasi Moll dan Wright. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam skor DAPSA dan nilai HOMA-IR antar fenotipe artritis psoriasis. Poliartritis simetris, di mana banyak sendi terlibat dengan peradangan yang merata, memiliki skor DAPSA tertinggi (rata-rata 21.55 ± 3.50) dan nilai HOMA-IR tertinggi (rata-rata 2.913 ± .5392). Sementara itu, fenotipe oligoartritis asimetris, di mana hanya beberapa sendi yang terlibat, meskipun menjadi fenotipe paling umum, menunjukkan skor DAPSA dan nilai HOMA-IR yang lebih rendah dibandingkan fenotipe lainnya.

Temuan ini memiliki implikasi penting dalam pengelolaan dan perawatan jangka panjang pasien artritis psoriasis. Hubungan antara aktivitas penyakit dan resistensi insulin menunjukkan bahwa pengendalian aktivitas penyakit yang baik juga dapat berdampak positif pada pengendalian resistensi insulin. Pengendalian resistensi insulin menjadi penting karena dapat membantu mencegah perkembangan komplikasi metabolik pada pasien artritis psoriasis, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, pemahaman mengenai perbedaan dalam skor DAPSA dan nilai HOMA-IR antara fenotipe artritis psoriasis dapat membantu dokter dalam merencanakan strategi pengobatan yang lebih tepat dan spesifik sesuai dengan karakteristik penyakit pada masing-masing individu.

Studi ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman lebih lanjut tentang PsA dan hubungannya dengan resistensi insulin. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menggali lebih dalam mekanisme yang mendasari hubungan antara aktivitas penyakit, resistensi insulin, dan fenotipe PsA. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang hubungan ini, diharapkan para dokter dan ahli reumatologi dapat memberikan pendekatan yang lebih efektif dalam pengelolaan PsA dan mencegah komplikasi metabolik yang terkait.

Peningkatan kesadaran mengenai hubungan antara PsA, aktivitas penyakit, dan resistensi insulin juga penting bagi masyarakat umum. Pasien PsA dan orang-orang yang memiliki faktor risiko metabolik perlu mengetahui pentingnya pengendalian aktivitas penyakit dan resistensi insulin serta menjalani gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko komplikasi. Melalui pendidikan dan informasi yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan perhatian terhadap PsA serta upaya pencegahan dan pengelolaan yang tepat.

Dalam kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas penyakit dan resistensi insulin pada pasien PsA. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pengendalian aktivitas penyakit dalam pengelolaan jangka panjang PsA dan memberikan perhatian lebih pada resistensi insulin. Dengan pengetahuan ini, diharapkan perawatan dan manajemen PsA dapat ditingkatkan, membantu pasien menghadapi masa depan dengan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Penulis : Dr. dr. Yuliasih, SpPD-KR

Laman: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/24755303231180508

Judul: Correlation Between Insulin Resistance and Artritis Psoriasis Disease Activity: A Cross-Sectional Study

DOI:  https://doi.org/10.1177/24755303231180508